Showing posts with label enchanting culture. Show all posts
Showing posts with label enchanting culture. Show all posts

Wednesday, February 27, 2019

5 Keunggulan Apartment Low-rise Sebagai Tempat Bermukim

Assalamualaikum Sahabats

Beberapa tahun terakhir ini trend perumahan mulai berubah, pun di kota Semarang. Mungkin karena keterbatasan lahan dan alasan kepraktisan rumah vertikal alias apartment mulai dilirik. Kemudahan yang dihadirkan dari kualitas hunian hingga fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan para pemukimnya menjadikan tipe hunian vertikal apartemen banyak diburu oleh para pencari properti.

Tidak hanya di wilayah perkotaan yang sibuk dan ramai, saat ini di kawasan peyangga, beragam jenis apartemen dijual pun kini semakin banyak hadir guna menghadirkan solusi opsi hunian di tengah-tengah tingginya permintaan properti dari para pencari properti.

Salah satu opsi hunian vertikal yang unik, dihadirkan oleh jenis apartemen low-rise. Sahabats udah familiar belum dengan istilah low-rise apartment? Jadi tipe apartment ini adalah hunian yang didefinisikan sebagai hunian vertikal dengan bangunan yang tidak terlalu tinggi, namun tetap menghadirkan konsep bermukim selayaknya dalam rumah tapak.

Pengalaman bermukim yang berbeda dalam low-rise apartment  diketahui menjadi faktor yang membuat para pencari properti banyak memburu tipe hunian tersebut. Ditinjau dari keunikan pengalaman bermukimnya, berikut adalah sejumlah keunggulan-keunggulan yang diberikan oleh apartemen tersebut yang mungkin bisa jadi pertimbangan sahabats untuk memilih low-rise apartment sebagai hunian:

Kedekatan Jarak ke Lantai Dasar

Tingkatan lantaiyang tidak terlalu tinggi pada bangunan apartemen low-rise membuat aksesibilitas jarak dari tiap lantai tidak terlalujauh ke lantai dasar. Kemudahan ini menjadikan jenis apartemen low-rise sangat cocok untuk kalian yangmemiliki aktivitas dengan mobilitas tinggi. Selain itu, tipe hunian apartemen low-rise sangat baik untuk para pemukimlansia dan penyandang disabilitas yang membutuhkan perhatian khusus dalam halmobilitas sehari-hari.

Aspek kedekatan jarak ke lantai dasar pun menjadi sebuah keuntungan jikalau terdapat keadaan darurat seperti bencana alam atau kebakaran yang membutuhkan evakuasi total ke titik berkumpul pada area apartemen.

Ramah untuk Trauma Phobia Ketinggian

Sahabats punya masalah dengan ketinggian kah? Mungkin low-rise apartment bisa jadi pilihan bagi Sahabats yang mengidap acrophobia aliasn takut ketinggian.

Hal tersebut dikarenakan setinggi-tingginya bangunan apartemen low-rise, kalian akan tetap dengan mudah melihat dasar dari bangunan dan memiliki jarak pandang yang cukup friendly dibanding dengan apartemen high-rise. Rata-rata apartemen jenis tersebut memiliki lantai tidak lebih dari 5 tingkat.

Kesan Eksklusif

Tanpa melabelkankata ‘eksklusif’ dalam apartemen low-rise,jenis apartemen ini dapat diketahui sudah menyandang faktor keekslusifan. Haltersebut dapat dilihat dari jumlah unit yang tersedia dalam satu lantaibangunan. Tidak terlalu banyaknya unit yang ada dalam sebuah lantai menandakankesan privat dan jauh dari keramaian kumpulan para penghuninya. Sekiranya,tidak lebih dari 5 unit hunian terdapat dalam satu lantai.

Selain itu, beragam apartemen low-rise yang ada saat ini rata-rata menyediakan sejumlah fasilitas next level untuk para penghuninya dibanding dengan apartemen high-rise reguler pada umumnya. Mulai dari pengaplikasian smart home system yang dapat dikontrol hanya dari ponsel pintar para penghuni per unitnya, hingga beberapa fasilitas refreshment semisal kolam renang, jogging track, fasilitas berolahraga, spa, dan area parkir luas.

Luasan Unit Besar

Berkaitan dengan sisi keeksklusifan sebelumnya, apartemen low-rise menghadirkan nuansa yang berbeda dari sisi luasan unitnya yang lebih besar. Tidak hanya seperti menghuni sebuah penthouse apartment, Sahabats juga tetap dapat merasakan unit tersebut layaknya rumah tapak di kawasan elite. Luasan unit yang ditawarkan pada apartemen low-rise diketahui sangat luas, bahkan bisa menyentuh hingga 2 kali lipat dari unit-unit apartemen pada umumnya. Cocok lah buat pasangan muda yang baru membina keluarga kecil nan bahagia.

Syarat dengan Ketenangan

Hidup diperkotaan yang penuh hiruk pikuk kadangn bikin sumpek ya Sahabats. Pengenya pulang ke rumah yang tenang dan nyaman. Keekslusifan hunian diketahui sangat bersinggungan dengan aspek kenyamanan tinggal dari para pemukimnya. Dari aspek tersebut, tidak heran lokasi yang ditawarkan oleh apartemen low-rise yang ada terletak tidak terlalu dekat dengan area-area dengan tingkat kepenatan tinggi. Biasanya, apartemen low-rise terletak di dalam sebuah kawasan perumahan dengan area yang asri guna memaksimalkan ketenangan dan kenyamanan saat bermukim.

Dengan 5 hal di atas yang bisa dijadikan pertimbangan, insyaallah Sahabats nggak sudah dapat gambaran lebih baik ya soal low-rise apartment. Tinggal sekarang saatnya berburu lokasi yang sesuai di hati dan kantong. Semoga berhasil dapat rumah impian ya Sahabats.

Wednesday, February 24, 2016

Keunikan Museum Ullen Sentalu, Jogjakarta

Assalamualaikum Sahabats …
Masih melanjutkan cerita traveling kami ke Jogjakarta bulan lalu, ide liburan kami sata itu memang Cuma mau istirahat aja. Makanya aku memutuskan cari resort yang jauh dari kota Jogjakarta demi sebuah tempat yang tenang dan nyaman. Alhamdhulilah pilihan menginap di Omkara Resort udah paling bener. Omkara Resort di daerah Sleman ini kece badai deh pokoknya.

Thursday, November 19, 2015

Blusukan ke Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng

Assalamualaikum Sahabats …
Sore kala itu berhias mendung tipis saat kami sampai di pelataran kompleks Candi Arjuna. Udara sejuk khas pegunungan langsung membelai pipi begitu aku membuka pintu mobil. Mak nyeesss …. seger banget deh, dingin-dingin empuk hehehe … Saking dinginnya hembusan udara terlihat jelas ketika kami ngobrol. Dingin sama sekali bukan alasan untuk males-malesan apalagi saat kita berada di negerinya para Dewa.

Tuesday, January 27, 2015

Mengenal Suku Sasak Lebih Dekat

Dalam perjalanan ke Pulau Lombok, aku mengunjungi sebuah Desa yang menjadi tempat tinggal Suku asli Pulau Lombok. Suku Sasak memilih untuk mengabaikan segala hiruk pikuk modernisasi dan tetap memegang teguh adat dan budaya dari leluhur mereka hingga detik ini. Tak jauh dari Bandara Internasional Lombok (BIL), tepatnya di Desa Rambitan, Lombok Tengah, kita akan menemukan sebuah pemandangan yang teramat kontras dengan pemandangan di sekitarnya.

lombok-2014-196
berkenalan dengan Suku Sasak, di Lombok

Jalanan yang mulus dan persawahan yang hijau membentang membuat dua jam perjalanan menuju lokasi Desa Sade tak terasa melelahkan sedikitpun. Kehidupan Suku Sasak memang telah banyak diketahui dan dikagumi oleh para wisatawan asing dan domestik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Pemerintah setempat pun mengambil peran aktif dengan menjadikan Desa ini sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Lombok.

Setiap tamu yang datang akan didampingi oleh seorang tour guide yang merupakan penduduk asli Suku Sasak Sade. Menurut penuturan pemandu kami, setiap mereka akan bergilir melakukan tugas ini. Hasil yang didapatkan akan dibagi secara merata dan dipergunakan untuk memperbaiki dan membangun Desa mereka agar kian layak dihuni. Setelah mengisi buku tamu dan membayar iuran seikhlasnya untuk perbaikan Desa, sang pemandu membawa kami memasuki Desa Sade tempat bermukim Suku Sasak. Menurut keterangan dari pemandu kami, Desa Sade memiliki luas sekitar 6 ha dengan jumlah populasi 152 kepala keluarga. Semua penghuni Desa masih merupakan kerabat karena mereka menikah dengan sesama Suku Sasak. Selain untuk mempertahankan garis keturunan Suku Sasak, pernikahan sesama suku ini dirasa lebih menghemat biaya. “Untuk melamar perempuan dari Suku lain biayanya mahal sekali, kami tak mampu,” sang pemandu menjelaskan.

Menurut adat yang berlaku, calon mempelai laki-laki diharuskan melarikan sang calon mempelai perepuan. Dalam adat setempat perilaku ini lebih diterima ketimbang melamar langsung kepada ayah calon istri. Melamar anak gadis langsung kepada orangtuanya dianggap seperti membeli anak mereka. Mereka tersinggung bila sang calon mempelai melamar baik-baik karena merasa anak gadisnya bak barang yang dapat diperjualbelikan. Para ayah lebih memilih anak mereka diambil dengan cara kawin lari, tapi tetap membayar mahar meskipun sederhana. Sebuah adat dan pemikiran yang unik ya. 😉

lombok-2014-220
Rumah suku Sasak Sade

 

lombok-2014-207
seorang perempuan suku Sasak yang sedang asyik menenun 🙂

 

Segera setelah melewati gapura Desa, sebuah lingkungan yang rapi dan sibuk mulai terlihat. Beberapa kerajinan khas Lombok karya para perempuan Sasak tersusun rapi menunggu uluran tangan para pembeli. Jejeran kalung, gelang, hiasan dinding, dan kain tenun mempercantik Desa Sade secara keseluruhan. Berbagai motif kain tenun khas Lombok dengan warna yang cerah, sangat menarik perhatianku. Hraga kainnya cukup mahal karena memang pengerjaannya yang sangat rumit. Proses pembuatannya masih sangat sederhana dan alami. Dari mulai benang, pewarnaan, dan proses penenunan dilakukan dengan tangan manusia. Sungguh sebuah karya seni yang luar biasa nilainya. Ketika para perempuan Sasak sibuk dengan karya seninya, para pria bekerja di ladang sebagai petani.

Rumah Suku Sasak di bangun berbaris dan berdekatan satu dengan lainnya. Rumah berukuran sekitar 7×5 meter ini di bangun sepenuhnya dengan campuran tanah liat dan sekam, sedangkan atapnya terbuat dari alang-alang. Memasuki rumah adat Suku Sasak harus sedikit membungkuk karena pintu masuknya yang rendah. Pada bagian bawah hanya terdapat satu ruangan yang merupakan ruang untuk menerima tamu sekaligus sebagai kamar tidur pria. Untuk menuju ke bagian atas rumah, kita harus menaiki tiga anak tangga. Ternyata tingga anak tangga ini memiliki arti tersendiri dalam kepercayaan Suku Sasak. Menurut keterangan dari pemandu kami, tiga anak tangga dalam rumah adat diibaratkan sebagai tiga fase kehidupan manusia, lahir, berkembang, dan mati. Pada bagian atas rumah terdiri dari dua ruangan, dapur dan kamar bagi perempuan yang sekaligus berfungsi sebagai ruang melahirkan. Rupanya setiap rumah adat Sasak diharuskan memiliki ruangan bersalin agar sang ibu tak kesulitan saat melahirkan.

lombok-2014-204
pintu rumah suku sasak yang mungil

lombok-2014-201
bagian dalam rumah

Satu kebiasaan yang masih dijalankan Suku Sasak hingga hari ini adalah membersihkan seluruh ruangan rumah dengan kotoran kerbau. Sayang sekali pagi itu kami tidak melihat ada keluarga yang sedang melakukan proses pembersihan rumah dengan cara ini. Terus terang aku sendiri penasaran sekali, bagaimana mungkin kotoran kerbau yang tak dicampur bahan apapun selain sedikit air dapat membersihkan ruangan. Bagaimana dengan bau dan kuman-kuman yang mungkin menempel pada kotoran kerbau itu? Nah pertanyaan inilah yang nggak akan bisa terjawab. Mengubah kebiasaan ini pun sepertinya sulit ya, karena memang sudah menjadi kepercayaan turun-temurun.

Selain rumah para penduduk, Desa Sade dilengkapi juga dengan lumbung padi atau biasa disebut dengan Beruga. Bangunan inilah yang menjadi ciri khas Suku Sasak dengan atap yang berbentuk topi dan terbuat dari alang-alang dan didirikan di atas empat tumpukan kayu. Saat musim panen tiba, padi dimasukkan melalui jendela terbuka yang ada di bagian atap. Bagian bawah bangunan berdiri di atas enam pilar dengan atapnya juga terbuat dari alang-alang dan tanpa dinding sedikitpun. Alang-alang dipilih sebagai bahan pembuat atap karena dapat meredam cuaca panas di siang hari dan menghangatkan suhu ruangan di malam hari. Beruga inilah yang kini menjadi salah satu icon khas Pulau Lombok.

Desa Sade juga dilengkapi dengan sebuah Masjid yang cukup besar. Dahulu penduduk Suku Sasak menganut kepercayaan “Wetu Telu” atau tiga waktu, dimana shalat hanya dilakukan tiga kali dalam sehari. Seiring dengan pemahaman mereka terhadap ajaran Islam, kepercayaan ini perlahan mulai ditinggalkan. Sebagian besar dari mereka telah melaksanakan shalat lima waktu.

lombok-2014-215
bagian dalam masjid suku sasak

 

tampak luar bangunan masjid suku sasak
tampak luar bangunan masjid suku sasak

Setelah mengelilingi Desa Sade sembari menambah pengetahuan mengenai kehidupan Suku Sasak tour singkat kami pun berakhir di pintu masuk Desa. Wajah-wajah bahagia dan penuh dengan keramahan menghapuskan kecurigaanku tentang komersialisasi kehidupan mereka. Keberadaan wisata Suku Sasak ini sepertinya dapat diterima oleh seluruh warga dan terbukti membantu kehidupan mereka. Semoga kesederhanaan dan keramahan mereka tetap terjaga meskipun gemerlap globalisasi dan modernisasi hanya berjarak sejengkal dari tanah leluhur mereka.

Wednesday, January 14, 2015

Candi Prambanan nan Jelita

Horeee…. bisa ke Jogja lagi. Seneng deh. 🙂 Kota yang selalu bikin kangen dan nggak pernah bosen meskipun udah berkali-kali datang. apalagi kedatangan kali ini nginepnya di Sheraton Mustika, Jogjakarta lho. Wuuiih… ngimpi apa coba? Bisa nginep di 5 stars hotel, biasanya aja di hotel tipe bintang jatuh hehe. 😛

Sebelum balik ke Semarang, kami mampir ke Candi Prambanan. Setelah candi Borobudur, aku pengen ngajakin Nadia ke Candi Prambanan. Nah supaya Nadia nggak bosen aku mulai lah cerita tentang legenda si putri Roro Jonggrang yang di kutuk jadi batu karena sudah berbohong. Taktik ini ternyata berhasil. Nadia antusias banget pengen lihat wujud si princess ini. 😉

Jadi emak pecinta traveling (momtraveler) itu memang diperlukan akal yang cukup panjang. Namanya juga anak-anak kadang muncul juga rewelnya atau lebih milih jalan ke Theme Park atau pantai, padahal banyak tempat lain yang oke juga untuk dijelajahi. Sebagai orangtua kita dituntut untuk sabar dan pinter cari celah. Pastinya traveling sama anak nggak sebebas traveling rame-rame dengan sahabat tapi bukan berarti nggak seru. Kerewelan itu bisa diatasi dengan sedikit taktik (dan janji dibeliin es cream magnum pas pulang) dan kesabaran. 😛

Jogja Prambanan - nov 14 -51

Oke balik lagi ke Candi Prambanan yang merupakan Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara yah. Candi Prambanan dibangun abad ke-9, dipersembahkan untuk dewa Syiwa, sang penghancur, dan dua yang ada di sampingnya dipersembahkan masing-masing untuk dewa Brahma, dewa pencipta serta dewa Wisnu, dewa pemelihara. Candi yang tertinggi menjulang setinggi 47 meter diantara candi-candi lain di sekitarnya.

Lokasinya nggak jauh lho dari Candi Borobudur yang merupakan Candi Budha yang juga jadi salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Candi ini di bangun pada abad ke 9 dan sempat mengalami beberapa kali renovasi. Prambanan yang dahulu sempat rusak akibat bencana alam ditemukan kembali oleh seorang warga Belanda bernama CA Lons tahun 1733 setelah terabaikan selama ratusan tahun. Candi ini telah mengalami pemugaran dan kini Candi Prambanan dikenal sebagai Candi Hindu paling indah di Indonesia. Aku sendiri termasuk penggemar candi Prambanan sejak dulu. Menurutku si Candi Prambanan ini terlihat sangat anggun dan unik. Secantik Roro Jonggrang mungkin? 😉

Jogja-Prambanan-nov-14-62
si putri ini dikutuk jadi batu karena suka bohong … makanya jangan bohong ya?? 😉

 

Jogja-Prambanan-nov-14-48

Jogja-Prambanan-nov-14-70

Candi Prambanan ini adalah candi utamanya. Ada candi-candi kecil, sebagian masih belum jadi tersebar di sekitarnya. Ya .. seperti yang pernah kita dengar dalam kisah Roro Jonggrang, ratusan candi kecil ini (Candi Sewu) adalah candi-candi yang sudah di bangun Bandung Bonwoso untuk sang Putri. Mungkin dari candi-candi kecil yang kemudian mengilhami lahirnya legenda Roro Jonggrang ya. 🙂

Relief candi Prambanan berkisah tentang epik Ramayana yang terkenal itu. Bagi penggemar cerita epik semacam ini bisa lho dilihat live di Candi Prambanan. Dari jaman kuliah dulu aku pengen banget nonton sendratari Ramayana di Candi Prambanan yang katanya selalu full booked dan dipenuhi bule-bule. Sayangnya sampe sekarang belum kesampaian. 🙁 Kalau kalian tertarik melihat sendratari ini, ada jadwalnya tetapnya kok, boleh tanya sama petugas di Candi Prambanan atau lebih praktis lagi nanya mbah gugel aja yah heheh. 😛

Jogja-Prambanan-nov-14-59
salah satu relief yang ada di candi Prambanan

 

Jogja-Prambanan-nov-14-68

Oya, selama kunjungan di Candi Prambanan ini ambilah foto sebanyak mungkin. Selain karena lokasi tempatnya yang memang keren dan sayang banget kalau sampe nggak narsis disini, tiket masuk yang kita beli berlaku selama 1 hari penuh. Jadi mau dari pagi buta sampe malam pun nggak masalah. Kalau capek ada kereta wisata yang bisa mengantarkan kita keliling Candi yang luas ini, meskipun lebih asyik kalau kita jalan perlahan sembari menikmati relief candi dan pemandangan yang indah sekalian olahraga juga kan. Toh we have all day to enjoy this temple. 🙂

Pengen beli souvenir dan oleh-oleh bisa banget. Setelah puas menikmati keindahan Candi Prambanan kita bisa langsung cuzz ke pasar seni yang pasti akan kita lewati sebelum keluar. Barangnya lucu-lucu dan bisa banget di tawar.
Jogja memang gudangnya tempat asyik, makanan enak, dan barang-barang lucu dan murmer. Siapa yang nggak betah liburan ke Jogja? Jogja … I love you full deh. 🙂

Happy traveling 🙂

Jogja-Prambanan-nov-14-54

Monday, October 13, 2014

Festival Tentoonstelling, Merayakan Kejayaan Semarang

Assalamualaikum sahabats 🙂
Festival-Kota-Lama-Smg-2Akhir-akhir ini banyak banget festival di Indonesia ya. Mulai dari festival budaya hingga festival yang memperkenalkan kekayaan alam Indonesia, semuanya keren. Rasanya kalau bisa tuh pengen banget mengunjungi semuanya. Saking pengennya, aku suka baca info tentang festival yang lagi diselenggarakan di Indonesia. Good news, sebuah festival keren akhirnya diselenggarakan di Semarang. 🙂

Festival Tentoonstelling atau dalam bahasa penduduk setempatnya, Festival Pasar Sentiling, akhir bulan lalu diadakan di kota Semarang. Festival yang bertempat di kota lama Semarang ini ternyata pernah diadakan seratus tahun yang lalu oleh pemerintah kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1914. Dahulu Pameran ini diadakan dari dareah perbukitan kota semarang hingga kota Pelabuhan atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Lama. Pemerintah belanda mengundang negara seperti China, Jepang, India, Perancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya untuk menghadiri perhelatan ini. Festival ini diadakan untuk merayakan 100 tahun merdekanya Belanda dari penjajahan Perancis. Belanda ingin menunjuukan pencapaian dan keberhasilannya dalam mengelola daerah koloninya pada dunia.

Festival-Kota-Lama-Smg-6

Festival-Kota-Lama-Smg-8
Pengunjungnya juga lumayan banyak. Dari mulai bule sampai komunitas pecinta barang antik. Seru juga melihat barang-barang yang hampir terlupakan seperti mesin tik kuno, kamera, dan keramik khas Belanda juga China. Ada juga majalah edisi tahun 1970an, modelnya sekarang udah pada sepuh kali ya.

keramaian festival
keramaian festival

oldies ;)
oldies 😉

Selain itu, kami mampir ke paviliun De Vrouw yang berlokasi di Galeri Semarang. Sumpah deh bertahun-tahun tinggal di Semarang baru tahu ada museum di Kota Lama hehehe.

inside galery De Vrouw
inside galery De Vrouw

Museum ini mengambil tempat di sebuah gedung tua yang di renovasi menjadi sebuah galeri dengan berbagai koleksi. De Vrouw menampilkan sejarah Koloniale Tentoonstelling serta memaknai peran dan aktivitas para perempuan dalam konteks budaya pada masa kuno, kini dan nanti. Disini ditampilkan juga beberapa perempuan asal Semarang yang banyak berkontribusi bagi perkembangan Indoensia seeperti Nyonya Meneer, NH Dhini, Anne Avantie, Sri Mulyani, hingga Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang ibunya berasal dari Kota Semarang.
Ternyata Semarang pernah mengalami masa keemasan dan menjadi salah satu kota pelabuhan terpenting di dunia. Semoga Semarang bisa segera bangkit dan disejajarkan dengan ibukota lainnya. Hidup Semarang. 🙂

Festival-Kota-Lama-Smg-20

 

Gereja Blenduk, salah satu bangunan tua di kota lama Semarang
Gereja Blenduk, salah satu bangunan tua di kota lama Semarang

Tuesday, February 25, 2014

Prosesi Adat Malam Berinai

Terinspirasi dari postingan om NhHer mengenai kereweng dan upacara siraman pada pernikahan adat Jawa, cerita mengenai salah satu tradisi atau adat dalam sbeuah pernikahan Arab. Sebenernya sih hampir sama dengan adat di beberapa daerah Sumatra seperti Aceh, Padang, dan lain-lain. Bila pada pernikahan Jawa ada adat Siraman, maka di pernikahan Arab  dan Melayu ada adat Malam Berinai. Apakah itu??

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...