Monday, April 10, 2017

#MemesonaItu Berbagi Ilmu Setiap Saat

Assalamualaikum Sahabats …

Siapa sih yang bisa menebak jalan hidup seorang anak manusia? Seringkali kita punya banyak keinginan bahkan membuat skenario sesuai kehendak hati tapi siapakah kita yang mampu mengatur sang pemilik hidup? Ada sutradara kehidupan yang sudah mengatur segala sesuatunya dan kita sebagai manusia hanya bisa meyakini bahwa pilihan Allah lah yang terbaik dan kemudian menjalani hidup dengan sebaik mungkin.

Waktu masih kecil dulu, setiap kali ditanya soal cita-cita jawabanku akan selalu sama, Pramugari. Alasannya simple banget sih sebenarnya, dalam bayangku betapa bahagianya jadi Pramugari, setiap hari dandan cantik, naik pesawat, dan jalan-jalan terus ke tempat yang indah. Hhhmm…. teteuup ya, dari kecil emang udah doyan jalan sih jadi otaknya ya nggak pernah jauh dari kata jalan-jalan. Itu dulu ketika dipikiranku arti #MemesonaItu adalah perempuan berparas ayu dengan pulasan make up yang menawan dan karir yang menjanjikan.

Waktu berjalan dan aku beranjak dewasa dan berpikir untuk masa depan. Setelah melalui banyak pertimbangan, aku memilih kuliah di jurusan Komunikasi yang sesuai dengan minatku. Tapi rupanya Allah punya kehendak lain. Aku lulus UMPTN (ketauan deh angkatannya heheh) di pilihan kedua, jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro. Sedih sih tapi ya sudahlah, pilihan kedua nggak bukannya jelek. Toh sejak dulu aku memang tertarik belajar bahasa. Akhirnya aku menerima ketetapan Allah dan berusaha sebaik mungkin mencintai dunia baruku.

Lagi-lagi di kepala ini sosok #memesonaitu adalah perempuan dengan karir menonjol, jadilah impiankku saat itu lulus kuliah dan bekerja di Perusahaan Asing dengan gaji besar. Untuk mewujudkan mimpi itu sejak semester 3 aku mulai mencari pengalaman kerja. Dari mulai jadi penerjemah lepas di rental komputer dan guru privat bahasa Inggris sampai akhirnya aku lulus S1.

Begitu di wisuda, aku mulai melamar ke banyak perusahaan karena bayangan menjadi wanita karir masih lekat di kepala, meskipun pekerjaan sebagai guru privat tetap kujalani. Aku memang suka mengajar tapi jadi guru sama sekali tidak masuk daftar cita-cita. Berkali -kali panggilan kerja datang tapi selalu kandas saat proses seleksi. Anehnya setiap kali aku melamar kerja sebagai pengajar selalu saja diterima. Akhirnya pekerjaan sebagai pengajar aku terima sambil terus berusaha melamar ke tempat lain. Duuhh Gusti … ada pesan apakah dibalik semua ini?

photo taken form Pinterest.com

Hampir setahun berjalan dan karir impian belum terealisasi, bahkan hati ini sudah mulai makin mencintai  dunia mengajar. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Hati pun sudah mulai bisa menerima isyarat Allah bahwa sepertinya dunia pendidikan lebih cocok buatku. Tahun 2009 aku berhasil meraih gelar M.A (Master of Art) dan tak perlu menunggu lama aku bekerja sebagai dosen di salah satu universitas swasta di Semarang. Ternyata ketika kita pasrah pada ketentuan Allah, maka Allah akan memberikan jalan yang jauh lebih baik untuk kita. 🙂

Siapa yang menyangka aku bisa menjadi seorang dosen? Kemampuan saat kuliah pun tak mencolok bak mahasiswa berprestasi. Tak ada gelar atau piala mahasiswa terbaik hanya berusaha mengikuti kuliah dengan sebaik mungkin. Aku yang nggak pedean dan nggak sabaran ini harus menghadapi banyak anak dalam satu ruangan. Sama sekali bukan hal mudah.  Tapi aku yakin selalu ada jalan kalau kita mau belajar dan berusaha. Alhamdhulilah semua ilmu yang aku dapatkan kini justru makin bertambah seiring pekerjaanku sebagai dosen. Memang benar adanya bahwa kita tidak akan pernah rugi berbagi ilmu justru semakin banyak kita berbagi ilmu semakin kaya lah kita.

Semakin hari aku semakin mencintai dunia mengajar dan semangat untuk belajar menjadi pengajar yang baik. Ada beberapa kriteria guru idaman menurut versiku yang terus aku usahakan setiap harinya agar bisa tercapai. Apa sajakah? Ini dia guru idaman versiku :

  1. Ramah dan Periang

Bayangkan punya guru yang pelit senyum? pasti bete kan? Walhasil jadi males ikut kuliahnya. Makanya ramah masuk dalam syarat penting guru idaman buatku karena suasana hati yang baik akan meningkatkan mood belajar. Ketika mahasiswa melihat pengajarnya ramah, periang, humoris dan suka becanda, mereka akan lebih rileks di kelas dan mampu mengikuti kuliah dengan baik. Aku biasa berinteraksi selama pelajaran berlangsung, mencoba menghafal nama mereka dan selalu bersikap positif dan membangun. Bersikap ramah dan murah senyum adalah cerminan pribadi yang baik. Satu senyuman bisa menuai banyak hal positif lho. 🙂

jadi guru harus ramah dan murah senyum apalagi kalo diajak selfie ama mahasiswa. my BIPA class

2. Berwibawa dan Berpenampilan Rapi

Guru itu digugu dan ditiru, begitu kata pepatah. So sebagai seorang pengajar aku berusaha memberikan contoh yang baik. Dimulai dari hal simple seperti bagaimana bersikap dan berpenampilan. Berbicara yang jelas dan lantang, tidak menyinggung perasaan mahasiswa, mencoba menjawab semua pertanyaan dengan baik, membangun diskusi yang sehat, itu semua aku upayakan setiap kali mengajar. Termasuk membuat kontrak kuliah satu semester untuk disepakati bersama. Meskipun punya hubungan yang cukup dekat dengan mahasiswa aku tetap ingin mereka menghormatiku.

3. Disiplin dan Tegas

Point ini menurutku sangat penting harus dimiliki setiap pengajar. Bagaimana mungkin bisa menghasilkan murid yang disiplin bila gurunya sendiri nggak disiplin? Buatku menjadi guru bukan sekedar mengajar tapi juga mendidik. Meskipun diluar aku trelihat santai, ketika mengajar aku berusaha menjaga kedisiplinan, baik pribadi maupun kedisplinan mahasiswaku. Caranya adalah datang tepat waktu, mengajar sesuai silabus yang sudah ditetapkan, dan mengelola jam pelajaran dengan baik. Tegas yang aku terapkan beda lho dengan galak. Tegas disini aku artikan bila kontrak kuliah sudah disepakati, tugas sudah diberikan, maka tidak ada toleransi bagi yang melanggarnya.

4. teman Diskusi dan Pendengar yang Baik

Berusaha menjadi teman untuk mereka, saat senang maupun susah. Alhamdhulilah aku punya hubungan yang cukup baik dengan anak didikku. Adakalanya kami saling becanda, bahkan aku mendengar keluh kesah dan curhat mereka. Pun sampai mereka lulus masih ada lho yang rajin curhat ke aku. Apapun keluhan mereka aku selalu berusaha menjadi pendengar yang baik. Membantu kesulitan belajar mereka dengan memberi solusi dan saran yang mudah diikuti. Ketika mereka tertarik pada suatu bidang yang kebetulan aku kuasai maka dengan senang hati aku berbagi.

Andra mewakili Fakultas mengikuti seminar internasional di Turki

Seperti salah satu mahasiswaku yang berhasil menjadi Mawapres (mahasiswa berprestasi). Sejak awal semester aku sudah melihat potensi dalam diri Andra, jadilah aku rajin menyuntikkan semangat dan hal positif padanya. Kami sering berdiskusi tentang banyak hal, termasuk essay yang digunakannya untuk maju dalam ajang tersebut. Alhamdhulilah Andra meraih gelar Mawapres Unissula 2016 dan akan maju ke tingkat nasional tahun ini. Semangat ya Ndra

5. Kreatif dan Inovatif

Aku paham betul betapa bahasa Inggris adalah pelajaran yang menjadi momok bagi banyak pelajar karena itu aku selalu mencoba menggali ilmu dan ide supaya cara mengajarku lebih kreatif dan anak didikku jadi tertarik pada materi yang kuberikan. Pokoknya gimana caranya membuat kelas jadi nggak mbosenin, bahkan dengan outdoor class yang biasa kulakutan setahun sekali.

outdoor class @ Lawang Sewu Semarang

6. Memahami Proses

Belajar adalah sebuah proses yang panjang dan tidak semua murid bisa menyelesaikan proses tersebut sesuai target kita. Ada tipe pembelajar cepat dan ada pula yang lambat. Jadi stok sabar memang harus diperbaharui setiap hari. Caraku adalah dengan berusaha memahami karakter mereka dan menerapkan berbagai macam metode agar anak didik mudah memahami materi. Aku selalu membuka diri untuk setiap pertanyaan dan ide. Aku yakin semua hal bisa dipelajari asalkan kita mau berusaha

salahs eorang mahasiswa yg berhasil lolos program dual degree di Belanda mengirim foto

7. Antusias dan Semangat Dalam Mengajar

Aku tanamkan pada diri bahwa anak didikku adalah ladang pahala bagiku. Bahwa keberhasilan mereka adalah keberhasilanku sebagai seorang pendidik. Sesulit atau se bete apapun hariku, ketika muncul di depan kelas aku selalu berusaha untuk antusias dan semangat agar perasaaan tersebut menular pada anak-anak. Ketika mereka semangat belajar dan berhasil meraih cita-cita, maka akan ada secercah kebahagiaan yang kurasakan karena meskipun sedikit sudah memberikan andil dalam keberhasilan tersbeut. Semangat berbagi ilmu yang kelak insyaallah akan jadi amal jariyah yang akan menerangi kuburku. Aaamiin.

Menjadi seorang pengajar dan pendidik bukanlah hal yang mudah dan mungkin bukan pekerjaan ideal bagi banyak orang. Bayangkan betapa banyak waktu tersita untuk mendidik orang lain dan betapa sedikit imbalan yang diterima. Namun ketika profesi ini sudah menjelma cinta di dalam hati, maka hanya ada ketulusan dan keinginan berbagi tanpa pamrih dari hari ke hari. Mencetak mereka dengan adab dan ilmu yang bermanfaat dan mengantarkan mereka menuju impian dan hidup yang lebih baik. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?

#MemesonaItu adalah berbagi ilmu sepanjang hayat. Membekali dan membimbing anak didikmu dengan ilmu yang bermanfaat dan mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan. Kini bukan lagi tubuh tinggi semampai, wajah nan rupawan, ataupun karir mentereng yang kuidamkan, tapi secercah senyum dan kebahagiaan melihat anak didikku meraih sukses. Inilah pekerjaan dan dunia yang kucintai sepenuh hati. Semoga Allah senantiasa mengiringi langkahku menjadi guru yang baik dan menjadikan setiap ilmu yang kuteruskan pada mereka ladang amal dan pahala untukku di dunia dan akhirat. Yes. I do love being  a teacher. 🙂

 

No comments:

Post a Comment