Assalamualaikum Sahabats ….
Apa kabar sahabats? Pastinya seger dong setelah long weekend kemarin. Badan dan hati udah di recharge dan siap beraktivitas lagi. Aku sendiri meskipun agak sedih karena liburan yang sudah aku rencanakan sejak tahun kemarin terpaksa gagal. Tahun kemarin kami sudah sepakat untuk mendaki Gunung Prau di Dieng long weekend ini. Persiapan juga sudah dilakukan tapi Allah rupanya berkehendak lain. Qadarullah aku hamil setelah 5 tahun menunggu. Seneng banget tapi ya itu, terpaksa merelakan rencana pendakian yang akhirnya diwakilkan mak Myra Anastasia dan keluarganya. 🙂
Ya wes lah, sedih nggak perlu dipelihara terlalu lama ya, toh sudah cukup terobati dengan lihat foto-foto mak Chi yang sukses muncak Prau. Juga dapet bonus cerita dan foto serunya mak Evrina Budiastuti yang baru saja berhasil menaklukkan Gunung Rinjani. Nggak salah deh kalo aku dan banyak blogger lain ngefans sama emak lincah satu ini. Di sela kesibukannya sebagai penyuluh pertanian, emak, dan blogger yang namanya sudah kondang karena langganan menang lomba, mak Ev, begitu aku biasa menyapanya, masih aja sempet buat mendaki gunung. Kadang suka mbatin, itu tenaga dari mana ya? Seharian kerja outdoor dan aktivitas lain, kok ya masih bisa mendaki gunung yang notabene bukan pekerjaan mudah? You really are keren mak Ev. 🙂
Seperti mak Evrina, aku pun sejak dulu punya impian bisa menjadi pendaki gunung. Menurutku para pendaki gunung itu keren banget, apalagi yang perempuan. Sayangnya sampai hari ini belum kesampean karena terbentuk kondisi fisikku yang punya asma cukup berat. Mendaki gunung jadi obsesiku yang sampai sekarang masih aja kupelihara. Entah kenapa, aku yakin suatu hari nanti, dengan segala keterbatasan fisikku, aku pasti bisa naik gunung sama Nadia. Doakan ya sahabats.
Mak Evrina sendiri sudah sejak kuliah punya impian mendaki gunung, cuma belum mendapat izin dari orangtua tercinta. Setelah bekerja dan mapan secara finansial, baru deh mak Evrina berani mendaki gunung, apalagi ditemani sang suami yang punya hobby sama. So sweet ya. Mak Evrina begitu mencintai gunung karena basically dia cinta sama landscape alam yang hijau dan langit biru. Toss mak, aku juga. 😉 Memang dua warna menakjubkan ini akan terlihat makin sempurna dari puncak gunung.
Gunung pertama yang didakinya adalah gunung Prau yang katanya cocok untuk pendaki newbie, sedangkan baru aja minggu lalu Gunung Rinjani berhasil didakinya dengan sukses. Tapi menurut mak Evrina yang paling menantang adalah Gunung Semeru. Selain karena ada Ranu Kumbolo dan padang Verbana ungu yang masyaallah cuantiknya, Semeru memang tracknya cukup berat. Dinding gunungnya berupa pasir dan bentuk gunungnya cenderung kerucut, jadi nanjak banget pastinya. Belum lagi mitos seputar Semeru yang menjadikan gunung ini makin eksotis. Kalau pada penasaran baca kisah seru pendakian mak Evrina, langsung cuuzz ke www.evrinasp.com yah.
Penasaran kan, gimana sih caranya jadi pendaki gunung sejati? Bukan climber yang cuma pengen selfie nggak jelas dan ninggalin sampah dimana-mana. Jadi climber itu ternyata mengajarkan banyak hal lho, baik fisik maupun mental. Pas banget nih mak Evrina punya tips buat para newbie climber. Cekidot ya.
- Persiapan Fisik
Naik gunung memang berhubungan erat dengan kekuatan fisik. Tanpa persiapan fisik sebelumnya, dijamin deh kita nggak akan kuat mendaki sampai puncak, apalagi buat yang jarang olahraga. So sebelum mendaki, ada baiknya kita teratur olahraga. Jalan atau lari setiap hari, kalau bisa cari track yang agak menanjak supaya kita nggak kaget. Kalau fisik sudah mulai terbiasa, mulailah mendaki bukit. Kaya aku dulu juga dimulai dengan mendaki Bukit 29 dan Bukit Sikunir supaya fisik terlatih dengan track yang berat.
2. Persiapan Mental
Nggak cuma fisik yang disiapkan, mental juga jangan dilupakan. Menurut mak Evrina, sebelum muncak cari informasi sebanyak mungkin seputar gunung yang akan kita daki. Pelajari ciri fisik setiap gunung supaya kita siap dengan apa yang akan kita hadapi disana. Terus, nggak perlu parno atau takut terkait rumor seputar gunung. Jangan juga minder, pokoknya stay positive aja deh. Bismilah dan yakin aja, insyaallah kita bisa. 🙂
3. Persiapkan Pelaratan yang diperlukan
Jangan sedih kalo belum punya peralatan mendaki, sekarang sudah banyak kok tempat persewaan. Untuk pemula, cukup lah sewa dulu karena kalo beli semua bakalan keluar banyak duit. Setidaknya kita harus punya sepatu gunung dan jaket gunung dan celana khusus summit untuk menahan dinginnya angin gunung. Nanti kalo memang kedepannya kita pengen meneruskan hobby ini bisa dicicil setiap bulan beli peralatannya.
4. Persiapkan Konsumsi
Air adalah hal wajib yang harus dibawa. Jangan sampai ada cerita kekurangan air diatas sana. Mak Evrina juga mengingatkan jangan sampai perut kita kosong, karena tanpa tenaga mustahil kita mendaki sampai puncak. Bawa makanan yang mudah dibawa dan tinggi kalori seperti coklat, biscuit, atau roti. Satu lagi yang penting jangan sampai kurang tidur. Don’t push yourself too hard. Kalau sudah merasa nggak kuat, berhenti sejenak untuk istirahat.
5. Jangan Sombong dan Bekerjasamalah
Diatas langit masih ada langit. Ketika naik gunung jangan merasa paling kuat atau sok ngerti tentang semuanya, sebanyak apapun pengalaman kita. Kondisi gunung itu seringnya unpredictable jadi harus ekstra hati-hati. Percayalah naik gunung itu bukan one man show melainkan team work. Jalin komunikasi yang baik dengan sesama team dan saling membantu setiap kali ada kesusahan.
6. Patuhi Peraturan
Nah ini nih yang seringkali kita remehkan. Padahal aturan itukan dibuat untuk kebaikan dan keselamatan pendaki. Baca dan pahami betul tata tertib yang berlaku di gunung yang akan kita daki. Misalnya, jangan menyalakan api disembarang tempat karena bisa menyebabkan kebakaran hutan; atau jangan selfie disembarang tempat. Jadilah pendaki yang bertanggung jawab yah. 🙂
Nah semua persiapan sudah dilakukan, saatnya eksekusi. Aktivitas naik gunung memang berat tapi dengan persiapan matang, insyaallah semua bisa diatasi dengan baik. Setelah melihat kebesaran Allah di atas sana, percaya deh, kita akan merasa nggak punya apa-apa. Hanya butiran debu diantara kekuasaan Allah yang Maha Segalanya. Alam yang luas dan indah itu akan membuat kita makin peka dan mencintai lingkungan. Semakin banyak gunung didaki semakin kita sadar kalau manusia itu penuh dengan segala keterbatasan.
So buat para newbie … yuk nggak ada kata terlambat untuk memulai. Aku pun masih punya keyakinan suatu hari nanti bisa mendaki gunung kok. Sekarang mulai latihan fisik dulu deh biar siap tempur pada waktunya. Mengutip kata Edmun Hillary, “it is not the mountain we conquer, but ourselves.”
No comments:
Post a Comment