Sunday, March 12, 2023

Keseruan Mengikuti ToT Literasi Digital dengan Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Bersama ICT Watch dan Unicef

Assalamualaikum Sahabats ….

Hidup di era digital membuat kita semua pernah terpapar berita hoaks. Sebagian kita santai menanggapi hoaks yang beredar di media sosial, tapi banyak juga yang masih sering terpancing emosi. Tanpa disadari kita justru jadi penyebar hoaks yang memecah belah masyarakat. Terus gimana ya cara membedakan informasi yang benar dan hoaks?

Semester ini entah kenapa aku mulai merasakan jenuh dengan aktivitas kampus. Sore itu sehabis selesai ngajar, aku menemukan info di facebook KEB yang membuka pendaftaran jadi peserta ToT Literasi Digital. Bak gayung bersambut, gercep aja daftar. Harapannya dengan ikutan ToT ini bisa me-refresh mood dan nambah ilmu baru.

Alhamdhulilah. Seneng banget pas dapet email dari KEB yang mengabarkan aku lolos seleksi untuk jadi perwakilan KEB mengikuti ToT Literasi Digital di kota Semarang bersama mbak Uniek Kaswarganti dan mbak Ika Puspitasari. So excited for the new experience.

Pengalaman Mengikuti Training of Trainer (ToT) Literasi Digital dengan Pendekatan KAP

Sepanjang sejarah hidupku ikutan training, baru kali ini aku mendapat pengalaman yang luar biasa seru dan eye opening. 3 hari training penuh dengan aktivitas seru dan dapet ilmu yang daging banget.

Sebagai mahluk introvert yang nggak bisa langsung membaur, awalnya agak canggung juga ketemu orang baru. Tapi rasa nggak nyaman itu dalam sekejap hilang berkat kang Risang Rimbatmaja dan Indriyatno Banyumurti (mas IB), trainer dan pemateri yang energic dan kece badai. 🙂

sharing session with kang Risang Rimbatmaja

Sejak hari pertama peserta diajak saling mengenal dengan berbagai games seru dan menyenangkan. Kami yang awalnya tidak saling mengenal dan berjarak bisa langsung akrab seketika. Dan ternyata itulah esensi dari Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang kami pelajari sepanjang training.

Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Sebagai Pendekatan Memberantas Hoaks

FYI Sahabats, Menurut R. Wayne Pace, komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Ini memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan.

Mengapa digunakan pendekatan KAP untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya hoaks? Karena ketika sebuah pesan disampaikan secara langsung pada orang lain dengan suasana yang cair dan penuh keakraban, maka diyakini pesan akan diterima dengan lebih efektif.

3 Prinsip Utama KAP

1. Menambah Keakraban

Sebelum menyampaikan informasi mengenai bahaya hoaks pada masyarakat, trainer harus membangun keakraban dengan masyarakat. Gimana caranya secara kita baru dengan orang asing dengan waktu yang cepat? Kita bisa membangun keakraban dengan cepat dengan beberapa cara Sahabats.

Misalnya dengan menyebutkan nama, mengobrol untuk mencari simpul (kesamaan), atau memberikan bantuan kecil, dan sebagainya.

komunikasi antar pribadi

Bayangkan ketika Sahabats datang kesebuah acara dan ada orang lain yang memberikan kita kursi atau menawarkan bantuan lain, bahkan mengingat nama kita. Pastinya kita merasa nyaman kan? Rasa nyaman dan akrab ini adalah kunci pertama yang harus kita bangun dalam KAP

2. Saling Berbicara dan Mendengarkan

Next, dari rasa nyaman akan lebih mudah bagi kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tips dari kang Risang yang aku catat adalah mendengarkan dan menatap orang saat mereka sedang berbicara pada kita. Tatapan mata tersebut akan membuat orang lain merasa dihargai.

Menurut kang Risang, kita tidak boleh langsung memberikan judgement mengenai pendapat seseorang. Cukup dengarkan dengan baik bahkan apresiasi pendapat mereka. Setelah itu baru kita klarifikasi dengan informasi yang benar. Tentunya dengan gesture ramah dan bahasa yang santun.

Misalnya nih, seorang kerabat bercerita atau share mengenai berita hoaks. Jangan langsung menyalahkan bahkan menghina mereka. Cukup dengarkan cerita mereka, apresiasi karena sudah berbagi, lalu klarifikasi bahwa informasi yang mereka berikan adalah hoaks.

kmunikasi antar pribadi

3. Kunci Komitmen

Last but not least, step terakhir dari KAP adalah mengunci komitmen dan kesadaran orang lain. Jadi kita sebagai trainer tidak berhenti hanya dengan memberikan informasi, namun memastikan orang lain akan berkomitmen untuk melakukan aksi nyata.

Informasi seputar bahaya hoaks diharapkan tidak hanya berhenti pada lawan bicara kita. Step ini memastikan informasi dan kebaikan yang sudah kita sampaikan pada orang lain akan dilanjutkan pada pribadi berikutnya.

Semakin banyak orang tercerahkan akan bahaya hoaks maka sukseslah misi kita. Jadi semacam metode MLM gitu deh Sahabats. Metode KAP ini bisa juga diterapkan untuk isu mengenai kesehatan, politik, dan lainnya lho Sahabats.

Yuk Lakukan Aksi Nyata Berantas Hoaks

Kenapa ya berita hoaks saat ini makin masif beredar dalam kehidupan kita? Ibarat virus pertumbuhannya tak terbendung. Satu situs penyebar hoaks diblokir, ratusan bahkan ribuan situs dan berita bohong lainnya muncul.

FYI Sahabats, ternyata yang membuat hoaks begitu gampang dipercaya karena mostly kita mudah terpancing emosi. Saat logika terkalahkan emosi maka kita cenderung mudah baper dan mengambil kesimpulan cepat tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Mempercayai hoaks sama berbahayanya dengan penyebaran virus lho Sahabats. Kok bisa? Percaya pada hoaks akan menggiring kita pada perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Akibat percaya hoaks data pribadi dicuri dan disalahgunakan. Atau bahkan lebih parah seseorang bisa melakukan tindak pidana, seperti pencemaran nama baik, radikalisme dan terorisme. Duuhh horor ya!

So mulai sekarang Sahabats harus jeli dan sigap ya membedakan mana berita benar dan hoaks. Aku kasih tips yang gampang ya Sahabats.

Ciri utama hoaks adalah berita dibuat sengaja untuk mengacaukan perasaan manusia. Reaksi emosi yang seketika muncul (senang, marah, benci, sakit hati) akan membuat manusia tidak bisa lagi berpikir logis. Emosi mendorong kita untuk segera melakukan tindakan yang negatif dan merugikan.

Ketika Sahabats menemukan berita dengan sumber yang nggak jelas dan tata bahasa yang amburadul, bisa dipastikan berita tersebut adalah hoaks. Termasuk bila ada pesan berantai atau link yang diakhiri dengan perintah sebarkan, viralkan, forward-kan. Udah pasti banyak mudharatnya deh berita kaya gitu.

Jadi PENTING banget bagi kita teliti membaca sebuah berita. Jangan cuma baca judul atau paragraf pertamanya aja. Ini yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Cuma baca judul atau bahkan lihat fotonya udah langsung share kemana-mana. Balik lagi PR kita untuk meningkatkan literasi. Harus banyak baca biar pinter!

Berhenti di Kita

So apa yang harus kita lakukan ketika mendapat berita bohong atau hoaks? Ketika mendapati hoaks, normalnya kita akan merasakan emosi. Be careful! Jangan sampai terbawa emosi. Sahabats bisa diam sejenak dan menenangkan diri.

Validasi apa yang Sahabats rasakan? Marah, sedih, benci atau bahagia? Ketika pikiran sudah kembali tenang dan emosi bisa diredam saatnya beraksi. Sahabats bisa langsung memblokir nomor terkait hoaks atau menghapus pesan dan berita hoaks tersebut.

Bila dirasa perlu, aksi selanjutnya yang bisa Sahabats lakukan adalah klarifikasi. Cek kebenaran berita tersebut di s.id/cekhoaks.

Dengan memastikan kebenaran berita dan membagikan info tersebut pada orang lain, secara tidak langsung kita sudah menghentikan kebathilan. Termasuk menghindarkan orang lain dari bahaya hoaks. Sesimple itu buat dapet pahala. 🙂

Praktek Langsung Cegah Hoaks dengan Pendekatan KAP

Setelah kita dapat paket lengkap ilmu KAP dari kang Risang dan mas IB, semua peserta training diajak mempraktekkan ilmunya secara langsung. Kami dipercaya untuk mengedukasi ibu-ibu cantik dari Fatayat NU Cabang Semarang Barat.

sharing session bersama ibu2 Fatayat NU Semarang Barat

Meskipun deg-degan pwol harus praktek langsung, tapi kami antusias banget menjalani serangkaian prosesnya. Peserta trainer dibagi jadi beberapa kelompok dan harus menyiapkan semua kebutuhan sendiri.

Semua kelompok yang bertugas hari itu bisa menyelesaikan misi dengan baik. Keakraban bisa langsung terjalin dengan obrolan hangat dan permainan seru. Sharing yang kami berikan pada ibu-ibu dapet feedback yang luar biasa. Seneng banget lihat antusiasme peserta. Kami yang baru belajar ini jadi lebih pede. Alhamdhulilah mission accmplished!

ToT digital literasi
yes. mission accomplished

ToT ditutup dengan kesepakatan untuk melanjutkan ilmu yang sudah kami dapat. Insyaallah kami semua siap jadi trainer yang akan terjun langsung ke masyarakat dan mengedukasi tentang bahaya dan cara menanggulagi hoaks.

Nggak sabar menanti aksi selanjutnya. Dan yang terpenting buatku adalah amanah untuk mengedukasi masyarakat harus terus berjalan. Semangat buat teman-teman peserta ToT kemarin. Aku yakin kalian akan jadi agent of change yang kece badai.

Special thanks buat Kumpulan Emak Blogger yang sudah memberi kepercayaan padaku untuk belajar jadi trainer. YES, I CAN!!! 🙂

ToT literasi digital
before training
after training, makin guyub

No comments:

Post a Comment

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...