Showing posts with label blogging. Show all posts
Showing posts with label blogging. Show all posts

Sunday, March 12, 2023

Keseruan Mengikuti ToT Literasi Digital dengan Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Bersama ICT Watch dan Unicef

Assalamualaikum Sahabats ….

Hidup di era digital membuat kita semua pernah terpapar berita hoaks. Sebagian kita santai menanggapi hoaks yang beredar di media sosial, tapi banyak juga yang masih sering terpancing emosi. Tanpa disadari kita justru jadi penyebar hoaks yang memecah belah masyarakat. Terus gimana ya cara membedakan informasi yang benar dan hoaks?

Semester ini entah kenapa aku mulai merasakan jenuh dengan aktivitas kampus. Sore itu sehabis selesai ngajar, aku menemukan info di facebook KEB yang membuka pendaftaran jadi peserta ToT Literasi Digital. Bak gayung bersambut, gercep aja daftar. Harapannya dengan ikutan ToT ini bisa me-refresh mood dan nambah ilmu baru.

Alhamdhulilah. Seneng banget pas dapet email dari KEB yang mengabarkan aku lolos seleksi untuk jadi perwakilan KEB mengikuti ToT Literasi Digital di kota Semarang bersama mbak Uniek Kaswarganti dan mbak Ika Puspitasari. So excited for the new experience.

Pengalaman Mengikuti Training of Trainer (ToT) Literasi Digital dengan Pendekatan KAP

Sepanjang sejarah hidupku ikutan training, baru kali ini aku mendapat pengalaman yang luar biasa seru dan eye opening. 3 hari training penuh dengan aktivitas seru dan dapet ilmu yang daging banget.

Sebagai mahluk introvert yang nggak bisa langsung membaur, awalnya agak canggung juga ketemu orang baru. Tapi rasa nggak nyaman itu dalam sekejap hilang berkat kang Risang Rimbatmaja dan Indriyatno Banyumurti (mas IB), trainer dan pemateri yang energic dan kece badai. 🙂

sharing session with kang Risang Rimbatmaja

Sejak hari pertama peserta diajak saling mengenal dengan berbagai games seru dan menyenangkan. Kami yang awalnya tidak saling mengenal dan berjarak bisa langsung akrab seketika. Dan ternyata itulah esensi dari Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang kami pelajari sepanjang training.

Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Sebagai Pendekatan Memberantas Hoaks

FYI Sahabats, Menurut R. Wayne Pace, komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Ini memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan.

Mengapa digunakan pendekatan KAP untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya hoaks? Karena ketika sebuah pesan disampaikan secara langsung pada orang lain dengan suasana yang cair dan penuh keakraban, maka diyakini pesan akan diterima dengan lebih efektif.

3 Prinsip Utama KAP

1. Menambah Keakraban

Sebelum menyampaikan informasi mengenai bahaya hoaks pada masyarakat, trainer harus membangun keakraban dengan masyarakat. Gimana caranya secara kita baru dengan orang asing dengan waktu yang cepat? Kita bisa membangun keakraban dengan cepat dengan beberapa cara Sahabats.

Misalnya dengan menyebutkan nama, mengobrol untuk mencari simpul (kesamaan), atau memberikan bantuan kecil, dan sebagainya.

komunikasi antar pribadi

Bayangkan ketika Sahabats datang kesebuah acara dan ada orang lain yang memberikan kita kursi atau menawarkan bantuan lain, bahkan mengingat nama kita. Pastinya kita merasa nyaman kan? Rasa nyaman dan akrab ini adalah kunci pertama yang harus kita bangun dalam KAP

2. Saling Berbicara dan Mendengarkan

Next, dari rasa nyaman akan lebih mudah bagi kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tips dari kang Risang yang aku catat adalah mendengarkan dan menatap orang saat mereka sedang berbicara pada kita. Tatapan mata tersebut akan membuat orang lain merasa dihargai.

Menurut kang Risang, kita tidak boleh langsung memberikan judgement mengenai pendapat seseorang. Cukup dengarkan dengan baik bahkan apresiasi pendapat mereka. Setelah itu baru kita klarifikasi dengan informasi yang benar. Tentunya dengan gesture ramah dan bahasa yang santun.

Misalnya nih, seorang kerabat bercerita atau share mengenai berita hoaks. Jangan langsung menyalahkan bahkan menghina mereka. Cukup dengarkan cerita mereka, apresiasi karena sudah berbagi, lalu klarifikasi bahwa informasi yang mereka berikan adalah hoaks.

kmunikasi antar pribadi

3. Kunci Komitmen

Last but not least, step terakhir dari KAP adalah mengunci komitmen dan kesadaran orang lain. Jadi kita sebagai trainer tidak berhenti hanya dengan memberikan informasi, namun memastikan orang lain akan berkomitmen untuk melakukan aksi nyata.

Informasi seputar bahaya hoaks diharapkan tidak hanya berhenti pada lawan bicara kita. Step ini memastikan informasi dan kebaikan yang sudah kita sampaikan pada orang lain akan dilanjutkan pada pribadi berikutnya.

Semakin banyak orang tercerahkan akan bahaya hoaks maka sukseslah misi kita. Jadi semacam metode MLM gitu deh Sahabats. Metode KAP ini bisa juga diterapkan untuk isu mengenai kesehatan, politik, dan lainnya lho Sahabats.

Yuk Lakukan Aksi Nyata Berantas Hoaks

Kenapa ya berita hoaks saat ini makin masif beredar dalam kehidupan kita? Ibarat virus pertumbuhannya tak terbendung. Satu situs penyebar hoaks diblokir, ratusan bahkan ribuan situs dan berita bohong lainnya muncul.

FYI Sahabats, ternyata yang membuat hoaks begitu gampang dipercaya karena mostly kita mudah terpancing emosi. Saat logika terkalahkan emosi maka kita cenderung mudah baper dan mengambil kesimpulan cepat tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Mempercayai hoaks sama berbahayanya dengan penyebaran virus lho Sahabats. Kok bisa? Percaya pada hoaks akan menggiring kita pada perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Akibat percaya hoaks data pribadi dicuri dan disalahgunakan. Atau bahkan lebih parah seseorang bisa melakukan tindak pidana, seperti pencemaran nama baik, radikalisme dan terorisme. Duuhh horor ya!

So mulai sekarang Sahabats harus jeli dan sigap ya membedakan mana berita benar dan hoaks. Aku kasih tips yang gampang ya Sahabats.

Ciri utama hoaks adalah berita dibuat sengaja untuk mengacaukan perasaan manusia. Reaksi emosi yang seketika muncul (senang, marah, benci, sakit hati) akan membuat manusia tidak bisa lagi berpikir logis. Emosi mendorong kita untuk segera melakukan tindakan yang negatif dan merugikan.

Ketika Sahabats menemukan berita dengan sumber yang nggak jelas dan tata bahasa yang amburadul, bisa dipastikan berita tersebut adalah hoaks. Termasuk bila ada pesan berantai atau link yang diakhiri dengan perintah sebarkan, viralkan, forward-kan. Udah pasti banyak mudharatnya deh berita kaya gitu.

Jadi PENTING banget bagi kita teliti membaca sebuah berita. Jangan cuma baca judul atau paragraf pertamanya aja. Ini yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Cuma baca judul atau bahkan lihat fotonya udah langsung share kemana-mana. Balik lagi PR kita untuk meningkatkan literasi. Harus banyak baca biar pinter!

Berhenti di Kita

So apa yang harus kita lakukan ketika mendapat berita bohong atau hoaks? Ketika mendapati hoaks, normalnya kita akan merasakan emosi. Be careful! Jangan sampai terbawa emosi. Sahabats bisa diam sejenak dan menenangkan diri.

Validasi apa yang Sahabats rasakan? Marah, sedih, benci atau bahagia? Ketika pikiran sudah kembali tenang dan emosi bisa diredam saatnya beraksi. Sahabats bisa langsung memblokir nomor terkait hoaks atau menghapus pesan dan berita hoaks tersebut.

Bila dirasa perlu, aksi selanjutnya yang bisa Sahabats lakukan adalah klarifikasi. Cek kebenaran berita tersebut di s.id/cekhoaks.

Dengan memastikan kebenaran berita dan membagikan info tersebut pada orang lain, secara tidak langsung kita sudah menghentikan kebathilan. Termasuk menghindarkan orang lain dari bahaya hoaks. Sesimple itu buat dapet pahala. 🙂

Praktek Langsung Cegah Hoaks dengan Pendekatan KAP

Setelah kita dapat paket lengkap ilmu KAP dari kang Risang dan mas IB, semua peserta training diajak mempraktekkan ilmunya secara langsung. Kami dipercaya untuk mengedukasi ibu-ibu cantik dari Fatayat NU Cabang Semarang Barat.

sharing session bersama ibu2 Fatayat NU Semarang Barat

Meskipun deg-degan pwol harus praktek langsung, tapi kami antusias banget menjalani serangkaian prosesnya. Peserta trainer dibagi jadi beberapa kelompok dan harus menyiapkan semua kebutuhan sendiri.

Semua kelompok yang bertugas hari itu bisa menyelesaikan misi dengan baik. Keakraban bisa langsung terjalin dengan obrolan hangat dan permainan seru. Sharing yang kami berikan pada ibu-ibu dapet feedback yang luar biasa. Seneng banget lihat antusiasme peserta. Kami yang baru belajar ini jadi lebih pede. Alhamdhulilah mission accmplished!

ToT digital literasi
yes. mission accomplished

ToT ditutup dengan kesepakatan untuk melanjutkan ilmu yang sudah kami dapat. Insyaallah kami semua siap jadi trainer yang akan terjun langsung ke masyarakat dan mengedukasi tentang bahaya dan cara menanggulagi hoaks.

Nggak sabar menanti aksi selanjutnya. Dan yang terpenting buatku adalah amanah untuk mengedukasi masyarakat harus terus berjalan. Semangat buat teman-teman peserta ToT kemarin. Aku yakin kalian akan jadi agent of change yang kece badai.

Special thanks buat Kumpulan Emak Blogger yang sudah memberi kepercayaan padaku untuk belajar jadi trainer. YES, I CAN!!! 🙂

ToT literasi digital
before training
after training, makin guyub

Thursday, October 21, 2021

Serunya Berkreasi Bersama si Kecil dan Faber Castell Art Series

Assalamualaikum Sahabats ….

Pandemi memang mempersempit ruang gerak kita semua termasuk anak-anak. Mereka harus membatasi semua kegiatan sosial bahkan nggak bisa leluasa bermain di alam bebas. Padahal fitrahnya anak kecil ya bermain. Jadi wajar kalau anak-anak tertekan, bahkan stress menghadapi pandemi. Sebagai orangtua apa yang bisa kita lakukan untuk anak. Hadir secara fisik dan mental untuk anak-anak. Sesederhana itu sih menurutku.

Tapi nyatanya, prakteknya nggak se-simple itu kan? Aku yakin semua orangtua merasakan frustrasi yang sama setiap harinya. Harus mendampingi anak sekolah daring sementara kerjaan rumah numpuk, belum lagi kerjaan kampus yang deadline nya udah di depan mata. Kalo boleh pengen teriak keras-keras tiap hari.

liburan keluarga

Sebagai pelengkap penderita, ada pak suami yang tetap sibuk dengan dunianya sendiri. Tutup pintu ruang kerja dan pasang papan nggak mau diganggu sampai jam kantor selesai, seolah nggak mengerti bahwa kita para ibu harus memikul beban berat dari pagi sampai pagi lagi. (eh kenapa jadi curcol begini ya hahaha)

Tahun ini harusnya Keumala sudah mulai sekolah di Play Group. Tapi karena situasi pandemi yang masih nggak jelas aku putuskan belajar home schooling ala-ala gitu deh. Kubilang ala-ala ya karena kurikulum aku sendiri yang buat, jamnya juga fleksibel tergantung aku selo-nya kapan.

Nah yang jadi masalah kalo pas aku sibuk sama kerjaanku sendiri dan Keumala pun terbengkalai. Akhirnya screen time mau nggak mau jadi “penyelamat.” Sedihnya kadang waktu screen time jadi bablas sementara tenaga Keumala yang berlebihan nggak tersalurkan. Walhasil tumbuh kembangnya jadi nggak maksimal.

Anak Jadi Korban Tersembunyi dari Pandemi Covid 19

Sadar kalo aku butuh upgrade ilmu untuk mendampingi Keumala selama masa pandemi, aku akhirnya ikutan Webinar Parenting Faber Castell & Soft Launching Creative Art Series 2 dengan tema Soft skill yang diperlukan anak di abad digital. Webinar ini diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2021 melalui zoom. Dari mengikuti webinar ini aku jadi paham betapa pentingnya menanamkan kreativitas pada anak di abad digital.

Pembicara pertama, Psikolog Yohana Theresia, M, Si mengungkapkan sebuah fakta menyedihkan bahwa anak-anak adalah korban terselubung dari pandemi Covid 19. Ketika perekonomian keluarga melemah, kesehatan keluarga terancam, konflik antar ayah dan ibu kerap terjadi sehingga akhirnya kita nggak sadar bahwa ada anak-anak yang juga jadi korban.

Sementara sabagian orangtua beranggapan screen time adalah win-win solution, padahal justru screen time inilah yang kelak bakalan jadi bom waktu bagi anak dan orangtua. Kok bisa? Ketika kita mendelegasikan pengasuhan anak pada gadget, kemampuan bicara anak justru akan terganggu (terutama pada balita).

Dampaknya, anak jadi sulit membuat keputusan, susah konsentrasi, punya masalah perilaku dan masalah fisik. Dan yang paling nyesek adalah penurunan kualitas hubungan orangtua – anak. Sampai di sini siapa yang masih nganggep gadget adalah win-win solution?

webinar faber castell
gangguan yang dialami anak akibat gadget

Kreativitas Sebagai Soft Skill yang Wajib Ditanamkan

So menurut Yohana Theresia penting bagi orangtua kembali melekatkan hubungan dengan anak sembari mengembangkan soft skill anak supaya mereka bisa tetap survive di era pandemi dan tentunya di masa depan. Salah satu soft skill terpenting yang harus dimiliki anak adalah kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan untuk memproduksi atau mengembangkan suatu karya asli, ide, teknik, atau pemikiran. Seperti apa sih orang kreatif itu? Orang kreatif, menurut Yohana adalah mereka yang memaknai masalah dengan cara yang unik; berani mengambil resiko; dapat menyajikan ide yang berbeda (out of the box) dan tahan banting dalam menghadapi berbagai masalah.

Kreativitas bukan bakat apalagi skill yang tetiba muncul dalam diri anak. Justru harus diasah sejak kecil dan sebagai orangtua kita bisa mendampingi anak-anak dengan beberapa cara seperti ini Sahabats:

  • Menghargai proses belajar
  • Mempersiapkan ruang khusus bagi anak untuk berkreasi dan bereksperimen
  • Memberi kebebasan pada anak
  • Memberi contoh nyata sebagai orang kreatif
  • Memberi berbagai sudut pandang dengan memperkaya pengetahuan anak
  • Suportif
  • Mengapresiasi usaha anak

Jadi clear ya Sahabats, kalau mau punya anak kreatif ya jadilah role model. Jadilah panutan nyata bahwa orang kreatif itu keren. 🙂 Semenjak ada Keumala aku jadi rajin buka buku parenting lagi dan mencoba menerapkan beberapa dalam pola asuhku setiap hari. Salah satu kurikulum ala-ala ku adalah bikin mainan DIY yang bisa dikerjakan bareng Keumala.

DIY membuat Jelly fish 🙂

Untuk jadi kreatif nggak perlu banyak modal, cukup dampingi anak kita melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya dengan menerapkan beberapa cara ini Sahabats:

  • Alternate Uses Task. Permainan sederhana tapi cukup menantang. Kita sebagai orangtua mengajak anak brainstorming dengan menyebutkan aneka manfaat dari suatu benda. Makin kreatif seorang anak maka makin banyak jawaban unik yang dapat diungkapkannya tentang manfaat suatu benda. Boleh lah dibantu pancing-pancing dikit ya. Makin sering main makin terasah kreativitas anak.
  • Guided Fantasy. menciptakan dunia fantasi melalui perantara buku. Kegiatan membacakan cerita dapat mengembangkan imajinasinya yang akan mendukung kreativitasnya. Makanya jadi ibu jangan males baca hahaha.
  • Open Ended Toys.Jenis mainan yang menawarkan cara main yang beragam seperti lego, playdough, dkk. Mainan semacam ini akan membantu dalam mengembangkan kreativitas anak.
  • Exposure to art activities. Berkesenian atau menciptakan sesuatu. Faber-Castell Creative Art Series merupakan contoh produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak.

Faber Castell Creative Art Series

Nah buat Sahabats yang lagi cari alternatif kegiatan seru di rumah sekaligus mengasah kreativitas anak, bisa juga memanfaatkan Faber Castell Creative Art Series. Ada banyak DIY seru yang bisa dicoba. Kebetulan di webinar kemarin ada juga workshop seru membuat jam dinding. Dipandu langsung sama tim kreatifnya Faber Castell lho.

Selama ini Sahabats pasti sudah kenal Faber Castell sebagai juaranya alat tulis ya. Dari kecil sampe emak-emak kalau cai stationary ya pasti Faber Castell, karena emag udah terjamin kualitasnya. Saat ini Faber Castell punya creative art series yang bisa manfaatkan untuk kegiatan si kecil di rumah. Serinya gemesh semua dong, bisa cek di IG @fabercastell_id.

Untuk kegiatan workshop kemarin kita semua praktek bikin jam dinding dari Faber-Castell Creative Art (CAT) Seri 2. Kegiatan ini cocok buat buat anak PAUD, TK, bahkan SD. Sambil berkreasi bisa belajar mengenal warna, menggunting, menempel, seru deh pokoknya.

Sahabats jangan anggap remeh aktivitas kreatif kaya gini buat anak karena banyak banget lho manfaatnya. Selain pastinya mengasah kreativitas, creative art serries juga melatih kemampuan motorik halus dan bisa dijadikan media untuk mengekspresikan emosi.

FYI, Produk Faber-Castell Creative Art Series 2 merupakan kelanjutan produk Creative Art Series yang pertama kali diluncurkan pada tahun lalu, produk ini diharapkan mengulangi kesuksesan dari edisi pertama.

Produk ini dikembangkan sesuai dengan melihat kondisi yang terjadi pada saat ini, dimana pandemik menyebabkan anak mengalami kebosanan, serta dengan produk ini diharapkan akan memberikan kesempatan bagi orang tua dan anak untuk bisa meluangkan waktu bersama.

Adapun Creative Art Series 2 terdiri atas 4 (empat) produk, yakni Basketball Arcade, Glow in the Dark Clock, Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set yang melengkapi edisi sebelumnya Stone Deco Art, Origami Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite dan 3D Frame Art.

Bikin prakarya gini bisa ajang melekatkan kembali komunikasi dan ikatan antara orangtua dan anak. Duduk manis nguprek prakarya waktu nggak berasa jalan hampir 2jam. Dapet deh quality time sama anak? Jangan lupa puji anak kita setelah menyelesaikan tugas ya. Ini penting untuk meningkatkan self esteem dan self confidence.

Belinya dimana si CAT ini? Cuzz aja kepoin  official store Faber-Castell di Tokopedia maupun Shopee. Setiap pembelian produk Faber Castell, kita akan dapat voucher yang bisa digunakan untuk ikut online workshop barengan Faber Castell. Pengeen kan pastinya? 🙂

Keseruan Workshop DIY Jam Dinding Glow in the Dark

Sesi terakhir dari webinar dan yang paling ditunggu-tunggu Keumala adalah sesi workshop membuat jam dinding glow in the dark. Semenjak dapet paketnya Keumala udah antusias banget pengen bikin, jadi semangat juga ngikutin step by step pembuatannya.

Seri Glow in the Dark Clock ini udah lengkap isinya, tinggal praktek aja. Ada cat akrilik, bubuk glow in the dark, template bagian-bagian siluet, lem untuk menempel dan juga kertas berisi panduan nomor-nomor bagian siluet. Peserta tinggal ngikutin arahan aja. Aku cuma bantu sedikit aja, selebihnya dikerjakan Keumala sendiri, termasuk bagian ngecat dan tempel-menempel.

Seneng banget dapat kesempatan bikin DIY jam glow in the dark bareng Faber Castell. Hari Sabtu di rumah aja tapi tetep berfaedah. Keumala happy bisa prakarya sekaligus belajar banyak hal, emak pun happy bisa berkegiatan positif dan seru sama Keumala. Thanks you so much Faber Castell. Insyaallah bakalan gabung webinarnya lagi. 🙂

Monday, June 1, 2020

Yuk Lakukan 5 Langkah Ini Agar si Kecil Gemar Membaca

Assalamualaikum Sahabats ….

Alkisah ada sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan oleh rakyat di suatu negeri. 60 juta rakyat negeri tersebut pemilik gadget dan sangat aktif menggunakannya. Bahkan rakyat terbiasa memandang layar gadget 9 jam perhari, maka tak heran bila kecerewetan rakyat negeri tersebut berada di peringkat 5 dunia. Tapi urusan membaca?? Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa negeri tersebut menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat negeri tersebut berada di atas negara-negara Eropa. Sampai di sini bisakah Sahabats menebak negeri manakah yang aku maksud?

Iyes, Sahabats semua nggak salah. Deskripsi di atas adalah gambaran nyata apa yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Maka jangan heran kalau HOAX betebaran dimana-mana, tak perlu heran kenapa masih banyak orang yang belum paham akan bahayanya Covid 19 dan masih ngeyel berkerumun? Jawabannya sudah jelas karena kita malas membaca. Sedih? Banget. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Kalau kita malas membaca setidaknya anak-anak kita kelak bisa gemar membaca. Mungkinkah itu Sahabats?

KENAPA AKU BISA SUKA MEMBACA?

Bersyukur aku punya orangtua yang memandang kebiasaan membaca itu sangat penting. Papaku adalah seorang dokter yang sejak masa kuliah dijuluki teman-temannya dengan sebutan “diktator,” kemana -mana bawa buku diktat. Bahkan sampai di usia beliau yang sudah cukup tua kegemaran membaca itu tidak pernah hilang. Beliau sering sekali dipercaya jadi menjadi moderator dan pembicara seminar kedokteran. Kuncinya ya cuma satu. Semua ilmu itu beliau dapat dari membaca.

Alhamdhulilah kebiasaan gemar membaca beliau turunkan pada anak-anaknya sejak dini. Aku masih ingat banget beliau memberi aku buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Memasuki usia SD beliau mengenalkan kami pada seri 5 Sekawan yang langsung ludhes kami baca. 5 Sekawan lewat lanjut Trio Detektif, dan masuk usia remaja kami sudah mulai membaca buku-buku Agatha Christie yang sampai detik ini masih menjadi penulis favoritku. Belum lagi ensiklopedia yang dengan rajin beliau kumpulkan dan pajang di rak buku agar kami bertiga tertarik membacanya.

Berkaca dari gaya parenting papa dan mama yang sukses membuat anak-anaknya gemar membaca, aku contoh cara mereka dan menambahkan beberapa hal supaya anakku juga punya kecintaan yang sama pada bukunya. Cekidots ya Sahabats

Mulailah Sedini Mungkin

Masih bayi ngapain dikasih buku, nggak paham ini? Eits jangan salah Sahabats, tidak pernah ada istilah terlalu cepat untuk membuat anak senang membaca. Ada banyak jenis buku yang kita bisa perkenalkan pada balita, seperti soft book berbahan kain atau buku bertekstur yang bisa sekaligus kita gunakan untuk menstimulus motorik halus dan kasarnya. Dengan memperkenalkan anak pada buku sedini mungkin maka akan tumbuh rasa suka dan cinta pada buku. Saat si kecil usianya sudah bertambah, bisa kita perkenalkan pada buku-buku bergambar yang cocok untuk usianya.

Be A Role Model

Ingin anak suka membaca tapi mereka nggak pernah melihat kita membaca? Jangan mimpi keinginan itu bakalan berhasil. Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat yang pernah ada. Apa yang kita lakukan hampir pasti mereka tiru. Melihat kita membaca akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka akan mulai penasaran dengan apa yang kita lakukan dan mulai mengikutinya.

Bacakan Buku Untuk si Kecil

Di usia balita anak-anak belum bisa membaca, jadi sebagai orangtua kita yang harus aktif membacakan buku untuk mereka. Sahabats harus membiasakan atau membuat agenda harian membaca buku bersama anak. Aku sendiri punya agenda mendongeng sebelum tidur, baik siang dan malam. Dulu aku yang memilih bukunya, tapi sekarang karena baby K sudah besar aku biarkan dia memilih buku yang akan kami baca. Dengan begini kita melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan membaca.

Biasanya aku akan membacakan buku dengan keras dan menggunakan berbagai intonasi. Misalnya ketika ada tokoh utama harimau maka aku akan gunakan intonasi yang ngebas dan dalam. Kalau ada adegan mengaum maka aku pun akan mengaum dengan keras. Sebaliknya ketika tokoh cerita adalah kelinci atau tikus kecil maka aku gunakan intonasi tinggi melengking. Anak-anak akan larut terbawa cerita dan ikut tertawa bahkan sedih mengikuti alur cerita. Seru banget pokoknya. Kelak momen indah nan sederhana ini akan mereka kenang hingga dewasa dan siapa tau akan mereka lanjutkan pada anak-anak mereka kelak. 🙂

Kelilingi Rumah dan Anak dengan Buku

Meskipun mainan itu penting bagi tumbuh kembang anak tapi aku buka tipe orangtua yang terus-terusan membelikan anak mainan. Mainan mahal sama sekali tidak menjamin anak jadi lebih pintar, begitu pun sebaliknya. Bahkan kalau dipikir lagi anak kita nggak paham seberapa mahal mainan yang kita belikan. Mereka akan main dan saat bosan mereka tinggalkan, nggak peduli semahal apapun itu. Sesimple itu pikiran anak.

Daripada membeli mainan, aku “investasikan” uangku membeli bermacam-macam buku. Kenapa aku bilang investasi? Simply karena ketika anak terbiasa membaca sejak kecil mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, berpikiran terbuka, dan kreatif. Penuhi rak buku Sahabats dengan beragam buku aneka warna dan letakkan buku tersebut di rak yang mudah terjangkau anak. Letakkan rak buku di kamar anak, di ruang tamu, ruang keluarga, dan semua bagian rumah.

letakkan buku di kamar atau ruang belajar anak

Kalau Sahabats punya budget atau ruang lebih di rumah bisa buat perpustakaan mini. Penuhi perpustakaan pribadi dengan koleksi buku Sahabats dan anak-anak juga. Kondisikan perpustakaan pribadi menjadi tempat yang nyaman untuk membaca dengan memberi kursi, meja, bahkan bantal supaya Sahabats dan anak-anak betah berlama-lama di sana.

Berikan Buku Sebagai Hadiah

Jangan cuma mainan, tapi berikan buku sebagai hadiah maka anak akan merasa buku adalah sesuatu yang spesial. Berikan hadiah buku saat si kecil ulang tahun atau saat mereka berprestasi. Aku juga suka menawarkan anak-anak ke toko buku saat mereka punya uang lebih seperti saat mereka dapat THR lebaran atau celengan sudah penuh. Mereka bebas beli buku yang mereka mau sesuai dengan budget yang sudah disepakati sebelumnya. Rajin-rajinlah cari tau soal bazar buku atau promo dan diskon buku di kota Sahabats. Lumayan kan bisa borong banyak buku.

Jangan Pernah Berhenti

Si kecil sudah suka membaca dan punya kecintaan pada buku? Jangan Sahabats kira tugas kita selesai di sini. Musuh terbesar dan terberat kita adalah gadget dan semua yang ada di dalamnya, seperti game, sosmed, dan Youtube. Bukan nggak boleh ya pegang gadget atau nonton Youtube. Silakan saja tapi syarat dan ketentuan berlaku!

Jangan pernah lelah memberi contoh, jangan pernah bosan membaca buku bersama, dan selalu jadikan buku sebagai sesuatu yang spesial di hati dan di mata kita.

Perjalanan kita sebagai orangtua dan role masih sangat panjang Sahabats. Tidak ada kata terlambat, bahkan kalau Sahabats saat ini belum gemar membaca. Mulai dari sekarang dan mulai jadikan dirimu sebagai contoh nyata supaya anak-anak kita kelak gembar membaca dan tumbuh jadi pribadi yang tangguh dan cerdas. Happy reading folks. 🙂

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...