Showing posts with label ketika rema ajatuh cinta. Show all posts
Showing posts with label ketika rema ajatuh cinta. Show all posts

Wednesday, July 26, 2023

Ketika Remaja Jatuh Cinta

Assalamualaikum Sahabats ….

Salah satu fase yang bikin para ortu dag dig dug ketika memiliki anak remaja adalah ketika mereka terserang virus merah jambu alias jatuh cinta. Mau nggak mau fase ini pasti akan tiba dan ketika tiba masanya, kita sebagai orangtua harus siap mendampingi mereka agar jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas.

Freak out! Panik! Itu adalah perasaan yang aku rasakan ketika tahu si kakak mulai merasakan cinta. Jujur masih bingung bagaimana harus menyikapi “drama” yang satu ini padahal semenjak kakak baligh entah sudah berapa banyak artikel dan buku parenting yang kubaca terkait hal ini.

Urusan yang satu ini honestly aku punya pengalaman yang cukup buruk si. Orangtua ku dulu sangat keras menyikapi anaknya mulai merasakan cinta. Mereka melarang, mengancam dan banyak hal lagi yang justru membuatku jadi penasaran dan mencoba mencari jawabannya sendiri.

Disclamer! Aku sama sekali nggak menyalahkan orangtuaku. Aku paham betul bahwa maksud mereka baik dan memang benar dalam Islam pacaran dilarang. Hanya pendekatan mereka yang mungkin kurang pas buat aku yang dulu cenderung ngeyelan (kaya sekarang nggak aja hahaha).

Anyway pengalaman ini jadi warning buatku untuk bisa lebih tenang menyikapi abege jatuh cinta. Tapi rupanya teori tinggal teori. Prakteknya bisa jauh berbeda. Saking paniknya aku malah melakukan hal yang hampir sama dengan ortuku dulu dan akhirnya membuat kakak menutup diri dan menjauh dari kami. Hiks…

Apa yang Terjadi Ketika Remaja Jatuh Cinta?

Strategiku harus diubah. Jangan sampai kakak justru mencari jawaban diluar yang belum tentu kebenarannya. Akhirnya aku ikut webinar parenting dari ustadz Bendri Jaisyurrahman dengan tema Saat Remaja Jatuh Cinta. FYI ustadz Bendri adalah pakar di dunia parenting Islami.

Sesi pertama diisi oleh @nurfirdaus, seorang penulis dan pakar parenting remaja. Satu hal yang harus dipahami kita sebagai orangtua bahwa perasaan cinta adalah fitrah yang Allah berikan pada tiap manusia. So it is totally normal to fall in love. PR nya adalah bagaimana mengarahkan perasaan tersebut ke jalan yang baik menurut koridor dan syariah agama.

Beliau mengatakan ketika remaja terkena “virus merah jambu” ada beberapa perubahan yang dialami remaja. Perubahan ini terjadi pada fisik akibat pengaruh hormon dan terjadi perubahan secara psikologis. Dari segi psikologis remaja merasa penasaran bahkan tertantang untuk mencoba hal baru.

Ini harus jadi alarm banget buat kita sebagai orangtua. Apalagi dengan banyaknya kasus nikah muda karena hamil diluar nikah, kasus aborsi, pornografi dan banyak lagi. Kasus semacam ini hampir tiap hari kita dengar. Sebagai oarngtua cuma bisa ngencengin doa setiap saat agar anak-anak kita dijauhkan dari hal buruk tersebut. Aamiin.

Ketik Remaja Jatuh Cinta: Jadilah Sahabat yang Bisa Diandalkan

Remaja yang mulai merasa dirinya sudah dewasa akan banyak terpengaruh lingkungan pertemanan dan sosial media. Makanya penting sebagai orangtua melek teknologi dan siap mendampingi remaja.

Jangan sampai abai mengenai gadget dan aplikasi apa aja yang mereka akses setiap harinya. agar mereka tidak terjerumus dan mengarahkan mereka untuk menyikapi rasa cinta dengan baik. Bab screen time ini harus tegas batasan dan aturannya juga ya Sahabats. Soalnya seringkali berbagai persalahan pada anak berawal dari gadget.

Di saat kritis seperti ini kita harus menempatkan diri sebagai sahabat. Untuk bisa menjadi sahabat tentunya hubungan baik harus dibangun sejak dini. Ketika anak masuk usia pra remaja, kita sebagai orangtua harus lebih dekat dengan anak. Bangun komunikasi yang baik dan mesra.

Catatan pentingnya adalah jangan membangun komunikasi satu arah. Jangan sampai kita menyalahkan apalagi membandingkan mereka dengan oranglain.

Meskipun jujur kadang ada rasa gemes ketika bicara sama anak abege yang kadang sotoy tapi merasa paling benar tapi sebagai orangtua kita harus bijak menyikapi dan tenang. Atur napas dan kumpulkan semua stok sabar yang kita punya sebelum memulai percakapan ya Sahabats.

Bangun Komunikasi yang Intens dan Hangat

Komunikasi yang baik adalah koentji! Begitu pesan ustadz Bendri. Dan hubungan yang baik dan lekat dengan anak nggak bisa dibangun hanya dalam semalam. Kedekatan dan komunikasi baik ini harus terus dipupuk dan dibiasakan sejak anak-anak kecil.

Maka bukalah percakapan dengan memberikan selamat. Iya kasih selamat karena berarti anak kita normal karena punya perasaan suka pada lawan jenis. Dan katakan bahwa perasaan itu normal. Kembangkan percakapan dengan banyak bertanya.

Next, tunjukkan bahwa kita tertarik dengan perasaan mereka dan coba gali informasi mengenai apa yang sudah mereka rasakan dan lakukan terhadap perasaan cinta yang lagi bersemi.

Ketika remaja sudah terbuka dengan perasaannya, ingatkan dengan lembut namun tegas pada anak mengenai batasan yang sudah disepakati. Kalau kami memang sudah sepakat tidak mengizinkan anak-anak pacaran karena memang syariat Islam mengajarkan seperti itu. Maka ingatkan lagi aturan dan batasan yang sudah disepakati sebelumnya

Ajarkan juga bagaimana remaja harus berinteraksi dengan lawan jenis. Ingatkan remaja untuk menundukkan pandangan, bukan hanya lelaki, tapi juga anak perempuan. Menanamkan rasa malu dengan membangun adab, akhlaq dan tentunya menjelaskan batasan aurat sejak dini itu wjib banget hukumnya.

Sibukkan Remaja dengan Segudang Aktivitas

Katanya perasaan cinta itu bisa memperngaruhi mood dan bikin kita melakukan hal-hal yang absurd. Supaya anak remaja nggak melakukan hal yang negatif, ustadz Bendri menganjurkan agar orangtua mengarahkan anak pada aktivitas yang bermanfaat.

Mumpung badan masih sehat dan kuat, jangan buang waktu percuma. Ikutkan anak dalam kegiatan positif sesuai dengan minat mereka. Kebetulan Nadia lagi hobi masak, jadi aku semangatin deh nyobain resep baru. Lumayan stok camilan di rumah aman, skill kakak terasah dan waktu diisi dengan hal positif.

Selain masak, kakak juga aku ikutkan beberapa les mumpung masih libur kan. Memperkaya ilmu dan wawasan lewat buku juga penting ya Sahabats. So rutinkan beli buku dan ajak remaja berdiskusi mengenai hal-hal disekitar mereka.

Kami pun memutuskan kakak bersekolah di pesantren salah satu alasannya karena ingin memaksimalkan waktu dengan berkegiatan yang baik. Memang nggak mudah sekolah di pondok dengan segala aktivitas harian yang nggak ada habisnya. Kakak pun seringkali mengeluh tapi kami pun tak lelah memberikan semangat dan dukungan.

Aku yakin ilmu dan pengalaman yang kakak dapatkan di pondok tak ternilai harganya. Semasa SMP kemarin kakak aktif di OSIS dan itu membawa dampak positif. Kakak jadi lebih bertanggung jawab dan berani tampil di depan publik. Alhamdhulilah hafalan qur’an nya pun bertambah.

Tugas kita sebagai orangtua memilihkan sekolah dan komunitas yang baik tempat anak kita bertumbuh. Harus banget tahu seperti apa temen sepergaulan mereka, komunitas apa saja yang mereka ikuti. Pergaulan yang baik insyaallah akan membentuk pribadi mereka menjadi baik pula.

Dan yang terpenting dengan berada di pondok waktu mengakses gadget jadi terbatas. Semua pengalaman hidup yang didapatkan di pondok insyaallah akan memperkaya dan memperkuat jiwanya. Tentunya kami juga akan tetap mendampingi kakak semaksimal mungkin. Meskipun waktu kami terbatas tapi kami harap bisa punya komunikasi yang selalu berkualitas dan positif.

PR kita jadi orangtua di jaman sekarang memang banyaak banget ya Sahabats. Banyak lawan yang kasat dan tak kasat mata yang akan selalu berusaha menjerumuskan anak-anak kita. Jadi sebagai ibu yuk jangan sampai lupa doakan anak-anak setiap saat (selfreminder).

Jangan Lelah Bertumbuh dan Belajar Menjadi Orangtua yang Baik

So far pengalaman jatuh cinta kakak sudah diceritakan semua ke aku. Aku pun berusaha menghargai perasaan kakak dan tidak nge-judge sesuka hati. Menanggapi semua curhatan dengan santai kadang dengan guyonan namun pesan yang ingin kusampaikan tetap bisa kakak pahami. Dan insyaallah kakak sudah paham dengan batasan yang kami sepakati.

Hubungan kami ya nggak selalu mulus lah. Sebagai ibu dan anak perempuan ada juga fase marah-marahnya, jengkelnya tapi alhamdhulilah aku merasa kakak mulai nyaman terbuka denganku dan aku pun mulai membiasakan banyak cerita pengalaman masa abege dan keseharianku. Tujuannya supaya kakak merasa nyaman berbagi cerita dengan ibunya ini.

Yuk mulai sekarang kita berusaha jadi orangtua yang tidak hanya hadir secara fisik namun juga psikis. Semoga Allah hindarkan anak-anak kita dari kejahatan dan perbuatan serta keburukan dunia lainnya, Aamin allahuma aamiin.

Adakah Sahabats yang punya pengalaman menghadapi anak remaja yang lagi jatuh cinta? Boleh yuk share pengalamannya dimari. Sesama ortu yang sedang bertumbuh kita saling menguatkan.

Cara Agar Menghindari Produk Asuransi Syariah Tertunggak

Assalamualaikum Sahabats … Klaim asuransi yang Sahabats ajukan bisa diterima dengan mudah ketika polis asuransi dalam kondisi aktif. Apabila...