Assalamualaikum Sahabats …
Traveling. Rasanya kata ini bisa jadi kata terseksi beberapa tahun terakhir bahan mungkin kepopulerannya bia disejajarkan dengan kata selfie. Mendadak semua orang jadi penggila traveling. Mendadak semua butuh piknik dan menisbatkan diri menjadi seorang traveler.
Seringnya, traveling identik dengan anak muda atau para jomblo. Melakukan solo traveling atas nama pencarian jati diri atau sekedar memanfaatkan masa muda untuk melihat dunia. Tapi dari semua kerumunan solo traveler yang entah berapa banyak jumlahnya, hadir segelintir ibu-ibu yang rela beriwueh-riweuh ria membawa anak mereka melanglang buana melihat dunia. Pada mereka kusematkan nama “Emak Traveler.” Di Indonesia sedikit sekali yang mantab menyebut diri mereka emak traveler tapi dari yang sedikit inilah muncul cerita-cerita penuh inspirasi. Dari mereka aku belajar banyak hal dan dari mimpi mereka juga aku belajar bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini asalkan kita mau mengepakkan sayap dan terbang jauh meraih mimpi.
Sebenarnya ada 6 emak traveler yang ingin aku angkat profilnya dan aku ngefans berat sama semuanya tapi sampai detik ini ada 1 emak yang belum juga merespon dm ku. So ya wes lah mari kita intip profil 5 emak traveler yang sangat menginspirasi versi Momtraveler. 🙂
1. Tesya Sophiati
Emak yang satu ini sudah melanglang buana sejak kecil, bahkan berhasil naik menara eifel di umurnya yang ke 17. Sejak 2006 beliau menuliskan kisah travelingnya di tesyablog.com dan tesyakinderen.com. Tujuan blognya adalah membantu keluarga Indonesia mewujudkan mimpi traveling mereka. Keren. 🙂 Tulisan mbak Tesya sangat informatif dan detail, terutama untuk perjalanan keluar negeri. Mbak Tesya bahkan dengan senang hati menjawab semua pertanyaanku saat aku mau backpacking keluar negeri pertama kalinya tahun lalu. Mbak Tesya juga sudah mengeluarkan beberapa buku panduan traveling. Bocorannya sih akan ada buku terbaru keluar sebentar lagi dan insyaallah akan di review di momtraveler.com. aseeekk. 🙂
Mbak Tesya dan keluarga mengalokasikan bonus tahunannya untuk family traveling. Mereka merencanakan liburan keluar negeri at least 1x setahun dengan booking tiket jauh hari sebelum waktunya, jadi bisa dapet promo plus ada waktu untuk menyiapkan budget lainnya selama setahun. Menurutnya, ketika mau mengajak anak-anak traveling hal paling penting adalah siap mental baik anak maupun ortunya.Banyak hal yang mungkin terjadi saat traveling with kids jadi persiapan memang harus ekstra. Dan semua lelah itu akan terbayar dengan pengalaman tak terlupakan. Hubungan antara suami-istri jadi makin kompak dan harmonis, anak-anak pun jadi makin mandiri, berwawasan luas, dan pastinya mereka toleran terhadap perbedaan yang ada di dunia ini.“Travel begins with a dream,” begitu hal yang diyakini mbak Tesya dan akupun percaya aku juga emaks lainnya bisa keliling dunia bersama keluarga seperti mbak Tesya and fams. 🙂
2. Olenka Priyadarsani
Pasti tau dong emak traveler yang juga termasuk blogger kondang dengan blognya yang kocak abis. Mak Olen atau biasa disapa simbok ini mulai jadi traveler ketika kuliah s2 di Ausie. Hasil dari kerja part time dipake buat traveling dan terus berlanjut saat bekerja. Alhamdhulilah dapet suami yang punya hobby sama dan akhirnya traveling bersama. Tahun 2010 ketika hamil Oliq lahirlah backpackology.me yang membahas seputar family traveling. Mak Olen punya pesan bahwa it is possible to travel with kids. Riweuh pasti, tapi manfaatnya lebih banyak. Tips traveling bersama anak bisa dibaca di blog beliau dengan bahasa renyah yang pasti bikin ngakak.Mak Olen juga sudah mengeluarkan beberapa buku panduan traveling dan 1 novel. Kereenn. 🙂
Berhubung sekarang mak Olen tinggal di KL, traveling jadi makin gampang deh. Mak Olen juga mengalokasikan penghasilan ekstra seperti THR atau bonus untuk budget travelig. Selain itu masih ada tiket promo yang selalu bisa diandalkan.apalagi kalo baby kan tiketnya nggak diitung penuh. Beli tiket januari, februari booking hotel, maret ngurus visa, seterusnya nabung buat sangu. Baru aja beberapa minggu lalu mak Olen traveling ke Borocay dengan 2 bayi. Kebayang seru dan hebohnya. Family traveling ternyata membawa manfaat besar buat keluarga mak Olen, salah satunya keromantisan yang selalu terjaga, selalu kompak, dan anak pun ikut bahagia saat ortunya bahagia. Percaya deh anak-anak akan merekam semua kebahagiaan dan pelajaran yang mereka ambil saat traveling.
3. Nurul Noe
Awal aku ngeblog dialah emak traveler pertama yang aku kenal. Dan sekarang mak Noe sudah melesat menjadi travel blogger papan atas (dan dimanakah aku saat ini???hiks). Mak Noe nggak sengaja jatuh cinta sama traveling di tahun 2012 saat berusaha mengusir kejenuhan hidup dengan traveling ke Kepulauan Seribu. Sesekali mak Noe masih solo traveling jadi blog nurulnoe.com memang banyak bercerita tentang perjalanan mak Noe baik solo maupun bareng keluarga. Harapannya blog ini akan dibaca anak-anak suatu hari dan mereka terinspirasi jadi traveler seperti ibunya.
Mak Noe nggak punya jadwal khusus untuk family traveling. Selama dapet tiket murah dan biaya lain tercover berangkat lah mereka hehehe. Dengan tiket promo biaya besar bisa terkurangi, selebihnya bawa bekal makan sendiri supaya ngirit (khas emak2 hehehe). Sebelum berangkat mak Noe akan cerita sama anak-anaknya tentang rencana liburan mereka. Kalau mereka antusias merencanakan perjalanan jadi lebih mudah.
Family backpacking butuh persiapan mental untuk ortu karena dengan siap, berani, sabar, dan kompak semua masalah teratasi. Kalau mak Noe aja sukses liburan dengan 3 jagoan kecilnya (3 lho ya) masa kita-kita nggak berani sih?? 😉
4. Lina W Sasmita
Emak gunung favorit aku ini menginspirasi banget. Mak Lina selalu cinta traveling karena bisa pikiran dan hati fresh, apalagi ketika dilakukan bersama orang tercinta. Tahun 2012 mak Lina mulai fokus ngeblog di linasasmita.com untuk mendokumentasikan perjalanan naik gunung mereka sekeluarga. Bayangkan, mereka berhasil membawa Chila yang masih balita sampe puncak tertinggi Semeru. Pas mau ngajak Nadia naik gunung dan kemahpun, blog mak Lina yang jadi tempat aku belajar. Salut deh buat mak Lina yang berkeyakinan penuh Chila bisa naik gunung dan terbukti kan? Makanya jangan pernah meremehkan kekuatan anak-anak. Mereka itu Cuma kecil tubuhnya tapi kekuatannya bahkan lebih besar dari kita. 🙂
Berani bukan berarti nekad. Cari tahu sebanyak mungkin info tentang gunung yang akan dituju sehingga kita bisa mempersiapkan semuanya dengan matang. Ingat sekuat apapun anak-anak jangan paksa mereka mengikuti kenginan kita. Nggak bisa naik gunung dengan target yang penting nikmati semua prosesnya dan biarkan si kecil belajar dari setiap pengalamannya.
5. Myra Anastasia
Mak Chi begitu panggilan sayangnya juga termasuk jajaran emak traveler favoritku. Mengawali blognya dengan niche parenting tapi kemudian memutuskan bikin blog khusus jalan-jalan bersama anaknya, jalanjalankenai.com. Mak Chi nggak biasa solo traveling karena nggak diizinkan ortunya (sama mak) dan menurutnya lebih asyik ketika traveling bersama teman, dan teman terbaik mak Chi adalah suami dan anak-anak. Mak Chi biasanya menyesuaikan jadwal liburan sekolah aja dan spontan tanpa perencanaan. Lebih seru dan menantang katanya hehehe.. Mak Chi mulai menyesuaikan suami yang hobby adventure jadi banyak deh cerita di blog mereka tentang wisata alam, camping di alam terbuka, dan naik gunung.
Kata Mak Chi nggak perlu ikutan aliran mainstream, sesuaikan aja gaya liburan dengan selera kita. Kalau emang bukan tipe tukang naik gunung ya jangan dipaksa yang ada jadi nggak enak perjalanannya. Selama seluruh keluarga menikmati acara traveling, insyaallahs emua berjalan lancar. Jaga emosi bahagia, karena satu aja yang bete, semua akan ketularan. Jadi lagi-lagi persiapan mental memang penting ya.
Masih nggak yakin apa yang akan didapatkan anak saat traveling? Sok buka blog mak Chi dan lihat betapa banyak yang dipelajar Keke dan Nai yang tumbuh jadi anak mandiri dan kuat. 🙂
Menjadi seorang ibu sama sekali tidak menghalangi kecintaan mereka pada dunia traveling. Bahkan mereka menularkan kecintaan itu dan memberi efek yang luar biasa positif untuk seluruh keluarga. Hubungan keluarga makin erat, komunikasi terjalin baik, anak-anak pun tumbuh mandiri dan tangguh. And speaking of the devil (baca: budget) bukan berarti kesulitan ini nggak bisa diatasi. Silakam ubek-ubek blog ini dan blog dari kelima emak di atas untuk mendapatkan tips seputar family traveling. Satu yangpasti nggak ada kata family traveling is impossible. 🙂
No comments:
Post a Comment