Assalamualaikum Sahabats …
Sahabats suka membaca? Buat aku membaca adalah hal paling menyenangkan setelah traveling. Ibarat kata hanya dengan duduk diam membaca buku kita bisa traveling ke berbagai tempat menyenangkan di seluruh penjuru dunia. Pengen ke Italia atau duduk manis di bawah menara Eifel? Nggak perlu keluar banyak duit, tinggal cari buku dengan setting tempat tersebut. I called it traveling without moving. 🙂
Kecintaan sama buku ini sudah dimulai sejak aku kecil. Inget banget pertama kali dibeliin papa buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Tahu dong bapak dongeng dunia ini? Karya beliau ini masih terus hidup sampai sekarang. Sejak dulu suka banget baca karya beliau lalu membayangkan jadi putri Angsa, Thumbelina, dan banyak tokoh keren nan imajinatif lainnya. Bahkan pernah berharap suatu hari bisa menjadi penulis anak seperti beliau.Awal menjadi ibu keinginan itu muncul lagi. Sejak Nadia bayi kebiasaanku adalah membacakan dongeng sebelum tidur. Entah sudah berapa banyak buku yang aku bacakan ke Nadia, bahkan diulang sampe ribuan kali. Emaknya ini boseeeenn pool sampe akhirnya mencoba menciptakan dongeng ala-ala yang hanya untuk kalangan sendiri (baca Nadia).
Sampai akhirnya kenal dengan dunia blogging dan menulis baru deh memberanikan diri bergabung di komunitas penulis anak, ikutan lomba nulis cerpen anak, bahkan nekad mengirimkan tulisanku ke beberapa media. Dan alhamdhulilah semuanya ditolak. Pernah satu kali menang lomba menulis anak sampai akhirnya semangat menulis cerpen anak bangkit lagi tapi kemudian mentok lagi karena lagi-lagi penolakan demi penolakan yang aku terima. #nangisdipojokan 🙁
Impian itu sudah aku kubur jauh di pelosok hati meskipun tetep sih suka baca cerita anak-anak. Kagum banget sama penulis naskah anak-anak yang berhasil melahirkan cerita keren nan mendidik bagi anak-anak. Nah kebetulan salah satunya aku kenal nih. Ernawati lilys, seorang blogger yang juga aktif sebagai penulis. Meskipun baru mulai ngeblog tahun 2015 tapi kiprahnya di dunia penulisan top markotop deh. Sibuk mengurus dua balita bukan berarti jadi alesan untuk nggak produktif. Sambil momong anak, nyusuin, bahkan mbak Erna mengisi beberapa kelas online dengan materi dunia penulisan.
Awalnya beliau ngeblog untuk mengabadikan kesehariannya sebagai ibu, tapi akhirnya tergerak juga untuk lebih professional. Mbak erna mulai rajin membuat review buku, berburu kuis, bahkan menerima content placement dari beberapa agency. Jadilah blognya terus berkembang. Kalo ngintip portofolio mbak Erna, bakalan geleng kepala sambil ngeces deh. Entah berapa banyak kuis dan lomba review yang sudah mbak Erna menangkan, belum lagi puluhan antologi yang sudah beliau lahirkan. Kagum banget sama beliau yang sudah mementahkan anggapan ibu rumah tangga itu gaulnya cuma sama dapur dan kasur aja. Buktinya di tengah kesibukannya ngurus anak dan keluarga puluhan karya melenggang cantik dari tangannya, termasuk cerita anak.
Awalnya mbak Erna lebih suka menulis cerpen remaja, sampai akhirnya memberanikan diri ikut lomba menulis cerita anak. Eh alhamdhulilah menang dan dari situlah akhirnya mbak Erna memutuskan untuk mulai menuliskan cerita dan dongeng yang biasa ia ceritakan pada anak-anaknya.Alhamdhulilah awal 2016 ini sebuah buku anak karya mbak Erna berhasil terbit. Yaaayyy… barakallah mbak. Sebelumnya mbak Erna sudah memenangkan beberapa lomba penulisan cerita anak, bahkan mbak Erna pernah satu panggung bareng penulis cerita anak yang kondang, Pipiet Senja. Wwwowww bangeeett ya. Asli iri deh (dalam artian positif ya) sama kerier menulisnya momblogger satu ini.
Menurut ceritanya sih, idenya karena anak-anak suka cerita tentang binatang, akhirnya mbak Erna coba mengembangkan cerita dengan tema burung. Butuh waktu seminggu aja untuk nulis buku berjudul Cerita Seru dan Fakta Unik sampai kemudian dikirimkan ke penerbit dan langsung diterima. Seperti ceritaku di atas tadi, aku sempet dan masih menyimpan keinginan menulis buku anak. Makanya aku langsung kepoin deh emak super satu ini demi mendapatkan ilmunya. Alhamdhulilah mbak Erna berbaik hati kasih rahasia dan tips menulis cerita anak. Mo tau apa mo tau bangeeett??? 😉
1. Gunakan kalimat pendek
Baik genre tulisan anak berupa fiksi maupun non fiksi, gunakanlah kalimat yang pendek. Anak-anak kan daya konsentrasinya belum terlalu tinggi tuh, supaya mereka nggak bingung dan tetap memahami jalan cerita.
2. Gunakan pilihan diksi yang mudah dimengerti
Catetan banget nih. Kita orang dewasa ini terlalu banyak memakai kata-kata yang njlimet dan mbingungi, ini yang bikin anak-anak pusing. Gunakan bahasa dan kata yang mudah dimengerti. Caranya? Banyak gaul sama anak kecil kali ya. Mencoba menyelami cara berpikir mereka yang lugu dan sederhana itu.
3. Selipkan Pesan Moral
Cerita anak yang baik harus menyelipkan ajaran tentang kebaikan da nada unsur mendidik di dalamnya. Setidaknya ada ilmu baru atau pesan moral yang bisa diambil sang anak seusai membaca cerita supaya terbentuk karakter positif di diri si anak. Sesederhana apapun, pesan moral harus selalu terselip.
4. Jika menulis buku pelajaran, sumber buku harus jelas
Ternyata nggak hanya buku untuk dewasa ya, ketika menulis buku anak pun referensi yang kita pakai harus jelas. Apalagi untuk genre non fiksi, jangan sampai kita memberikan ilmu atau pengetahuan yang nggak jelas sumbernya.
5. Mencintai dunia anak
Ini mah pasti lah ya. Gimana mungkin mau bikin cerita anak tapi nggak ngerti dunia anak atau bahkan nggak tahan sama anak-anak? Pantesan aja penulis cerita anak banyak yang emak-emak ya karena kehidupan para emak nggak akan lepas dari rutinitas si kecil
Gimana sahabats, gampang-gampang susah ya ternyata jadi penulis cerita anak. Tapi nggak ada kata terlambat lah untuk memulai atau bahkan melanjutkan mimpi yang tertunda ini. Buat yang penasaran dan pengen lebih kenal atau menggali ilmu penulisan dari mbak Ernawati Lily sila kepoin blog dan akun sosmednya deh. 🙂
No comments:
Post a Comment