Assalamualaikum Sahabats …
Sore kala itu berhias mendung tipis saat kami sampai di pelataran kompleks Candi Arjuna. Udara sejuk khas pegunungan langsung membelai pipi begitu aku membuka pintu mobil. Mak nyeesss …. seger banget deh, dingin-dingin empuk hehehe … Saking dinginnya hembusan udara terlihat jelas ketika kami ngobrol. Dingin sama sekali bukan alasan untuk males-malesan apalagi saat kita berada di negerinya para Dewa.
Dieng diambil dari bahasa Sansakerta yang artinya negeri para Dewa. Sebuah negeri di dataran tinggi yang keindahannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Setiap pasang mata yang melihat bahkan kaki yang menginjak buminya para Dewa ini enggan untuk berpaling dan pulang. Setiap sudutnya penuh dengan kebesaran Allah. Memang nggak salah deh kalau Dieng dijuluki negerinya para Dewa.
Selain alamnya yang luar biasa indah, ada satu objek wisata yang nggak boleh dilewatkan saat kita traveling ke Dieng. Menurut sejarah Dieng memang pernah menjadi salah satu pusat penyebaran agama Hindu di Jawa, jadi nggak heran meskipun sekarang sebagian besarnya warganya beragama Islam, masih banyak peninggalan agama Hindu disini. Dari mulai adat, budaya, dan pastinya bukti fisik kejayaan agama Hindu, Candi.
Kompleks Candi Arjuna ternyata merupakan salah satu kompleks Candi Hindu terbesar di Indonesia. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektare. Di dalam kompleks ini terdapar 5 candi besar, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang. Menurut para ahli sejarah candi-candi yang ada disini di bangun di masa yang berbeda tapi yang jelas Candi Arjuna adalah candi yang tertua disini.
Menurutku ada sesuatu yang unik dari Candi-candi yang ada di kompleks ini. Meskipun ukurannya relatif kecil dibandingkan Candi Hindu yang lain, tapi bentuknya yang mungil ini kelihatan pas banget ketika disandingkan dengan gagahnya pegunungan yang menjadi latar belakang sang Candi itu sendiri. Instagramable banget deh, padahal dulu sang arsitektur belum punya akun IG yah kayanya hahahah….
Kebetulan waktu kami datang kesini, di lokasi Candi sedang ada perbaikan, tapi tetep aja kompleks Candi ini ramai pengunjung. Begitu memasuki kompleksnya, pemandangan ala-ala turis yang asyik ber selfie terlihat dimana-mana. Lha gimana bisa tahan nggak nyelfie kalo tempatnya kece begini? Udara dingin nggak menyurutkan semangat selfie pokoknya mah, tinggal tambahkan jaket, sarung tangan, atau topi, dan kita pun siap pasang gaya. 😉
Kompleks Candi Arjuna ini letaknya di kaki gunung, dan dihiasi dengan taman yang cukup luas yang penuh dengan tanaman hijau dan bunga-bunga yang bermekaran. Cuaca pegunungan yang sejuk ini makin menonjolkan kecantikan bunga-bunga ini. Rumput disini juga hijau dan lembut banget, enak kayanya buat tiduran pas siang-siang.
Di kompleks Candi Arjuna yang luasnya lebih dari 4 hektare ini ternyata juga dilengkapi dengan Museum. Terus saja berjalan mengikuti jalan setapak dan kita akan menemukan Museum Kailasa disana. Rupanya rasa penasaranku terjawab di gedung ini. Sejak tadi sebenernya aku mencari kemana arca-arca yang biasa menghiasi bagian dalam Candi. Tapi kok di semua Candi aku nggak menemukan arca ini, padahal sebelumnya aku sudah sempet cerita sama Nadia kalau di dalam Candi biasanya ada arca atau patungnya. Nah … bingung dong pas ngeliat ke dalam ternyata kosong. 😛
Arca-arca yang semula ada di dalam Candi di display di dalam Museum Kailasa ini. Museum Kailasa menyajikan informasi lengkap mengenai Dataran Tinggi Dieng dan semua Candi peninggalan kerajaan dan agama Hindu. Hampir aja kami gagal masuk Museum karena datang kesorean. Bapak penjaga baru aja mau menutup pintu Museum ketika kami datang. Dengan sedikit rayuan akhirnya berhasil masuk hehehe…
Setelah bayar Rp. 5.000/ orang kami mulai menjelajahi Museum Kailasa. Di ruangan pertama, atau bagian depan Museum rasanya nggak ada yang spesial. Ada beberapa arca dan batu-batu terpajang disana. Wajah bosen abang dan Nadia mulai kelihatan nih. Cuma batu begini, apa serunya. Eh tapi beneran deh jangan buru-buru pulang dulu. Bergeserlah ke gedung kedua di belakang ruangan ini. Nah disini baru kita akan menemukan Musuem yang di konsep dengan menarik dan ternyata banyak fakta unik dan menarik tentang Candi lho.
Semua informasi lengkap tentang sejarah terbentuknya Dataran Tinggi Dieng di masa purba hingga cerita tentang kejayaan Dieng sebagai pusat penyebaran ajaran Hindu. Beberapa batu candi dan arca juga terpajang rapi disini. Nggak perlu bantuan guide karena informasinya cukup jelas terpampang dis etiap koleksi museum. Satu kekurangannya hanyalah ruangannya yang gelap. Coba dikasih penerangan lebih dan dipadukan dengan tampilan beberapa video atau audio kayanya akan makin sip deh.
Buat kalian yang memang suka sejarah seperti aku, kompleks Candi Arjuna dan Museum Kailasa bakalan jadi tempat liburan yang asyik. Apalagi pemandangannya juga cantik banget, kalaupun nggak hoby sama sejarah, boleh lah nunut selfie atau welfie hehehe….
Yuk kita traveling ke Dieng. 🙂
No comments:
Post a Comment