Wednesday, March 1, 2017

Membumikan Kuliner Aceh Berbekal Smartphone Kece

Assalamualaikum Sahabats ….

Setiap kali traveling salah satu agenda wajib dalam itinerary ku adalah wisata kuliner. Ga afdhol dan rugi banget rasanya mengunjungi tempat baru tanpa mencoba kuliner khasnya. Apalagi di Indonesia tercinta kita ini, geser satu kota aja bisa jadi cita rasa masakannya udah beda. Kuliner memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara hidup masyarakat setempat. Makanya mencoba satu kuliner khas aja bisa mengajarkan kita banyak hal tentang budaya masyarakatnya.

Biasanya sebelum berangkat traveling, aku akan cari tahu kuliner khas setempat lengkap dengan tempat makan yang recomended jadi sampe tekape udah nggak bingung lagi mau kemana. Dulu sih acara berburu kuliner ini jadi cerita biasa aja buat kami tapi semenjak jadi blogger acara berburu kuliner ini jadi makin seru aja. Ada satu ritual yang suami dan anak udah paham banget deh. Pantang menyentuh makanan sebelum mama foto. Kadang mereka sampe bete nunggu sesi pemotretan selesai. Segala macam angle dan jurus dikerahkan demi bisa menghasilkan foto makanan yang instagramable. Perjuangan seorang blogger demi sebuah postingan baru. 😛

Ya maklum lah .. impian menjadi food blogger memang cukup besar sayangnya hobby ini belum didukung oleh kamera yang canggih. Pernah sekali waktu aku udah niat banget mau mereview sebuah cafe di Semarang yang cukup terkenal dan recomended menu Western-nya. Eh udah sampe tekape DSLR ketinggalan. Duuuh … #KZL plus bete lah rasanya, mana suasana cafenya temaram pula. Pake kamera hape ku yang udah jadul ini mana bisa maksimal. Jadi membayangkan seandainya aku punya ASUS Zenfone yang memiliki teknologi PixelMaster Camera yang membantu kita menghasilkan foto berkualitas sama bagus dengan foto jepretan kamera pro.

PixelMaster Camera yang ada pada ASUS ini sangat membantu kita menghasilkan gambar dengan kualitas terbaik. Apalagi dengan adanya mode low-light yang sempurna, kita bisa mengambil foto atau membuat video pada intensitas cahaya yang rendah. Cocok buat dipakai foto-foto pada malam hari atau di tempat yang cahayanya minim. PixerMaster juga mempunyai fitur image stabilizer yang membuat gambar bebas blur. Masih banyak lagi keunggulan si PixelMaster kepunyaan ASUS, jadi rasanya semua bakal sepakat kalau aku bilang ASUS Zenfone memang sahabat sejatinya para blogger deh. 🙂

 

tumpeng di acara keluarga pun tak luput dari sasaran ASUS Zenfone 😉

 

Sebegitu canggihnya ya teknologi kamera smartphone jaman sekarang sehingga memudahkan para food blogger dan food enthusiast untuk terus berkarya. Apalagi potensi kuliner Indonesia itu besaaar banget dan belum digarap dengan serius oleh pemerintah Indonesia. Makanya kadang suka gemes aja makanan Indonesia tu oke banget tapi kenapa kalah tenar sama masakan Thailand. Jadi tugas kita bersama nih sebagai seorang blogger untuk terus memperkenalkan kuliner nusantara ke seantero dunia. 🙂

Pengalamanku waktu menulis buku Jelajah Ujung Barat Indonesia, Banda Aceh dan Sabang, salah satu bab yang aku anggap penting adalah bab wisata kuliner di Aceh. Sampai-sampai nih setiap kali pulang kampung aku selalu agendakan muter-muter cari tempat makan masakan khas Aceh demi bisa menberikan informasi yang akurat. Lagipula acara berburu kuliner adalah salah satu agenda favorit. Lupakan deh soal diet kalo udah sampe Aceh, soalnya enak semua menunya. #tutupinlemakdiperut

Hobby traveling memang biasanya nggak jauh dari wisata kuliner. Terbukti setiap kali ada teman yang mau ke Aceh pertanyaannya selalu sama, ‘kuliner Aceh yang harus dicoba apa?’ Jadi terbersit lah ide menuangkan kuliner Aceh dalam bab khusus. Kuliner Aceh yang kaya ragam dan kaya rasa rasanya sayang kalo nggak diperkenalkan kepada dunia. Alhamdhulilah sekarang kopi Aceh mulai di kenal dunia karena memang kualitas dan rasanya yang nikmat. Kabarnya kopi Gayo jadi kopi primadona di Amerika dan Eropa. Selain itu ada juga kopi Sanger khas Aceh yang paling seru dinikmati di kedai kopi sambil nonton para baristanya beraksi. 🙂

kopi sanger

Baca Juga : Kuah Beulangong, Kuliner Pemersatu Rakyat Aceh

Selain kopi apalagi sih menu khas Aceh yang harus dicoba? Wuuuiihh buanyaak banget. Untuk menu yang ringan, ada roti Canai yang bentuk dan rasanya serupa roti Maryam. Biasanya roti Canai dimakan bersama gula pasir atau ditaburi di atasnya. Lebih enak lagi kalau roti Canai dicocol pakai kuah kari khas Aceh. Ya salaamm …. endeuuss.

Selain roti Canai ada juga martabak Aceh yang penampakannya mirip martabak asin yang biasa kita temukan di kaki lima. Bedanya martabak Aceh nggak pakai campuran daging. Martabak Aceh menggunakan kocokan telur untuk mrmbungkus kulit martabaknya. Pembuatan martabak ini diawali dengan menggoreng kulit martabaknya terlebih dengan bentuk segi empat. Kemudian kulit martabak dilumuri dengan kocokan telur yang telah dicampur dengan rajangan bawang merah dan daun bawang. Teman makan martabak Aceh yan paling klop adalah acar bawang dan cabe rawit plus secangkir teh tarik hangat. Yummoooo…… 🙂


 

Terus main course nya apa? Nah ini …rasanya nggak ada yang bisa mengalahkan Mie Aceh. Sebelum tsunami, jarang banget yang mengenal Aceh apalagi kulinernya. Semenjak berdatangan manusia dari segala penjuru dunia untuk membantu korban tsunami, nama Aceh dan seluruh budayanya membahana. Mungkin begini lah cara Allah untuk mengembalikan nama baik Aceh ya sahabats. Dulu kalo aku kangen mie Aceh harus ke Jogja dulu karena nggak ada yang jual di Semarang. Sekarang sependek pengetahuanku sudah ada 8 kedai mie Aceh di Semarang. Bahagianya hatiku. 🙂

Eehh..kok jadi ngelantur gini sih, balik lagi ke Mie Aceh ya sahabats. #lapiler Mie Aceh adalah menu yang spesial karena merepresentasikan budaya Aceh dengan sangat pas lho. Sahabats pernah dengar nggak anekdot yang bilang kalau ACEH itu sesungguhnya adalah kepanjangan dari Arab, China, Eropa, dan Hindia. Bisa jadi ada benarnya karena di masa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai banyak pedagang Arab dan Gujarat, India datang ke Aceh. Kemudian giliran Belanda datang mencoba menduduki tanah Aceh. Di masa itu pula banyak imigran China yang datang untuk mencoba peruntungan di Nanggroe Aceh Darrusalam. Walhasil terjadilah akulturasi budaya yang tercermin dalam kebudayaan Aceh, termasuk juga kulinernya.

 

Menurut sebuah artikel yang pernah aku baca, Mie Aceh adalah perpaduan budaya Arab, China, Eropa, dan Hindia. Mie adalah jenis makanan yang diimpor dari negeri China. Kuah Mie Aceh yang kaya rempah tentu saja mengadopsi citarasa masakan India yang kaya rempah. Campuran mie Aceh, yaitu daging sapi atau kambing merupakan pengaruh nilai-nilai Islam yang dibawa pedagang Arab dan melekat kuat hingga hari ini di bumi Nanggroe. Sedangkan campuran seafood adalah budaya rakyat setempat yang hidup di pesisir pantai dan menjadikan seafood sebagai protein utama mereka. Ramuan yang sempurna ini berbaur sempurna dalam semangkuk Mie Aceh yang makin sedap dimakan bersama emping dan acar bawang.

Mi Aceh berbeda dengan mie pada biasanya karena teksturnya yang lebih tebal. Mie Aceh terdiri dari dua jenis, mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mi Aceh Kuah (sup). Selain itu yang bikin Mie Aceh istimewa adalah kuahnya yang pedas, kental, dan spicy banget. Dalam satu suapan kita bisa merasakan gurih, asam, manis, dan pedas berdansa dalam mulut kita. Kalo favoritku sih Mie Aceh kuah yang pake seafood, salah satu yang ngehits banget adalah Mie Aceh kepiting. Hhhmmm … makanan sempurna buat kita-kita pecinta masakan seafood.  🙂

 

Cukup sudah membahas Mie Aceh sebelum ilerku berjatuhan heheheh…

Buat sahabats yang punya kolesterol atau hipertensi, nggak perlu takut apalagi ragu menyantap Mie Aceh karena ada penawar yang nggak kalah nikmatnya. Kolesterol atau hipertensi nggak akan kumat kalay sahabats menikmati Mie Aceh bersaa segelas Es Timun Serut atau bahasa lokalnya Ie Boh Timun. Es yang sederhana banget tapi spesial rasanya. Terbuat dari timun serut yang dicampur dengan air es. Supaya makin sip kalo buat es timun ini aku campur air es nya dengan perasan jeruk nipis dan madu. Segar dan sehat pastinya. 🙂

Es timun serut

Ngomongin kuliner Aceh dan kuliner Indonesia lainnya bakalan jadi postingan panjang yang menyenangkan dan bikin perut kukuruyuk. Aku sih cuma berharap aja semoga hobby kulineran ku ini bisa sekalian membantu mengangkat dan mengenalkan kuliner nusantara pada pembaca blog momtraveler ini. jangan sampai kuliner nusantara yang istimewa kalah sama kuliner bule yang rasanya gitu-gitu aja. Yuk jadi pahlawan kuliner nusantara meski hanya berbekal smartphone. One small step can change the whole world guys. 🙂

 

Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.

 

No comments:

Post a Comment