Thursday, September 10, 2015

Family Backpacking ke Lombok, Emang Bisa??

“Lombok? Wuedan sampeyan iku. Liburan ke Lombok iku mahal.”
Dengan logat Suroboyoan yang kental seorang teman menanggapi ceritaku yang berencana backpackingan ke Lombok. Kebayakan orang bilang Lombok itu destinasi liburannya orang berduit. Lihat aja bule yang berseliweran disana, itu menegaskan kalo semua tarif di Lombok pasti disesuaikan dengan kantong para bule yang pastinya jauh dari kantong kami. Tapi aku mah nekad aja. Seperti kebayakan rencana travelingku yang memang selalu nekad. Nunggu tabungan penuh, keburu tua. Jadi bismilah aja, berbekal rasa nekad dan tekad yang besar kami tetap keukeh family backpacking ke Lombok.


Lombok sudah jadi destinasi incaranku sejak dulu. Gegaranya adalah salah seorang sahabat kami semasa kuliah dulu yang asli Lombok nggak pernah bosan pamer keindahan kampung halamannya, setiap pulang selalu ada cerita dan foto-foto yang bikin tingkat penasaranku naik sampai level Dewa. Rasa penasaran ini harus segera dituntaskan dan kami harus segera ke Lombok. Buatku cukup sekali melihat dengan mata kepala daripada hanya mendengar berkali-kali tentang keindahan Lombok.

Setelah browsing  ternyata banyak cara murah dan asyik menuju Lombok. Jadi kalau ada yang bilang liburan ke Lombok itu mahal, berarti mereka kudet. 😛 Rupanya beberapa alternatif yang bisa kita gunakan, semuanya tergantung budget yang sudah dianggarkan.

Nadia .. ready to explore Lombok :)
Nadia .. ready to explore Lombok 🙂

Jalur Darat + Laut
Kita bisa menempuh jalur darat dengan kereta api. Dari Jakarta kita bisa menggunakan kereta api menuju Surabaya. Kereta api ekonomi sekarang murah dan cukup nyaman kok. Tarifnya berkisar antara Rp. 65.000 – Rp 100.000, tergantung season ya. Dari Surabaya lanjutkan perjalanan masih dengan kereta menuju Banyuwangi, kali ini cukup bayar Rp. 40.000. Keluar stasiun Banyuwangi, jalan beberapa menit saja dan sampailah kita di pelabuhan Ketapang. Lanjutkan perjalanan dari Pelabuhan Ketapan, Banyuwangi dengan menggunakan fery ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, modalnya Cuma Rp. 6.000 aja. Begitu mendarat di Bali segera cari bus menuju Pelabuhan Padang Bai (tarifnya sekitar Rp. 45.000), lalu lanjutkan perjalanan dengan fery untuk menyeberang ke Pelabuhan Lembar, Lombok. Nggak perlu khawatir tertinggal karena fery ini berangkat setiap 30 menit sekali. Tarifnya Rp. 55.000/orang dengan waktu tempuh 4 jam.

Kalau kami berangkat dari Surabaya biaya transportasi menuju Lombok hanya Rp. 146.000/orang. Karena kami bertiga berarti ingkosnya Rp. 438.000. Wuuiihhh… hati langsung ketar-ketir karena bahagia. Oke problem solved. Saatnya booking tiket kereta. 🙂

duet mautnya Lombok yg harus dicoba, plecing kangkung dan ayam Taliwang
duet mautnya Lombok yg harus dicoba, plecing kangkung dan ayam Taliwang

Jalur Udara
Memilih jalur udara memang cara yang paling praktis dan nyaman, tapi memang butuh dana lebih besar. Dalam proses booking kereta, aku iseng ngecek tiket pesawat dan subhanallah aku menemukan tiket promo Citilink Surabaya – Lombok seharga Rp.400.000 (waktu itu Citilink masih free airport tax). OMG …. ini mah berkah banget. Siapa bilang tiket promo ke Lombok nggak ada, nih buktinya kami dapet. Setelah diskusi lagi sama suami, akhirnya kami putuskan ambil jalur udara aja deh. Untuk menghemat waktu perjalanan dan bisa lebih puas mengeksplor Lombok. Apalagi kami bawa Nadia yang waktu itu masih 5 tahun. Memang sih jatuhnya lebih mahal tapi kami ingin perjalanan ini tetap nyaman untuknya. Okesip… tiket di issued untuk keberangkatan 5 bulan ke depan. Sementara itu ada sisa waktu merencanakan itinerary sambil nabung untuk pengeluaran lainnya.

me and my backpack went to Gili Trawangan
me and my backpack went to Gili Trawangan

Lombok ….. here we comeeeeeeee………………….. 🙂 🙂 🙂

Hari itupun datang juga. Pagi buta kami sudah shalat Subuh dan duduk manis di Bandara Juanda menanti Citilink yang akan membawa kami ke destinasi impian, Lombok. Tepat jam 07.00 WITA kami sudah mendarat di BIL (Bandara Internasional Lombok) dengan selamat. Seorang teman menunggu kami diluar BIL. sebelum melanjutkan perjalanan kami sarapan dengan menu khas Lombok, nasi campur 3A (abon, ayam, antab) dengan sambel yang pedes gilaa. Menu sarapan yang bikin melek deh. Perut kenyang dan mobil mas Yamin mengantarkan kami langsung ke Bangsal. Jangan kalian nggak ada yang menjemput langsung saja naik bus Damri dari BIL menuju Senggigi (bayar Rp.30.000 aja), dari Senggigi bisa oper taxi menuju Bangsal.

kapal yg digunakan utk menyebrang ke Gili Trawangan
kapal yg digunakan utk menyebrang ke Gili Trawangan

Yes. Bangsal adalah sebutan untuk pelabuhan tempat penyebrangan dari Lombok menuju beberapa Gili (pulau) kecil di sekelilingnya. Kami memang memutuskan untuk langsung menuju Gili Trawangan. Sesuai itinerary yang kami susun, kami punya 2 hari untuk mengeksplor Trio Gili yang kondang itu.Setelah membayar tiket Rp.10.000/orang kami naik kapal menuju Gili Trawangan. Yaaaayyy…. 🙂

Kapal kecil kami dipenuhi para bule dengan backpack segede gaban dan kami pun larut dalam pemandangan yang indah banget. Air lautnya biru berkilauan, bikin hati makin bahagia. Menurut salah satu bule asal Austraia yang aku ajak ngobrol (lupa namanya) rombongan mereka baru saja turun dari Rinjani dan rencananya mereka mau leyeh-leyeh di Gili Trawangan seminggu full. Wuuiihh asyiknya.

Nggak sampai 30 menit kapal kami sudah berlabuh di Gili Trawangan. Dan kami pun merasa berada di dunia lain. Yup …. sepanjang jalan kenangan, para bule yang nyaris nggak pakai baju berseliweran. Rasanya seperti bukan di Indonesia deh. Kami mulai deg-degan lagi nih. Duuhh … apa iya ada hotel dan makanan murah disini?? Jujur ini kali pertama kami traveling dan belum booking hotel. Waktu browsing semua tarif hotel di Gili Trawangan bikin pusing kepala tapi sahabat kami meyakinkan akan ada banyak hotel bertarif murah disana. Ya wes bismilah aja.

suasana Gili Trawangan yg bebas polusi :)
suasana Gili Trawangan yg bebas polusi 🙂

 

Dan betul aja..baru jalan beberapa langkah beberapa pemuda lokal mendekati kami dan menawarkan kamar hotel. Setelah melihat 3 kamar akhirnya kami memilih Paradise Hotel, tarifnya Cuma Rp.200.000/night. Kamarnya nyaman, bersih, ada kamar mandi di dalam, pake AC, dan dapat breakfast. Murah bingiiitss kaaaannn???  So far 2 mitos sudah terbantahkan ya guys … transportasi murah dan mudah, hotel tarif backpacker pun tersebar dimana-mana. Lombok bukan hanya untuk mereka yang berduit ternyata. 🙂

Nggak lama setelah check in, kami mendengar suara adzan. Masyaallah … bahagia banget denger adzan setelah pemandangan “non Indonesia” diluar sono hehehe. Ini nih yang spesial dari Lombok, meskipun sudah jadi destinasi internasional, suara adzan tetap menggema dimana-mana. Lombok kan memang terkenal dengan Pulau Seribu Masjid. Insyaallah shalat 5 waktu disini nggak susah. 🙂

Selesai shalat kami langsung keluar kamar, nggak sabar menikmati Gili Trawangan. Oya di Gili ini ada aturan yang melarang kendaraan bermotor, yang diizinkan hanya sepeda dan cidomo (sejenis andong). Tapi sore itu kami memilih jalan kaki santai aja, menikmati hembusan angin pantai yang menyambut kedatangan kami di Gili Trawangan.

Sambil menikmati ice cream untuk mengusir panas, kami main di pantai sampai adzan magrib berkumandang. Oya kami juga sempat mampir ke Taman Konservasi Penyu dan mengenalkan Nadia pada tukik (baby penyu) dan menceritakan perjalanan para penyu dari mulai bertelur hingga para bayi ini dilepaskan ke laut. Semoga setelah ini Nadia jadi makin peka terhadap lingkungan dan menghargai kehidupan. 🙂

Eits … kalo di tempat lain itu malam identik dengan gelap, sepi, dan sunyi, beda halnya sama di Gili Trawangan. Semakin larut semakin meriah. Gili Trawangan disibukkan dengan dunia malam untuk memanjakan para bule. Kami memutuskan untuk nggak berlama-lama diluar, ada Nadia yang sepertinya belum saatnya melihat dunia malam. Tujuan kami malam itu mencari semacam pasar atau pujasera yang katanya jual makanan murah. Pikirku disini lah tempat wisatawan lokal berbudget mepet ngumpul. Dan ternyata …. banyak bule jugaaa…… hahahah…

para bule yg lagi asyik nyobain menu Indonesia
para bule yg lagi asyik nyobain menu Indonesia

Para bule backpacker asyik memcoba menu khas Indonesia dari mulai nasi goreng, sate seafood, ayam bakar, dan tentunya sambel yang bikin tobat-tobat. Bule cewek disebelahku (lagi-lagi lupa namanya) makan sate tuna sambil bercucuran air mata. Waktu aku sodorin tissue dia bilang … “its freakin hot but I cant stop. Its just so delicious.” Wkwkwkwk…. mbak ..mbak…. siap-siap deh ntar malem mules. Ternyata anggapan kalau bule yang liburan kesini itu banyak duitnya salah juga lho. Seperti teman baruku yang tadi kepedesan itu, menabung dari hasil kerja part timenya karena pengen banget liburan ke Lombok. “It’s worth every single penny,” begitu katanya. Setuju bangeeett mbak. 🙂

it's worth every single penny :)
it’s worth every single penny 🙂

 

enjoying the view
enjoying the view

menangkap senja di Gili Trawangan
menangkap senja di Senggigi

Hari kedua kami gunakan untuk mampir ke Gili Meno dan Gili Air yang juga nggak kalah cantik. Malahs edikit nyesel kenapa kemarin nggak nginep di Gili Meno yang relatif lebih sepi dan lebih cantik dari Gili Trawangan. Gili meno ini paling cocok untuk liburan keluarga atau honeymoon lho. 😉 oya tarif dari Gili Trawangan ke Gili Air dan Gili Meno juga Cuma Rp. 10.000 lho … murce kan??

Puas island hopping sore kami balik lagi ke Gili Trawangan untuk sepedaan, menikmati senja sambil snorkeling untuk terakhir kalinya di Gili Trawangan. Besok rencananya kami akan kembali ke Lombok.

sepeda sewaan..siap mengantar keliling Gili Trawangan
sepeda sewaan..siap mengantar keliling Gili Trawangan

Keesokan paginya kami kembali ke Bangsal, dan dari Bangsal naik taxi menuju kawasan Senggigi. Setelah check in hotel (kali ini tarifnya Rp. 175.000 /night, padahal di Senggigi lho), kami menyewa motor dengan biaya Rp.60.000/hari puas deh keliling Lombok. Kami menjelajahi kawasan Senggigi, mampir ke Bukit Malimbu, dan eksplor kota Mataram. Hari berikutnya putar haluan menuju Lombok Tengah untuk mampir ke Desa Sade dan Pantai Kuta yang ternyata sejuta kali lebih oke dari Pantai Kuta nya Bali. 5 hari Mengeksplor Lombok rasanya bahagia tapi juga belum puasss…

majestic view of Bukit Malimbu
majestic view of Bukit Malimbu

 

nenek2 penenun di Desa Sade
nenek2 penenun di Desa Sade

 

kami di Pantai Kuta, Lombok
kami di Pantai Kuta, Lombok

Traveling ke Lombok adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kami lakukan. Nggak sampai 5 jeti kami bertiga menjalani liburan yang sangat menyenangkan. Semua anggapan dan mitos itu ternyata salah besar. Lombok itu surga .. surga yang masih terjaga keindahan dan adat istiadatnya. Rugi deh kalau kita lagi-lagi Cuma ke Bali padahal di dekatnya ada Pulau kecil yang serupa kahyangan ini. Dan ajaibnya lagi bisa dijelajahi dengan budget ala backpacker pun kalau kita backpacking bareng keluarga seperti kami. Sekali menjejak di Lombok, cinta pun mengakar. Semoga suatu hari nanti bisa kembali ke Lombok bersama World Travel Writer Gathering 2015.

“better to see something once than to hear about it a thousand times”
Asian Proverb

No comments:

Post a Comment

Tips dan Solusi Penyimpanan Barang Sesuai Kebutuhan Usaha dengan Rak Gudang Terbaik dari KITARACK

  Assalamualaikum Sahabats.... Dalam menjalankan usaha, pengelolaan penyimpanan barang sering kali menjadi tantangan tersendiri. Tak hanya s...