Assalamualaikum Sahabats …
Alhamdhulilah wa syukurilah, akhir tahun 2019 kemarin impianku liburan ke Banyuwangi akhirnya tercapai juga. Setelah bertahun-tahun penasaran sama Kabupaten terujung di Pulau Jawa ini akhirnya terbayar lunas semuanya. 4 Hari menikmati sepotong surga yang ada di Banyuwangi, meskipun belum tuntas, rasanya liburan kali ini jadi salah satu liburan terbaik kami.

Mengapa Harus Banyuwangi?
Mungkin Sahabats bertanya-tanya kenapa si harus Banyuwangi banget? Emang sebagus itu? Kabupaten Banyuwangi seringkali terlewat dari radar kita, paling banter lewat di kota ini hanya sekedar transit untuk kemudian nyebrang ke Pulau Bali. Bahkan banyak orang belum aware kalau Banyuwangi nggak kalah cantinya sama Pulau Bali. Padahal kalau Sahabats mau tahu Banyuwangi menawarkan paket liburan super lengkap. Gunung, hutan, pantai, pun wisata budaya dan kuliner bisa kita nikmati sekaligus.
FYI ya Sahabats, Kabupaten Banyuwangi itu luaaaasss banget, bahkan lebih luas dari Pulau Bali. Total luas wilayahnya adalah 5.782 km2, Kabupaten ini punya 3 Taman Nasional; Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwo, dan Taman Nasional Baluran. Itu baru Taman Nasional belum pantai, hutan, pegunungan, bahkan pulau-pulau kecil yang masih perawan dan cantik luar biasa. Supaya Sahabats terbayang akan keindahan Banyuwangi insyaallah semua spot wisata yang sempat aku kunjungi akan aku tulis dalam postingan berbeda, semoga nggak bosan ya bacanya. Postingan pertama akan dimulai dengan cerita dari hutan trembesi yang mirip banget dengan setting film Lord of the Ring.

De Djawatan, Hutan Wisata di Tengah Kota Banyuwangi
Ketika mendengar kata hutan pastilah yang terpikir pepohonanrimbun nun jauh di luar peradaban manusia. Ternyata di Banyuwangi kita bisamenemukan hutan lindung yang cukup luas di salah satu sudut kota Banyuwangi,tepatnya di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Hutan Trembesi yang dulunya milikPT. KAI ini sekarang sudah alih fungsi jadi hutan wisata yang cukup ngehits. Bahkankatanya hutan trembesi ini mirip banget sama hutan Fangorn di film Lord of theRing. Para fans Lord of the Rings harus banget deh mampir ke sini.
Pertama kali menginjakkan kaki ke hutan De Djawatan ini rasanya kaya masuk ke negeri dongeng. Barusan aja melewati kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan di perkotaan eh tiba-tiba nemu hutan rindang dengan ratusan pohon trembesi yang entah udah berapa ratus tahun usianya. Pepohonan ini tinggi menjulang dengan cabang dan ranting yang menjulur panjang seakan melingkupi dan melindungi semua yang ada di bawahnya. Rasanya semua penat dunia sejenak lebur deh ketika kita masuk ke hutan yang hijau nan rimbun ini.

Kami memang sengaja curi start di liburan kali ini tujuannya supaya bisa maksimal menikmati semua objek wsata di Banyuwangi dan alhamdhulilah waktu kami sampai di hutan De Djawatan hutan ini sepi banget karena memang pas hari kerja. Puas deh menikmatinya.
Anak-anak yang jarang liat pepohonan besar gitu pada takjub dan terbengong-bengong. Menurut info dari petugasnya satu pohon trembesi ukurannya bisa seperti 10 manusia dewasa berkeliling batang pohonnya. Mantab banget ya. Udara di seputaran hutan juga seger luar biasa jadi aku sarankan ambil napas selama mungkin supaya banyak suplai Oksigen masuk ke paru-paru dan hati pun insyaallah jadi tenang.
Oya Sahabats, satu hal yang aku amati dari hutan trembesi ini yang menurut aku special banget. Jadi pohon trembesi yang ada di De Djawatan ini umurnya sudah tua banget, kelihatan dari tinggi dan besarnya dong. Cabang dan rantingnya menjalar dan memanjang tapi anehnya antara satu pohon dan pohon lainnya nggak saling tumpang tindih. Cabang pohon akan berhenti tepat di samping cabang pohon lainnya, kebayang kan maksud aku Sahabats? Antara satu pohon dan lainnya nggak saling serobot dan melebihi batas wilayahnya. Subhanallah, bahkan tanaman aja tahu lho untuk nggak berlebihan dan sadar akan batas wilayahnya. Kalau manusia gimana??

Instagramable Spots and More
Dulunya hutan ini dianggap hutan biasa aja sama wargasekitar karena memang hutan trembesi De Djawatan sudah ada sejak lama. Biasa kanya kadang kita suka nggak menghargai atau memperhatikan apa yang ada didekatkita sampai suatu hari muncul beberapa foto cantik dari tempat ini. One postleads to another, dan akhirnya De Djawatan jadi ngehits, thanks to Instagram.Dan sekarang De Djawatan mulai bersolek supaya pengunjung makin betah.
Oya setelah hutan De Djawatan resmi jadi hutan wisata, pengelola mulai melengkapi hutan wisata ini dengan ornament dan pernak-pernik yang mendukung buat kita pepotoan. Pun tanpa ornament itu hutan ini aja udah cukup instagramble lho Sahabats. Ada payung-payung cantik, rumah pohon yang kece, jembatan, bahkan ada papan petunjuk spot foto yang recommended. Selain itu tersedia juga andong wisata yang akan mengantarkan kita keliling hutan dan kita bisa request bapaknya untuk berhenti di spot-spot yang kita rasa cantik untuk ambil foto. Satu putarannya kita cukup bayar 50.000 aja untuk waktunya bebas lah, sepuasnya kita aja.

Abang udah jalan entah kemana untuk ambil foto dengan beberapa angle berbeda, sementara aku pegel ngejer baby K yang mungkin merasa ada di surga saking hutan trembesi ini luas dan sejuk jadi dia bebas berlarian. Udah kaya little explorer aja. Nah kalau Sahabats mau menikmati De Djawatan sepuasnya kek kami ini ada baiknya dating saat weekdays aja karena kalo weekend bisa dibayangin kan kaya gimana keadaannya??

Untuk masuk ke De Djawatan pengunjung nggak dipungut biaya alias gratis, Cuma bayar parkir kendaraan aja, asyik kan?? Nggak perlu bayar atau bahkan jauh-jauh ke New Zealand untuk bisa dapetin foto kece dengan background ala-ala Lord of the Ring. Cuuzz ke banyuwangi ajah. 🙂

No comments:
Post a Comment