Friday, August 28, 2015

Traveling VS Nasionalisme

Sahabats pernah nggak dinyinyirin karena posting foto di luar negeri? Pernah nggak dibilang nggak nasionalis hanya lebih memilih traveling keluar negeri daripada negeri sendiri? Sempet beberapa kali membaca thread di sosmed tentang ini. Dengan mudahnya tuduhan nggak nasionalis itu dilemparkan ke orang-orang yang “pamer” foto overseas traveling mereka yang kemudian dibales dengan komentar, “sirik tanda tak mampu.”


Jujur aku paling males nanggepin war nggak penting macam ini. Semua orang punya pertimbangannya masing-masing. Aku memang belum banyak traveling keluar negeri sih tapi kalau insyaallah ada kesempatan aku nggak bakalan nolak? Untuk menjawab kekisruhan ini, mari kita coba berpikiran terbuka. Katanya, membuka pikiran itu membuat kita menghormati pilihan orang lain.

Borobudur ... cuma ada di Indonesia kan :)
Borobudur … cuma ada di Indonesia kan 🙂

Kalian sadar nggak sih seberapa besar Indonesia itu??
Duhai para manusia yang hobby nyinyir diluar sana, tahu nggak sih berapa sesungguhnya luas Indonesia? Butuh berapa tahun untuk keliling Indonesia? Berapa banyak duit yang harus kita keluarkan, apalagi harga tiket pesawat tujuan domestik seringkali lebih mahal dari tujuan internasional. Dengan uang 2 juta kita udah bisa bolak-balik ke Singapore atau Malaysia tapi untuk Jakarta – Banda Aceh pp segitu belum tentu cukup. Iya .. setiap mudik ke Aceh per orang bisa hampir 2 jutaan. Itu baru satu tujuan gimana kalau seluruh Indonesia?? Kapan nyicil rumah?? 😛

Kadang suka nggak habis pikir sih sama pemerintah Indonesia, bilangnya mau mempromosikan wisata Indonesia tapi harga tiket suka nggak kira-kira. Katanya suruh cinta produk Indonesia tapi mau beli kain tenun Lombok aja modalnya 1 bulan gaji?? Aku nggak mau menyalahkan pemerintah sepenuhnya sih, mungkin mereka punya pertimbangan lain. Buatku sih Indonesia itu terlalu indah untuk dinikmati hanya dalam layar kaca (TV). Pemerintah sudah selayaknya mengutamakan rakyatnya dulu. Ketika mereka sudah menyaksikan sendiri keindahan Indonesia insyaallah rasa cinta itu akan semakin dalam dan kita pun makin semangat kerja, cari duit, biar bisa traveling lagi. 🙂

kain khas Lombok ini harganya sama seperti tiket jakarta-singapore pp lho, pilih mana hayo??
kain khas Lombok ini harganya sama seperti tiket jakarta-singapore pp lho, pilih mana hayo??

Nasionalisme dan traveling buatku nggak ada hubungannya. Rasa nasionalisme itu nggak sesempit tas ransel untuk disangkut-sangkutkan dengan traveling. Justru perjalanan keluar negeri itu membantu aku memahami banyak hal. Dari luar, aku menemukan begitu banyak hal yang harus disyukuri sekaligus diperbaiki dari Indonesia. Dari luar aku menemukan cara pikir baru.

Vancouver.. beberapa tahun lalu
Vancouver.. beberapa tahun lalu

Get out of the box and see it in a different angle
Sebelum traveling keluar aku selalu beranggapan negara lain itu pasti keren dan menyesali kenapa sih Indonesia nggak bisa begitu? Satu contoh aja jargon “Malaysia Trully Asia” itu udah dikenal jutaan orang dan terbukti berhasil medatangkan banyak turis. Aku salah satunya yang penasaran gimana Malaysia ngaku-ngaku trully Asia padahal Indonesia sejuta kali jauh lebih baik. Dalam perjalanan darat dari Johor-KL dengan kereta api, kami melihat kota-kota kecil yang belum tersentuh modernisme. Ayah dan ibu yang menyuapi anaknya sambil melihat kereta lewat, rumah-rumah tua, sapi yang merumput dengan santainya di pinggir stasiun. Pernah liat pemandangan ini dimana ya?? Nggak mau sebut merk ah.. Ternyata dibalik hingar bingar dan gemerlapnya KL masih ada lo beberapa sudut di Malaysia yang belum tersentuh pemerintah.

Bagaimana mungkin negara sekecil itu bisa bikin penasaran orang seluruh dunia dengan jargonnya yang oke banget itu. Satu hal, mereka mau belajar. Mereka memanfaatkan sedikit sumber daya yang mereka punya, mengembangkan, mempromosikan, dan menjaga?? Kita?? Apa yang kita lakukan?? Mungkin Indonesia terlalu pede dengan sumber dayanya tapi sayangnya kita lupa menjaga. Long weekend berarti kerja ekstra berat untuk para petugas kebersihan. Sampah betebaran dimana-mana, vandalisme, bahkan ada yang foto sambil bawa edelweis dan kertas dengan special messages yang setelah itu dibuang begitu aja dengan polosnya. Hello …. ???!!!???

jalanan Singapore yang teratur
jalanan Singapore yang teratur

 

suasana saat kami naik MRT
suasana saat kami naik MRT

Hanya selemparan batu dari Indonesia itu ada negara mini tapi seluruh dunia mengakui kehebatannya. Negara yang super bersih dan tingkat kedisiplinannya tinggi. Orang mematuhi aturan lalu lintas dan saling menghargai satu sama lain. Malam itu waktu kami naik MRT ada bapak tua yang rela memberikan kursinya. Inget nggak waktu kita pura-pura nggak liat ada ibu hamil pas naik bis? Dan anehnya ketika kejebah macet kita cuma nyalahin pemerintah. Kita sendiri udah tertib lalu lintas belum?? Udah disiplin belum?? Jangan nunggu perubahan datang dong, mulai dari diri sendiri.

Tahu nggak sih kamu masih banyak orang yang beranggapan Indonesia itu Bali. Serius lho ini masih sering terjadi. Waktu aku ke Canada sempet ngobrol dengan turis Prancis yang mengira Indonesia itu bagian dari Bali. Gubraakk!!! Daripada nyinyir yuk kita bantuin pemerintah mempromosikan Indonesia. Ceritakan pada dunia keindahan Indonesia. Bukan cuma Bali, ada Aceh, Padang, Belitung, Banyuwangi, Flores, Bima, Maratua, Raja Ampat, you name it lah sir… we have them all. Menurut para pakar komunikasi cara terbaik mempromosikan sesuatu adalah words of mouth. Saling bercerita. Sampaikan pada dunia keindahan Indonesia meskipun hanya satu ayat eh satu pulau. 😛

Indonesia itu indah :)
Indonesia itu indah 🙂

 

birunya laut di pulau Lnegkuas Belitung dari balik jendela mercusuar
birunya laut di pulau Lnegkuas Belitung dari balik jendela mercusuar

Sebagai travel blogger tanggung jawab itu jadi berlipat ganda rasanya. Sekarang jaman serba internet, words of mouth berubah menjadi words of blogs. Semakin banyak cerita indah Indonesia di dunia maya semakin banyak orang berdatangan untuk membuktikan keindahannya di dunia nyata. Travel blogger harus bisa jadi corong informasi bahkan ujung tombaknya promosi Indonesia. Indonesia needs us …. desperatelly.

Sebagai ibu sudah sejak bayi aku mengenalkan Indonesia pada Nadia. Biarlah Nadia melihat dengan matanya, disamping segala masalah dan kekisruhan nggak penting itu masih banyak yang bisa disyukuri dari Indonesia. Keberagaman bahasa, budaya, kecantikan alam yang tanpa tanding, kebebasan beragama. Semoga kelak ketika Nadia besar nanti dia bisa meneruskan cerita indah ini pada dunia.

arung jeram di sungai Progo, Magelang
arung jeram di sungai Progo, Magelang

Butuh perjalanan ribuan kilo untukku menyadari kalau nggak ada masakan yang paling enak selain masakan Indonesia. Tendangan rasa pedas dan rempahnya yang kaya itu … jauh deh dibandingin masakan Korea yang anyep atau Western food yang bumbunya merrica dan garem tok. 😛 Dan butuh bantuan kita (termasuk blogger) untuk mengenalkan masakan Indonesia ini pada dunia. Bukan Cuma cbakso dan nasgor lho pak Obama … Indonessia punya Mie Aceh, mie Celor, sego mangut, coto Makassar, bubur Manado, papeda, dan buanyak lagi.

Jangan ngaku nasionalis deh kalau kita belum menginjakkan kaki keluar negeri. Coba lihat Indonesia dari luar dan kita akan lihat betapa cantik dan hijaunya negeri kita. tapi kita juga tahu apa yang harus kita perbaiki dan kita tingkatkan supaya Indonesia kembali dikenal diluar sono. Cinta itu nggak sekedar kata, tapi butuh tindakan nyata. Jadi mana Indonesiamu sahabats?

Wego17an_Aug142015-NewLink

Tulisan ini disertakan dalam lomba ‘jalan-jalan nasionalisme’ yang diadakan Travel On Wego Indonesia”

No comments:

Post a Comment

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...