Bunda melipat kertas yang sedaritadi dibawanya sambil tersenyum. Checked! Semua barang bawaan untuk piknik hariini sudah siap. Semoga semua yang sudah disiapkannya sejak kemarin tidaksia-sia dan misinya hari ini berjalan dengan lancar.
“Kita mo pindahan ya bun?” Tanya ayahkeheranan melihat barang bawaan yang dimasukkan bunda ke dalam bagasi mobil.
Bunda tersenyum sambil mengedipkan matanya. “Yuk ah kita berangkat sekarang,” ajak bunda sembari mengecek sabuk pengaman anak-anak telah terpasang dan menutup pintu.
Piknik sederhana macam ini memangsudah jadi rutinitas bulanan bagi keluarga bunda Lia. Tapi hari ini berbeda,ada misi penting yang ingin disampaikannya pada anak-anak. Bunda berharap semuakerepotan yang sudah disiapkannya sejak kemarin akan terbayar dengan pehamanananak-anak.
“Bun, kita nggak mampir kesupermarket dulu nih. Biasanya kan bunda beli air mineral dan camilan buatpiknik?” Ubay mengingatkan.
“Nope, today is special guys,” jawabbunda sambil tersenyum penuh kemenangan.
Karpet bermotif kotak-kotak merahdan putih sudah terhampar tak jauh dari tepi danau. Siang itu mereka sudahmenemukan spot piknik yang pas dan asyik. Di bawah pohon nangka yang rindangdan sejuk dengan pemandangan danau yang biru menyegarkan.
Sementara anak-anak sibuk bermainlempar tangkap bola, bunda dan ayah mulai mengeluarkan bekal yang tersusun rapidalam kerangjang piknik.
“Tumben banget sih bun sempetbikin kue bahkan makan siang yang enak, biasanya kalo piknik gini bunda kanselalu beli. Lebih praktis dan nggak merepotkan bunda juga toh?”seloroh ayah.
“Nggak repot kok yah, kan bikin kuenya udah dicicil kemarin. Lagian bunda ada misi penting nih buat kita semua. Ayah ingat kan apa yang bunda omongin semalam tentang keinginan bunda diet plastik? Sekarang Ayah panggil deh anak-anak, udah waktunya makan siang nih,” pinta bunda.
Aneka kue dan menu makan siangplus satu tumbler besar berisi infused water lengakp dengan potongan lemon nansegar menyambut anak-anak yang berlarian menuju karpet piknik.
“Woooww, ini dalam rangka apa sihbun kok sampe bunda masak segini banyak? Biasanya kan bunda lebih suka beli?”selidik Nisrin.
“Bunda bikin nasi uduk denganmenu komplit nih, sesuai pesanan kak Nisrin dan dek Ubay yang katanya kangennasi uduk bikinan bunda kan?” bunda tersenyum.
“Besok-besok kalau kita piknikbegini terus ya bun. Masakan bunda jelas lebih enak dan sehat daripada jajananyang kita beli. Ayah janji deh bakalan bantuin masaknya,” imbuh ayah sambil terusmengunyah nasi uduk kesukaaannya.
Tak berapa lama semua menu yang bunda siapkan tandas tak bersisa. Bunda kemudian membuka wadah kotak merah berisi buah potong yang segar dan menyiapkan garpu kecil untuk menikmatinya.
“Eh kalian tahu nggak sih kenapabunda hari ini nyiapin macem-macem buat piknik kita?” bunda membuka percakapan.
Anak-anak menggeleng sambil terusmengunyah buah semangka yang merah dan segar.
“Jadi tu kemarin bunda baca kalau sampah plastic itu lama banget terurainya, bisa sampai ratusan tahun lho,” jelas bunda.
Bener tuh bun, kemarin di sekolahbu guru juga cerita kalau alam butuh waktu lama untuk menguraikan sampahanorganik, bahkan kalau sampah plastic bisa 100 tahun baru terurai lho bun,”terang Nisrin.
“Betul kata bu guru Nisrin,”tambah ayah. Bahkan sekarang negara kita tercinta ini sedang mengalami daruratsampah saking banyaknya sampah plastic dimana-mana. Untuk menjaga bumi, sudahjadi tanggung jawab kita lho untuk mengurangi sampah plastik.
“Terus hubungannya sama bundamasak apa yah? Emang bunda masak plastic?” Tanya Ubay polos.
Komentar Ubay sontak mengundangtawa seluruh keluarga.
Bunda mengeluarkan ponselnya danmenunjukkan foto seekor paus yang mato terdampar di pesisir pantai. Bundabercerita tentang kisah sedih paus yang diduga telah menelan ratusan sampah plasticyang tak mampu dicernanya dan mengakibatkan kematian. Sampah plastik yangdibuang sembarangan terbawa arus hingga menuju laut, akibatnya banyak binatanglaut mati karena tercemar dan memakan sampah plastik.
“Sedih nggak kalian melihat nasibpaus ini? Bisa jadi salah satu sampah yang dimakannya adalah sampah plastic yangkita buang sembarangan. Makanya bunda dan ayah pengen mulai sekarang kitamengurangi sampah plastik, menggunakan lagi barang-barang yang masih bisadipakai atau mendaur ulangnya supaya bermanfaat lagi,”tambah bunda.
“Caranya gimana selain membuang sampah pada tempatnya?” Nisrin penasaran.
“Salah satu contohnya seperti yang bunda kalian lakukan hari ini. Daripada beli jajan kemasan plastik bunda masak sendiri. Makanan disimpan di wadah dan botol plastik yang bisa dipakai lagi, jadi nggak ada yang terbuang. Kalian juga jangan lupa untuk ingatkan ayah dan bunda bawa kantong kain saat belanja di supermarket supaya kita nggak perlu lagi pakai kantong plastic. Itu contoh kecil dari berdiet plastik,” terang ayah.”
“Oh gitu ya.Oke deh mMulai sekarang Ubay mau deh diet plastic yah, asal jangan suruh Ubay diet ayam goreng ya. Ubay nggak sanggup!” celoteh Ubay.
No comments:
Post a Comment