Showing posts with label My Love. Show all posts
Showing posts with label My Love. Show all posts

Thursday, January 25, 2024

Cara Mengenali Love Language Pasanganmu

Assalamualaikum Sahabats ….

Akhir-akhir ini pembahasan love language (bahasa cinta) lagi banyak dibahas di dunia maya ya Sahabats? Sebenernya pengertian love language itu apa sih? Apa manfaat memahami dan mengenali bahasa cinta pasangan dalam hubungan pernikahan?

Bisa dibilang memahami love language atau bahasa cinta adalah hal mendasar dalam sebuah hubungan. Tapi banyak dari kita, bahkan yang sudah lama menikah (termasuk aku dulu) belum paham konsep ini. Walhasil pernikahan jadi penuh masalah bahkan berujung perceraian.

Definisi Love Language

Menurut Dr. Gary Chapman, seorang konselor pernikahan dan penulis buku best seller The 5 Love Language, menjelaskan ada 5 bahasa cinta yang dimiliki manusia. Uniknya setiap manusia punya bahasa cinta yang berbeda.

Singkat kata love language atau bahasa cinta adalah penggambaran cara seseorang mengekspresikan atau menerima cinta dalam sebuah hubungan. So memahami love language sama artinya kita paham yang kita dan pasangan butuhkan. Step awalnya jadi ya harus mengidentifikasi dulu love language kita dan pasangan.

Kalo kata DR. Aisyah Dahlan, bayangkan manusia dalam tubuhnya punya 5 baterai. Semua orang punya 5 baterai kasih sayang yang harus di charge. Tapi uniknya setiap manusia punya urutan baterai bahasa cinta yang berbeda. Apa aja sih 5 love language tersebut?

5 Love Language yang Dimiliki Manusia

1. Act of Service (pelayanan)

Cara yang paling mudah uuntuk mengenali love language act of service adalah mereka senang diberikan dan memberikan pelayanan. Misalnya kita punya kebahagiaan tersendiri ketika melayani pasangan. Sesimple bikin masakan spesial, bikinin kopi tiap pagi, bahkan menyiapkan semua keperluan suami.

Nah kalau buat suami, act of service biasanya ditunjukkan dengan nggak sungkan membantu pekerjaan rumah tangga, main sama anak-anak tanpa kita minta. Pokoknya prinsipnya tuh, “talk less, do more.” Suamiku tipe yang kaya gini nih Sahabats.

2. Receiving Gift (Memberi Hadiah)

Orang dengan love language ini suka banget memberi dan diberi hadiah. Bukan hanya pas hari spesial macam ulang tahun atau anniversary. Memberi dan menerima hadiah tuh memang sesuatu yang bikin hati happy.

Setiap memberi hadiah orang tersebut akan menikmati setiap prosesnya. Dari memilih barangnya bahkan mungkin membuat dengan tangannya sendiri. Bikin surprise atau momen spesial tuh semacam passion gitu deh. Dan orang ini pun akan sangat bahagia saat menerima hal yang sama dari pasangannya.

3. Words of Affirmation (Kata-kata Positif)

Love language ini biasanya dimiliki orang yang ekspresif. Orang tersebut sangat bahagia ketika memberikan kata-kata positif, dan pastinya saat menerima. Kata-kata indah atau pujian bakalan membuatnya merasa bahagia dan dihargai.

4. Physical Touch (Sentuhan Fisik)

Sentuhan fisik seperti menggandeng tangan, mengusap kepala, pelukan, akan membuat orang dengan love language ini akan merasa bahagia. Bagi orang dengan tipe ini bisa jalan bareng sambil gandengan sama pasangan, atau nonton film sembari berpelukan adalah tipe ngedate ter-debest lah.

5. Quality Time (Waktu Berkualitas)

Love language tipe quality time adalah memberikan waktu dan perhatian penuh pada pasangan. Tipe manusia kaya begini tuh akan merasa sangat bahagia ketika pasangannya hadir seutuhnya Bukan sekedar fisik tapi juga siap mendengarkan keluh kesah dan menghabiskan waktu berdua saja tanpa gangguan dari siapa pun. Termasuk game online dan handphone. Kuncinya kualitas, bukan kuantitas.

love language

Memahami Love Language = Memperbaiki Kualitas Hubungan

Setelah baca macam-macam love language, Sahabats termasuk dominan love language yang mana nih? Kalau aku dominan di receiving gift, quality time, dan physical touch. Sejak kecil aku adalah tipe manusia yang selalu excited memberi hadiah untuk orang yang kusayangi bahkan kalo pengen ngasih ya ngasih aja tanpa nunggu moment special.

Sebagai manusia dengan 3 love language tadi, aku berharap akan mendapat hal yang sama dong dari pasangan. Sayangnya suamiku love language-nya beda dan ini tanpa kami sadari sering banget jadi masalah. Kami saling menuntut tanpa paham apa yang sebenarnya dibutuhkan pasangan.

Di awal pernikahan dulu, aku masih berharap banget abang suami bisa berubah sesuai love language-ku. Berharap ada surprise atau hadiah di hari spesial. Bikin moment yang seutuhnya fokus ke aku sebagai pasangan. Tapi harapan tinggal harapan karena memang merubah karakter manusia itu bisa dibilang mustahil atau susah pwooolll lah.

Sementara abang suami berharap aku bisa melayani dalam semua hal. Dan sayangnya aku nggak gitu heheh. Aku bukan orang yang betah di dapur. Boro-boro penasaran nyoba resep baru. Sementara abang suami paling seneng makan masakan istri meskipun definisi rasa nggak jelas. Hiks…

Soal nyiapin kebutuhan suami, aku juga parah Sahabats. Menurutku (dulu ya) udah gedhe ini apa susahnya nyiapin keperluannya sendiri?? #sungguhistriyangnggakpengertian hahaha.

Tapi seiring berjalannya waktu aku paham bahwa masakin atau melayani suami bukan hanya melaksanakan kewajiban sebagai istri tapi ya memang itulah yang diharapkan abang suami. Menurut dia sebagai pemilik love language act of service ya begini lah cara menunjukkan rasa cinta.

Aku merasa abang suami nggak sayang karena nggak melakukan hal yang kuharapkan. Begitu juga dengan abang suami. Kami merasa nggak dihargai dan diterima secara utuh karena kami berbicara dengan bahasa kasih yag berbeda.

Nah perbedaan kaya gini sepertinya sepele ya Sahabats tapi ketika kita gagal paham akar masalah apa yang terjadi selanjutnya? Konflik pasutri akan makin runcing. Kita jadi orang tua toxic yang ujungnya akan berbahaya untuk tumbuh kembang anak. Pastinya kita nggak mau anak jadi korban dong??

Kuncinya Adalah Komunikasi Dua Arah

Yes! Masalah apapun yang Sahabats miliki, jalan keluar terbaik adalah komunikasi. Mengutarakan apa yang kita rasakan adalah jalan terbaik supaya pasangan kita tahu apa yang kita rasakan dan harapkan. Percuma deh mengharapkan mereka akan paham dengan sendirinya. Mereka bukan dukun kan?? 🙂

Aku yang awalnya nggak bisa membedakan jahe dan lengkuas, akhirnya belajar masak juga demi menyenangkan suami. Awalnya masakanku ya nggak banget tapi karena memang niatnya pengen menyenangkan suami, lama-lama bisa juga Meskipun nggak expert.

Aku pernah dong berantem gegara udah capek-capek masak dan abang suami nggak masak. Di kepala suami ya simple aja, tadi udah terlanjur makan. Sementara aku yang udah ber-effort nyoba resep baru padahal nggak suka di dapur jadi sakit hati. Masalah sepele gini bisa jadi besar kalo nggak dikomunikasikan.

Akhirnya aku coba mengutarakan harapanku pada abang suami. Dan abang suami pun mengutarakan keinginannya. Nah jadi tahu deh kebuutuhan masing-masing. Kalau sudah paham kebutuhan pasangan insyaallah nggak ada kesulitan lagi memenuhinya.

Memahami love language akan membantu kita lebih mengenali diri kita sendiri dalam mengekspresikan kasih sayang kepada orang lain. Pemahaman ini juga akan mendorong kita lebih efektif menyampaikan atau mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang lain. 

Mengapa begitu penting memahami love language pasangan? Intinya sih sebetulnya dalam berhubungan dengan orang lain diperlukan adanya pemahaman akan kebutuhan setiap diri individu yang terlibat di dalamnya.

Dengan memahami love language, kita dapat lebih memahami mengenai diri kita sendiri sebagai pasangan. Selain itu, dengan mengetahui love languages, kita dapat lebih efektif dalam mengkomunikasikan/ menyampaikan rasa cinta kita sesuai dengan kebutuhan pada orang yang kita kasihi.” jelasnya.

memahami bahasa cinta juga akan membuat kita dan pasangan dapat lebih terhubung dan senantiasa merasa dekat. Hubungan akan selalu romantis meskipun sudah menikah bertahun-tahun karena rasa cinta yang diberikan dan yang diterima. Sahabats dan pasangan bisa menunjukkan sisi romantis tersebut dengan cara kalian masing-masing.

Semenjak paham love language abang suami, aku jadi nggak berharap dia bisa berubah tapi aku belajar menunjukkan cinta dan kasih sayang dengan cara yang diharapkannya. Begitu pun sebaliknya. Alhamdhulilah komunikasi pun jadi jauuuh lebih baik. Semoga bermanfaat ya postinganku ini.

Nah kalau Sahabats apakah sudah tahu love language Sahabats dan pasangan? Adakah perbedaan dan bagaimana menyikapinya? Sharing dong di kolom komentar.

Thursday, January 19, 2023

Papaku, Sosok Guru Inspiratif. Teladan dalam Hidupku

Assalamualaikum Sahabats …

Dulu pernah ada yang tanya kenapa memilih profesi guru? Pekerjaan yang jarang dilirik orang. Capek jiwa raga tapi tidak mendapat penghargaan yang layak. Menjadi pendidik sekaligus guru inspiratif memang bukan hal yang mudah tapi aku belajar dari seseorang. Papaku, seorang guru yang inspiratif.

Nggak terbersit keinginan jadi guru sampai akhirnya mencoba untuk pertama kalinya dan akhirnya jatuh cinta. Witing trisno jalaran soko kulino, seperti kata pepatah Jawa aku pun belajar mencintai profesiku setelah menggelutinya selama beberapa tahun.

Jadi Guru Bukan Impianku

Honestly dulu nggak pernah terlintas pikiran untuk jadi seorang guru. Mimpiku dulu kerja di perusahaan asing dan punya karir yang bagus. Meskipun sejak semester 4 sudah jadi pengajar part timer. Di kepala waktu itu jadi pengajar hanya buat pengalaman dan cari duit.

Sampai akhirnya wisuda dan melamar pekerjaan di beberapa perusahaan tapi selalu mental. Setiap nglamar jadi guru, apapun jenjangnya pasti diterima. Why oh why??

Usut punya usut papa dan terutama mama berharap anaknya jadi guru. Sebuah profesi yang menurut mereka sangat mulai dan cocok buat perempuan. Rupanya doa mereka yang diijabah Allah dan akhirnya jadilah aku seorang guru sampai detik ini.

Banyak sosok guru yang menginspirasiku dan membuatku semangat untuk menjadi pendidik yang baik. Tapi ada satu sosok inspiratif yang selalu jadi panutanku. Seorang pendidik yang selalu semangat belajar dan tidak pernah lelah memberi semangat murid-muridnya untuk belajar dan bertumbuh. Beliau adalah papaku.

Papa, Guru yang Hobi Belajar dan Memberi Teladan

Konon sejak kuliah di Fakultas Kedokteran Undip papaku dijuluki diktator (mahasiswa yang kemana-mana bawa buku diktat). Beliau selalu rajin belajar dan membantu teman sekelasnya yang kesulitan di beberapa mata kuliah.

Setelah lulus jadi dokter umum, papa tancap gas ambil spesialisasi penyakit dalam dan mendalami beberapa ilmu terkait lainnya. Seingatku beliau sangat hobi membaca dan mengikuti banyak seminar. Bukan hanya jadi peserta tapi jadi moderator bahkan pemateri,

Entah berapa banyak plakat dan sertifikat yang beliau punya sepanjang hidupnya. Belum lagi nama beliau yang seringkali dikutip mahasiswa nya dan teman sejawat dokter dari dalam dan luar negeri ketika melakukan penelitian. Masyaallah dari tulisan beliau saja sudah berapa banyak pahala jariyah mengalir.

Papa melanjutkan studinya ke spesialiasai jantung dan pembuluh darah, bahkan berhasil menjadi konsultan kardiovaskuler (KKV) di usia yang sudah tidak muda. Aku ingat banget waktu itu aku mulai kuliah S1 di Undip dan papa mengambil S3 di UI, sekaligus jadi residen jantung di RS. Jantung Harapan Kita selama 2tahun.

Meskipun jadi mahasiswa yang sudah tidak muda lagi dibanding teman seangkatannya, tapi beliau berhasil lulus tepat waktu. Bahkan lulus lebih dulu dari aku. Masyaallah tabarakallah.

Kebiasaan Belajar yang Terus Diturunkan pada Murid2nya

Seperti kebanyakan dokter lainnya, papa juga membimbing dokter residen yang sekarang sudah sukses menjadi dokter di berbagai kota di Indonesia. Ketika mendampingi dokter residen, papa lebih suka melakukan diskusi untuk memancing pendapat muridnya.

Beliau juga selalu mendorong para residen untuk berani menulis karya ilmiah bahkan menjadi pembicara di seminar kedokteran. Biasanya papa akan membimbing dari jauh dan membuka diskusi atau pertanyaan kapan pun dibutuhkan. Para dokter residen memanggil papa dengen sebutan sayang, Abah. Guru rasa ayah.

Tidak hanya mendidik, papa juga mendorong muridnya untuk menduduki jabatan fungsional. Bahkan memberikan rekomendasi dan semua yang bisa beliau bantu sampai tujuan tercapai. Entah berapa banyak muridnya yang kini menjadi pejabat di RS, tak terkecuali para perawat yang bersemangat untuk sekolah lagi sehingga bisa naik jabatan.

Bahkan saat Covid 19, dimana waktu itu beliau baru saja selesai melakukan rangkaian kemoterapi karena kanker prostat tetap menyempatkan diri membuka kelas via zoom untuk mengulas penelitian muridnya. Itu beliau lakukan di tempat tidur sembari menahan rasa sakit akibat pengobatan kanker yang beliau jalani sejak 2017.

Setiap tahun saat ulang tahun beliau atau lebaran, para murid akan mengirimkan hadiah. Bahkan meskipun mereka saat ini sudah bertugas jauh dari Semarang, hadiah nggak pernah alpa mereka kirimkan. Menurut mereka, jasa papa lah yang membawa mereka sampai pada posisi mereka saat ini.

Kebaikan akan Menuai Kebaikan Pula

Tahun 2017 papa terdiagnosa kanker prostat. Berbekal ilmunya sebagai dokter beliau mencoba mencari referensi penelitian mengenai kanker prostat. Beliau membeli buku, membaca banyak penelitian dan berkonsultasi dengan spesialis kanker.

Kala itu semangat beliau masih tinggi dan tidak ada kata menyerah. Semua pengobatan dicoba, berbagai macam obat dimimum demi kesembuhan. Tahun 2022 lalu kondisi papa mulai menurun. Sel kanker dalam tubuhnya kembali naik.

Terapi radiasi yang pernah dilakukan di tahun 2019 justru mengakibatkan kandung kemih beliau pendarahan. Puncaknya bulan Oktober 2022 papa harus dirawat di RS akibat pendarahan.

Selama 2 bulan di RS para muridnya membuat Satgas untuk bergantian menjaga beliau. Mereka bahkan rutin melakukan conference untuk membahas alternatif pengobatan yang bisa dicoba. Hampir setiap hari silih berganti para murid menjenguk dan memberi support untuk papa.

Lucunya, setiap kali dokter yang hendak merawat papa visit, beliau akan bertanya obat apa yang dipakai, berapa banyak dosisinya. Kenapa begini dan begitu, sampai akhirnya terjadi diskusi panjang. Subhanallah disaat sakit pun beliau masih mempraktekkan ilmunya bahkan membuka diskusi bersama muridnya.

allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu

Hari ketika beliau meninggal, puluhan dokter silih berganti datang ke kamar. Membawa berbagai alat, mengecek kondisi papa tanpa henti. Sampai akhir hayat beliau pun urusan pemulangan bahkan hingga pemakaman beliau diurus sepenuhnya oleh para dokter residen. Dari yang tertua sampai yang termuda berkumpul membantu meringankan kami.

Masyaallah tabarakallah. Kami semua bersaksi bahwa beliau adalah sosok guru yang sangat inspiratif. Semua murid yang datang ta’ziah akan bercerita mengenai kebaikan beliau dan betapa banyak jasa beliau dalam membantu studi dan karir mereka.

Bukan sekedar menurunkan ilmu tapi memberi contoh dan teladan. Mendorong anak didiknya untuk menjadi versi terbaik dari dirinya dan bangga bila mereka bisa menjadi lebih sukses daripada beliau sendiri.

Pelajaran Hidup yang Paling Berharga dari Beliau

Melihat dengan mata kepala sendiri selama 2 bulan menjaga beliau di RS, aku jadi bermimpi dan berdoa suatu hari nanti aku bisa menjadi guru inspiratif seperti beliau. Guru yang bukan hanya mengajar tapi juga mendidik. Memberi contoh terbaik bagi muridnya agar semangat belajar untuk meraih impian mereka.

Ada satu pesan dari beliau yang selalu kuingat. Dulu banyak teman papa yang menyayangkan kenapa kami anak-anaknya nggak ada yang menjadi dokter. Lumrahnya orangtua dokter pasti anaknya jadi dokter. Jujur aku juga sedih sih kenapa nggak bisa meneruskan legacy beliau. Tapi begini jawaban beliau

Semua anak Allah ciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada anak yang berbakat di science, ada yang menonjol di ilmu sosial, ada pula yang berbakat di bidang bahasa. Setiap anak punya jalan hidup yang sudah Allah tentukan. Bukan kita orangtua nya yang menentukan. Saya tidak mau kalau sampaianak-anak sekolah karena paksaan. Biarkan mereka sukses di bidangnya masing-masing.

Aku yang dulu seringkali minder karena nggak bisa jadi dokter bahkan nggak kuliah di jurusan science selalu merasa adem dan bahagia ketika beliau menjelaskan keyakinan beliau pada keluarga dan teman-teman.

Dari keyakinan beliau aku pun berusaha menjadi versi terbaik diriku. Selalu upgarde diri dengan banyak membaca dan belajar. Berusaha menjadi guru yang layak untuk digugu dan ditiru. Doakan ya Sahabats, kelak aku bisa menjadi guru yang inspiratif.

Apakah Sahabats punya sosok guru yang inspiratif? Share dong di kolom komentar.

Tuesday, December 29, 2015

Happy Wife, Happy Life

Ibu ibarat mesin yang tenaganya mampu menghangatkan seisi rumah. Semenjak pagi hingga malam kehangatannya menyebar ke seluruh penjuru rumah, tak terkecuali anggota keluarga. Tanpa ibu rumah pun hampa tak bernyawa. Sayangnya tak banyak waktu kita berikan untuk membuat ibu tersenyum.

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...