Assalamualaikum Sahabats …
Apa yang terpikir saat cuaca lagi nggak bersahabat seperti sekarang ini? Bencana alam, macet dimana-mana, musim penyakit, atau harga cabe yang makin mahal? 😛 Ada satu hal yang selalu aku khawatirkan kalau cuaca udah nggak jelas begini dan orang rumah pada kena flu. Penyakit asmaku dan asma nya Nadia kambuh lagi.
Sejak usia 1,5 tahun Nadia memang sudah didiagnosis asma. Bukan hal yang aneh buatku karena memang sejak balita aku juga punya asma. Rasanya hampir seumur hidupku ini dilalui bersama asma. Semua jenis obat asma, dari mulai bentuk sirup, tablet, kapsul, injeksi, inhalasi, nebulasi, bahkan fisio terapi sudah pernah aku coba. Bolak-balik UGD sudah jadi hal biasa buatku. Inget banget suatu malam waktu aku masih SD asmaku kambuh, orangtua bawa aku ke UGD RSUD Kariadi Semarang. Serangan sudah mulai mereda kami pulang dong. Belum sampe rumah asmanya kambuh lagi dan akupun malam itu berakhir di UGD RS Tlogorejo Semarang. Bayangkan, 2 UGD dalam semalam. Sebegitu parahnya asmaku.
Beberapa penderita asma biasanya “sembuh” saat mereka dewasa. Sayangnya itu nggak berlaku buatku. Sampai udah emak-emak begini, asma masih aja betah nangkring di tubuhku. Serangan terberat biasanya datang di masa kehamilan. Dua kali hamil dan dua kali mengalami di trimester kedua hampir tiap malam asmaku kambuh. Nggak hamil aja kalau asma kambuh itu berat rasanya, apalagi pas hamil. Menurut obgyn ku, serangan asma inilah yang menyebabkan Nadia dan baby K berat lahirnya di bawah 3 kg.
Nadia mengalami serangan asma pertamanya di usia 1,5 tahun. Remuk rasanya hati ini pertama kali melihat Nadia yang masih bayi harus di nebulizer.Sempet merasa kecewa sama Allah. Udah aja aku dari bayi asma, masa anakku juga asma si? Aksi menyalahkan diri pun sempet datang karena memang dari gen ku penyakit ini menurun ke Nadia. Untungnya ada suami yang menyemangati. Abang mengingatkan kalau aku saja bisa hidup normal meskipun punya asma, insyaallah Nadia pun bisa.
Dari sinilah aku mulai menyakinkan diri sendiri bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk hamba Nya. Aku yang sudah terbiasa dengan penyakit asma sejak kecil nggak akan panik ketika menangani Nadia ketika kambuh asmanya. Akhirnya aku mulai memperhatikan dan mencari tahu pemicu serangan asma yang dialami Nadia.
Asma dan Pemicunya
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. (alodokter.com) Belum diketahui sebenernya penyebab seseorang mengidap asma itu apa. Penyakit Asma bisa dibilang cukup unik. Antara satu orang dan lainnya bisa jadi beda pemicunya.
Contoh pemicu asma antara lain, debu. asap roko dan kendaraan, aktivitas fisik, perubahan cuaca, infeksi virus, spora jamur, tungau, pewarna dan penyedap makanan, udara dingin (atau panas), stres, bulu binatang, dan beberapa jenis makanan seperti coklat, es, kacang-kacangan, dan seafood. Pada kasusku, pemicunya adalah debu, asap rokok, kecapean, dan flu. Sedangkan untuk Nadia pemicunya debu, asap rokok, pewarna makanan, MSG, dan flu. Pemicu inilah yang wajib banget kami hindari supaya asma nggak kambuh.
Asma berbeda dengan batuk biasa atau penyakit ISPA lainnya meskipun sama-sama menyerang saluran pernafasan. Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru teriritasi pemicu serangan asma, otot-otot pada saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan menyempit. Akibatnya terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan. Serangan asma biasanya ditandai dengan rasa sesak di dada, batuk diserati suara ngik ngik, dahak yang bertambah, tarikan nafas jadi lebih pendek, dan susah tidur. Kalau asma sudah kumat teringat betapa kita harus bersyukur karena bisa bernafas dengan lega.
5 Terapi untuk Mengatasi Serangan Asma pada Anak di Rumah
Ibu mana yang nggak sedih ketika anaknya didiagnosis asma? Akupun merasakan hal yang sama ketika dokter mendiagnosis Nadia positif asma. Rela banget aku kalau harus hidup dengan asma seumur hidupku daripada Nadia harus kena asma juga. Tapi dokter menyakinkanku bahwa asma memang tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan. Dokter menyarankan melakukan pengobatan dan terapi untuk asma yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Semua terapi yang disarankan sudah pernah kujalani semua dan memang terbukti bisa mengendalikan asmaku. Tujuan pengobatan asma pada anak-anak adalah agar tetap dapat hidup normal dan meminimalisir gejala dan kunjungan ke dokter.
Tips dari aku sebagai orangtua adalah menerima kondisi ini dengan legowo. Mengidap asma bukan akhir dari hidup kok. Dengan terapi yang tepat anak kita tetap dapat hidup normal dan sehat. Buktinya Nadia bahkan sanggup naik gunung di usianya yang masih kecil. Tugas kita sebagai orangtua yang harus menjaga dan selalu mengingatkan sang anak untuk selalu mengendalikan asmanya. Jangan lupa untuk membesarkan hati anak kita juga, asma bukan penghalang untuk mereka beraktivitas dan meraih prestasi. Semoga tips ini membantu ya. 🙂
1.Kenali Faktor Pemicu Terjadinya Serangan
Mengingat pemicu asma beragam dan berbeda antara satu orang dan lainnya, penting bagi orangtua untuk mengetahui betul apa pemicu asma sang anak. Supaya nggak ragu sebaiknya konsultasi dengan DSA dan lakukan tes alergi. Kalau sudah ketemu “si biang kerok” segera jauhi sebisa mungkin. Katakanlah si anak alergi coklat atau es yang kemudian memicu serangan asma. Ya sebisa mungkin jauhkan mereka dari makanan yang mengandung kedua bahan tadi. Ada baiknya kalau si anak sudah cukup besar, orangtua juga memberikan pengertian kenapa mereka nggak boleh mendekati pemicu asma tersebut.
2.Menjaga Kebersihan Lingkungan Rumah
Penderita asma biasanya rentan sama debu karena itu penting untuk selalu menjaga kebersihan rumah. Paling nggak sehari sekali lah rumah dibersihkan dengan sapu dan pel. Usahakan rumah bebas debu dan sirkulasi udaranya baik. Selalu cuci gorden dan kawat nyamuk secara berkala karena tanpa kita sadari benda tadi banyak menyimpan debu. Aku sendiri nggak tahan di tempat yang pengap dan ruangan yang sirkulasi udaranya buruk. Makanya selalu suka dengan ruangan yang banyak jendela dan rumah yang banyak pepohonannya.
3.Vaksinasi
Vaksinasi bisa digunakan untuk mengatasi alergi yang dimiliki sang anak. Caranya adalah memberikan obat yang bisa membuat tubuh menjadi lebih kebal terhadap pemicu alergi. Sebaiknya sebelum melakukan vaksinasi, konsultasi dulu dengan DSA langganan ya. 🙂
4.Pengobatan Jangka Panjang
Karena asma memang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikendalikan, penting untuk melakukan pengobatan jangka panjang. Jenis obat asma sendiri ada banyak sekali macamnya, dari mulai obat minum sampai hirup. Ketika anak kita sudah terdiagnosis menderita asma, biasanya dokter akan memberikan obat khusus yang harus dipakai saat serangan asma terjadi. Obat ini biasanya berupa inhaler (obat hirup) yang bekerja untuk meringankan sesak nafas dan membuat anak-anak bisa bernafas kembali seperti biasa.
Inhaler selalu jadi bagian penting dalam pengobatan asma. Kebanyakan penderita asma pasti punya obat inhaler ini. Sejak kecil aku juga sudah pakai dan bawa inhaler kemana-mana. Begitu merasa nafas mulai berat langsung deh dipakai. Inhaler pengaruhnya lebih cepat daripada obat minum karena langsung menuju saluran pernafasan, Nadia juga sekarang sudah kuajarkan memakai inhaler. Anak-anak penderita asma sebaiknya selalu membawa obat ini kemana saja pergi dan orang tua juga harus menjadi pengingat yang sangat penting.
5.Menggunakan Nebulizer Ketika Terjadi Serangan Asma Berat
Kalau serangan asma sudah kadung terjadi, apa yang harus dilakukan? Sahabats nggak perlu panik. Langsung saja bawa anak ke UGD agar mendapat penanganan yang cepat. Biasanya dokter akan memberikan pengobatan via nebulizer. Caranya adalah dengan memasukkan obat bronkodilator dan ekspektoran dalam nebulizer. Cairan obat ini akan diubah ke dalam bentuk uap oleh nebulizer dan penderita asma tinggal bernapas seperti biasa dan menghirup uap tersebut. Bronkodilator berfungsi untuk meringankan gangguan pernapasan dengan melebarkan otot-otot saluran pernapasan, sedangkan ekspektoran sebagai pengencer dahak.
Terapi gangguan pernapasan dengan menggunakan nebulizer, dahak akan lebih encer dan saluran napas lebih meluas sehingga dahak lebih mudah keluar saat batuk dibantu dengan menepuk ringan pada bagian dada dan punggung. Manfaat pemberian nebulizer biasanya langsung terasa. Fungsi dari nebulizer adalah mengubah obat ke dalam bentuk aerosol sehingga dapat sampai ke sasaran dengan cepat. Alat ini mengubah obat cair menjadi uap yang berisi partikel mikroskopis dan akan dihirup melalui mouthpiece atau pun masker. (omron-nebulizer.com/info). Terapi dengan menggunakan nebulizer mempunyai efek samping yang sangat kecil daripada terapi menggunakan obat oral karena berbentuk uap sehingga tidak mengendap di darah.
Untungnya untuk mendapatkan terapi dengan nebulizer kita sekarang nggak harus pergi ke RS. Kita bisa membeli sendiri alat ini di toko alat kesehatan. Sudah sejak SMP aku punya nebulizer dan Nadia pun sekarang punya juga. Kami memakai Omron Nebulizer karena memang direkomendasikan DSA nya Nadia. Omron adalah merk alat kesehatan yang berasal dari Jepang dan digunakan oleh banyak RS di Indoesia. Alat kesehatan merk Omron memang bukan barang baru buatku ada beberapa alat kesehatan ber-merk Omron sih di rumah seperti alat tensimeter untuk mengecek tekanan darah.
Sejak ada Omron Nebulizer di rumah kami nggak perlu lagi bolak-balik ke UGD kalau aku atau Nadia kambuh asmanya. Terapi ganggun pernapasan dengan nebulizer sangat disarankan pada anak-anak karena dapat menghasilkan uap yang banyak pada waktu terapi yang cukup singkat. Suaranya pun nggak berisik sehingga tidak membuat anak-anak panik dan ketakutan. caranya pun mudah kita hanya bernapas seperti biasa dan obat yang telah berubah menjadi uap bisa langsung masuk ke saluran pernapasan.
Bagaimana Cara Menggunakan Omron Nebulizer?
Cara menggunakan Omron Nebulizer mudah banget kok sahabats. bahkan orang yang awam dengan dunia kesehatan seperti aku aja bisa kok. Pastikan sebelum melakukan terapi pernapasan dengan nebulizer, sahabats sudah berkonsultasi dengan dokter terutama untuk takaran obat yang digunakan. Salah satu produk andalan Omron, Nebulizer NE-C803 yang sangat mudah dan nggak ribet. Modelnya ringan dan kecil, praktis dan bisa digunakan dimana saja. Berikut video step by step cara penggunaannya:
Dengan adanya Omron nebulizer di rumah sahabats bisa tenang karena bisa memberikan terapi pernapasan terbaik untuk anak kapan pun dibutuhkan. Menggunakannya mudah, cepat meredakan serangan asma, dan yang paling penting efek sampingnya sangat kecil. Memiliki Omron Nebulizer seperti punya dokter pribadi di rumah kita. Nggak ada lagi episode panik dan ketakutan saat asma si kecil kambuh.
Aku sudah belajar menerima kenyataan bahwa asma tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan. Dengan terapi yang tepat asma tidak akan menghambat kehidupanku dan Nadia. Buktinya kami bisa traveling bahkan naik gunung kan? 🙂 Sahabats nggak perlu sedih kalau si kecil ternyata positif asma. Lakukan saja terapi di atas untuk bisa mengontrol asmanya dan jangan lupa beli Omron nebulizer untuk mempermudah terapi gangguan pernapasan seperti asma. Sedikit tips tambahan ya sahabats, sebaiknya sampaikan kepada guru atau pihak sekolah mengenai kondisi si kecil agar mereka memahami kondisi si kecil dan dapat langsung bertindak bila asma kambuh.
Selain itu untuk melatih pernapasan, ajak si kecil berolah raga secara rutin. Pengalamanku si olahraga yang paling baik untuk pengidap asma adalah renang. Gerakan yang dilakukan saat renang dapat merelaksasi dan melatih otot pernapasan sehingga membuat ritme pernapasan lebih teratur. Alhamdhulilah sejak teratur berenang, Nadia jarang banget asmanya kambuh bahkan lebih sehat dan ceria. 🙂
Yakinlah asma bukan akhir hidup. Dengan mengendalikan asma, anak-anak akan tetap hidup bahagia dan beraktifitas seperti anak lainnya. Semoga kita senantiasa dikarunia kesehatan dan kebahagiaan ya. Aamiin.. 🙂
No comments:
Post a Comment