Saturday, June 20, 2020

Tips Traveling Aman di Era New Normal

Assalamualaikum Sahabats …

Siapa yang udah kangen traveling, hayo ngacung? 3 bulan lebih mengikuti anjuran untuk stay at home, pasti ada rasa rindu untuk menjelajah lagi. Kaki yang sudah mulai gatal dan mata yang rindu memandang keindahan alam jadi bikin makin nggak tahan untuk segera kembali menjejak ke dunia luar. New normal …. here I come.

Meskipun angka penyebaran Covid 19 di Indonesia masih tinggi dan belum ada tanda-tanda penurunan kasus, pemerintah udah pede aja mau menerapkan new normal life. Jujur aja nih Sahabats, aku udah lelah jiwa raga mengikuti dan update berita seputar Covid 19. Hanya bisa tetap waspada dan melakukan semua protokol kesehatan yang sudah dianjurkan Dokter Reisa Broto Asmoro, sang dokter cantik yang juga sekaligus bertindak sebagai juru bicara satuan gugus tugas penanganan Covid 19 di Indonesia.

Kita semua sudah tahu betapa dampak dari Covid 19 ini menghantam hampir semua sektor kehidupan manusia, tak terkecuali sektor pariwisata. Ketika pemerintah sudah mantab menerapkan new normal di Indonesia maka sektor pariwisata pun bersiap membuka diri. Kita-kita yang sudah rindu untuk traveling pasti seneng dong dan nggak sabar pengen keluar rumah.

Eits tapi tidak semudah itu Alfonzo! Dunia memang sudah mulai memasuki new normal era, tapi bukan berarti kewaspadaan kita menurun ya. Apalagi penyebaran Covid 19 di Indonesia sendiri masih cukup tinggi. Ada beberapa hal yang harus kita terapkan dengan disiplin tinggi karena pandemi COVID-19 belum benar-benar berakhir. Jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Berikut ini adalah tips traveling aman di era new normal:

1. Sehat Adalah Kunci Utama

Sebelum Sahabats memutuskan untuk traveling di era new normal ini, hal paling penting yang harus disiapkan adalah kondisi tubuh. Sebelum liburan dimulai pastikan tubuh dalam keadaan sehat. Kalau memang dirasa perlu, boleh juga Sahabats melakukan Rapid test atau test Swab secara mandiri karena di beberapa kota tujuan wisata memang mensyaratkan pendatang membawa hasil test sebagai bukti negatif Covid 19.

2. Cari Tau Berita Terupdate Seputar Penerapan New Normal di Daerah Tujuan

As we know penerapan aturan new normal di provinsi dan kota bisa berbeda-beda. Untuk wilayah yang masih zona merah mungkin memberlakukan jam malam atau membatasi akses keluar masuk warga. So be resourceful ya Sahabats. Cari tau informasi sedetail mungkin tentang peraturan di kota setempat termasuk juga cari tahu tempat wisata mana saja yang sudah mulai dibuka untuk umum.

3. Pilih Destinasi Wisata Domestik

Mengingat pandemi Covid 19 ini masih terus berlanjut, kewaspadaan tetap harus dijaga ya Sahabats. Melakukan perjalanan jauh ke negeri orang pasti menimbulkan resiko yang besar. Sebaiknya memang step by step dulu deh. Cari destinasi wisata terdekat atau explore wisata di Indonesia dulu ya sambil kita memastikan bahwa negara-negara lain sudah membuka tempat wisata dan dinyatakan bebas Covid 19.

4. membeli Tiket dan Check in Via Online

Untuk menghindari kerumunan, sebaiknya Sahabats melakukan semua reservasi via online, lebih simple juga kan? Cek juga aturan transportasi umum yang Sahabats pilih selama era new normal ini. Untuk hotel pun berlaku sama. Check in via online dan patuhi semua aturan yang sudah ditetapkan pihak hotel demi kebaikan bersama.

5. Selalu Gunakan Masker dan Bawa Hygine Kit Sendiri

Selalu ingat untuk menggunakan masker di mana pun berada ya Sahabats, apalagi di tempat umum. Meskipun dalam kondisi sehat, bisa saja Sahabats menjadi ‘carrier’ dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Masker digunakan untuk mengurangi risiko tertular COVID-19. Selain menggunakan masker, di era new normal ini ada “senjata” yang nggak boleh sampai terlupakan. Sahabats harus selalu punya hygiene kit di tas yang berisi hand sanitizer, disinfektan spray, tisu basah, tisu kering, sabun cair, hingga masker cadangan.

6. Bawa Alat Makan Sendiri

Salah satu prilaku traveling penting di era new normal ini adalah mulai bawa alat makan sendiri. Buat yang nggak terbiasa pasti merasa ribet banget, tapi demi kesehatan bawa peralatan makan sendiri nggak akan terasa berat kok. Sekalian berkontribusi menjaga lingkungan juga kan. Sekarang saatnya untuk bawa alat makan ramah lingkungan yang terbuat dari kayu, bambu, atau stainless. Oya setelah digunakan jangan lupa cuci bersih semua peralatan makan kita ya Sahabats.

7. Terapkan Social Distancing Secara Displin

Ketika Sahabats pergi ke tempat wisata atau tempat makan yang penuh sesak, baiknya balik badan dan cari tempat lain aja. Jangan ambil risiko. Tempat itu nggak akan ke mana-mana kok Sahabats, insyaallah lain waktu bisa didatangi lagi. Kesehatan dan keselamatan Sahabats dan keluarga harus dijadikan prioritas nomer satu.

Last but definitely not the least, jangan terburu-buru dan jangan kalap macam kucing yang baru lepas dari kandang ya Sahabats. Masa new normal bukan berarti kita semua langsung bisa bebas berkeliaran tanpa menerapkan protokol kesehatan. Bahkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin adalah cara terbaik untuk menghindari penularan Covid 19. Kita harus ingat betul bahwa Pandemi Covid 19 belum benar-benar berakhir. Cermati dan perhitungkan segala sesuatunya dengan matang. Selalu jaga kesehatan ya Sahabats. Happy traveling.

Thursday, June 11, 2020

Self Love Dulu, Jadi Orangtua yang Baik Kemudian

Assalamualaikum Sahabats …

Menjadi orangtua di era milenial ini banyak banget tantangannya. Belum selesai dengan permasalahan yang harus kita hadapi tiap harinya di dalam rumah, masih ditambah pulak dengan adanya momwar yang nggak berkesudahan. Maka yang terjadi kemudian adalah stres tak berujung dan kita melupakan pentingnya memberi penghargaan pada diri sendiri. Sudahkah Sahabats belajar mencintai diri sendiri?

Banyak orang menyakini bahwa untuk memiliki hidup yang seimbang kita perlu menerapkan self love pada diri sendiri. Tapi jangan Sahabats samakan self love dengan bersikap egois dan selalu merasa diri sendiri adalah yang terpenting. Menurut psikolog Monica Sulistiawati, M.Psi self love adalah sebuah keadaan dimana kita sebagai manusia dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, menghargai diri sendiri, memberikan dukungan pada diri sendiri, berusaha berbuat baik untuk diri sendiri, dan berusaha memaafkan diri sendiri saat berbuat hal yang salah atau keliru. Itu semua adalah poin penting dari self love atau mencintai diri sendiri.

Pengalamanku Mengatasi Baby Blues Setelah Melahirkan Anak Kedua

Kalau ada yang bilang baby blues itu cuma ilusi dan bukti seorang ibu gagal menjadi ibu yang baik, sini aku sentil. Faktanya 80 % ibu pasca melahirkan merasakan baby blues. Baby blues adalah gangguan suasana hati yang dialami ibu pasca melahirkan. Kondisi ini membuat ibu jadi mudah sedih, gelisah, susah konsentrasi, bahkan mudah marah dan menangis karena alasan yang tak jelas. Perasaan ini biasanya bertahan hingga dua minggu tapi bisa jadi lebih kalau tidak segera diatasi.

Pasca melahirkan Keumala aku sempat merasakan semua hal di atas. ASI yang nggak lancar, Keumala yang selalu “ngamuk” di malam hari bikin aku stress berat. Saat itu suami juga terpaksa nggak bisa mendampingi karena ada pekerjaan penting. Belum lagi di saat bersamaan adik ipar melahirkan dan langsung berhasil mengASIhi tanpa masalah. Mulailah membandingkan diri dengan orang lain bahkan menyalahkan diri sendiri. Alhamdhulilah aku cepet tanggap dan nggak membiarkan perasaan ini berlarut-larut. Aku minta bantuan pada mama dan suami sebagai support system ku setelah dia kembali dari luar kota dan perlahan perasaan stress itu hilang.

Tahukan Sahabats bahwa baby blues itu bukanlah tanda ketidakmampuan kita menjadi ibu melainkan signal dari tubuh akan adanya perubahan hormon yang drastis. Hormon estrogen dan progesteron menurun drastis hingga akhirnya menyebabkan mood swing. Sebagai gantinya hormon prolaktin yang memperlancar ASI meningkat di malam hari dan akibatnya anak lebih suka menyusu di malam hari dan ibu pun akhirnya kurang tidur dan mengalami kelelahan yang luar biasa. Kedaan ini harus dipahami suami dan kita sebagai orang yang mengalami nggak boleh memaksakan diri. Kalau merasa kesulitan mintalah bantuan pada orang terdekat.

Suami & anak2, my number support system

We Are No Superhuman

Kita tidak bisa hidup sendiri dan akan selalu butuh bantuan. Dari sini kita harus sadar bahwa sebagai manusia kita punya kelebihan dan kekurangan. Menerima kekurangan dan kelebihan diri adalah langkah pertama bagi kita untuk mencintai diri sendiri. Self love berarti suatu keadaan menerima secara utuh tubuh, pikiran, dan hati, sehingga memunculkan penghargaan terhadap diri sendiri. Sifatnya dinamis, serta tumbuh dari tindakan dan pemikiran yang matang.

Mencintai diri penting sebelum mulai mencintai orang lain. Saat kita mampu menghargai diri, maka kita juga mampu menunjukkan penghargaan pada orang lain. Menghargai diri tak melulu membanggakan perstasi taoi juga sadar kapan kita membutuhkan bantuan orang lain. Jangan sungkan untuk berbagi tugas dengan suami. Beri penghargaan pada diri saat kita berhasil melakukan sesuatu. Ketika ASI mulai lancar atau ketika berhasil memerah ASI untuk pertama kalinya, apresiasi diri sendiri supaya aura positif memenuhi diri.

Self love membuat kita lebih realistis dalam melihat kehidupan. Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. Pola asuh A mungkin cocok untuk anak A tapi tidak untuk anak kita. Ada ibu yang rajin bikin homemade MPASI dan ada pula ibu yang cukup puas kalau anaknya mau makan, apapun itu saking si bocah super picky eater (pengalaman pribadi). Berhenti men-judge dan menganggap remeh orang lain. So stop comparing yourself to others karena apa yang mereka alami tidak sama dengan apa yang kita alami. Pun sebaliknya.

Bagaimana Cara Menumbuhkan Self Love

Lalu bagaimana kita mulai mencintai diri sendiri tanpa membandingkan, terutama bagi ibu agar yang tidak membandingkan pola asuhnya dengan ibu lain? Well ini yang masih coba aku terapkan sampai sekarang supaya aura positif tetap terjaga dalam diri.

  1. Terima diri dengan segala ups and downs nya. Masakan aja butuh rasa manis, asam, asin, pedas untuk mencapai kesempurnaan rasa. Pun dengan manusia. Kita punya sisi manis juga sisi pahit, terimalah keduanya lalu seimbangkan porsinya. Manusia sempurna sesungguhnya cuma ada dalam sinetron not in a real life.
  2. Maafkan diri sendiri ketika kita gagal. Menyalahkan diri nggak akan menyelesaikan masalah justru bikin perasaan makin buruk dan selalu memandang diri kita lemah. Semua orang pernah gagal kok, so what? Ketika gagal terima kekalahan dan bangkit lagi. Buat aku sih lebih baik gagal daripada nggak mencoba sama sekali. Setuju nggak Sahabats? 🙂
  3. Buat ritual self love. Do things that make you happy. Bukan sekedar me time ke salon sih kalau buatku tapi bener-bener menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Se-simple tidur yang cukup, duduk manis sambil baca novel dan nyeruput kopi, atau melakukan hobi yang pastinya bikin hidup lebih bahagia.
  4. Syukuri Apa yang Ada. Kaya lirik lagu aja tapi itu betul banget Sahabats. Kadang kita lupa untuk mensyukuri hal-hal kecil padahal dampaknya penting bagi hidup kita. Daripada membandingkan menu MPASI kita dengan ibu lain kenapa kita nggak bersyukur kalau hari ini anak kita masih sehat, bisa bersosialiasai dengan baik, mau makan, aktif bergerak, masih mau memeluk kita. See, hidup itu selalu indah selama kita bisa menemukan sisi positif dalam setiap episodenya karena inti dari self love sesunggunya terletak ada rasa syukur kita.
  5. Prioritaskan kebutuhan dasar. Jadi ibu memang pekerjaan tanpa jeda waktu tapi bukan berarti kita melupakan diri sendiri. Disela-sela menyiapkan semua kebutuhan keluarga, penuhi juga kebutuhanmu. Makan seimbang, istirahat cukup, dan jangan lupa senyum. 🙂
  6. Stay positive. Susah? Bangeet. Tapi bukan berarti nggak bisa. Ketika penat hati melanda sibukkan diri dengan kebaikan dan hal-hal positif. Kalau perasaan udah mulai toxic aku biasanya jeda sejenak dari sosmed dan fokus pada diri sendiri. It works for me, maybe you should try to. 🙂
  7. Dare to Say No. Nggak perlu memaksakan diri kalau memang nggak mampu. Rumah berantakan setiap saat, so be it. Itu berarti anak-anak kita aktif bergerak. Akan ada masanya rumah kita rapi dan kita justru merasakan kesepian. Nggak mampu bikin menu sehat setiap hari? Setidaknya kita menyajikan makanan halal dan anak-anak suka. So intinya nggak perlu membebani diri dengan target yang ngga bisa kita penuhi. Kalau nggak sanggup just say NO!!

Perempuan memang punya peran istimewa. Sebagai istri, ia adalah supporter terbesar suaminya. Dan sebagai ibu, ia adalah sekolah dan pelindung anak-anaknya. Hai istri dan ibu, jangan lupa untuk memberikan cinta pada dirimu juga ya karena ketika kamu mencintai dirimu sendiri maka cinta dan rasa syukur itu akan terpancar dari setiap tingkah laku kita. Self love dan penghargaan diri pasti akan menyebar ke seluruh anggota keluarga. Insyaallah anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan tangguh. Happy momy, happy kids and happy husband.

Monday, June 1, 2020

Yuk Lakukan 5 Langkah Ini Agar si Kecil Gemar Membaca

Assalamualaikum Sahabats ….

Alkisah ada sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan oleh rakyat di suatu negeri. 60 juta rakyat negeri tersebut pemilik gadget dan sangat aktif menggunakannya. Bahkan rakyat terbiasa memandang layar gadget 9 jam perhari, maka tak heran bila kecerewetan rakyat negeri tersebut berada di peringkat 5 dunia. Tapi urusan membaca?? Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa negeri tersebut menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat negeri tersebut berada di atas negara-negara Eropa. Sampai di sini bisakah Sahabats menebak negeri manakah yang aku maksud?

Iyes, Sahabats semua nggak salah. Deskripsi di atas adalah gambaran nyata apa yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Maka jangan heran kalau HOAX betebaran dimana-mana, tak perlu heran kenapa masih banyak orang yang belum paham akan bahayanya Covid 19 dan masih ngeyel berkerumun? Jawabannya sudah jelas karena kita malas membaca. Sedih? Banget. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Kalau kita malas membaca setidaknya anak-anak kita kelak bisa gemar membaca. Mungkinkah itu Sahabats?

KENAPA AKU BISA SUKA MEMBACA?

Bersyukur aku punya orangtua yang memandang kebiasaan membaca itu sangat penting. Papaku adalah seorang dokter yang sejak masa kuliah dijuluki teman-temannya dengan sebutan “diktator,” kemana -mana bawa buku diktat. Bahkan sampai di usia beliau yang sudah cukup tua kegemaran membaca itu tidak pernah hilang. Beliau sering sekali dipercaya jadi menjadi moderator dan pembicara seminar kedokteran. Kuncinya ya cuma satu. Semua ilmu itu beliau dapat dari membaca.

Alhamdhulilah kebiasaan gemar membaca beliau turunkan pada anak-anaknya sejak dini. Aku masih ingat banget beliau memberi aku buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Memasuki usia SD beliau mengenalkan kami pada seri 5 Sekawan yang langsung ludhes kami baca. 5 Sekawan lewat lanjut Trio Detektif, dan masuk usia remaja kami sudah mulai membaca buku-buku Agatha Christie yang sampai detik ini masih menjadi penulis favoritku. Belum lagi ensiklopedia yang dengan rajin beliau kumpulkan dan pajang di rak buku agar kami bertiga tertarik membacanya.

Berkaca dari gaya parenting papa dan mama yang sukses membuat anak-anaknya gemar membaca, aku contoh cara mereka dan menambahkan beberapa hal supaya anakku juga punya kecintaan yang sama pada bukunya. Cekidots ya Sahabats

Mulailah Sedini Mungkin

Masih bayi ngapain dikasih buku, nggak paham ini? Eits jangan salah Sahabats, tidak pernah ada istilah terlalu cepat untuk membuat anak senang membaca. Ada banyak jenis buku yang kita bisa perkenalkan pada balita, seperti soft book berbahan kain atau buku bertekstur yang bisa sekaligus kita gunakan untuk menstimulus motorik halus dan kasarnya. Dengan memperkenalkan anak pada buku sedini mungkin maka akan tumbuh rasa suka dan cinta pada buku. Saat si kecil usianya sudah bertambah, bisa kita perkenalkan pada buku-buku bergambar yang cocok untuk usianya.

Be A Role Model

Ingin anak suka membaca tapi mereka nggak pernah melihat kita membaca? Jangan mimpi keinginan itu bakalan berhasil. Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat yang pernah ada. Apa yang kita lakukan hampir pasti mereka tiru. Melihat kita membaca akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka akan mulai penasaran dengan apa yang kita lakukan dan mulai mengikutinya.

Bacakan Buku Untuk si Kecil

Di usia balita anak-anak belum bisa membaca, jadi sebagai orangtua kita yang harus aktif membacakan buku untuk mereka. Sahabats harus membiasakan atau membuat agenda harian membaca buku bersama anak. Aku sendiri punya agenda mendongeng sebelum tidur, baik siang dan malam. Dulu aku yang memilih bukunya, tapi sekarang karena baby K sudah besar aku biarkan dia memilih buku yang akan kami baca. Dengan begini kita melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan membaca.

Biasanya aku akan membacakan buku dengan keras dan menggunakan berbagai intonasi. Misalnya ketika ada tokoh utama harimau maka aku akan gunakan intonasi yang ngebas dan dalam. Kalau ada adegan mengaum maka aku pun akan mengaum dengan keras. Sebaliknya ketika tokoh cerita adalah kelinci atau tikus kecil maka aku gunakan intonasi tinggi melengking. Anak-anak akan larut terbawa cerita dan ikut tertawa bahkan sedih mengikuti alur cerita. Seru banget pokoknya. Kelak momen indah nan sederhana ini akan mereka kenang hingga dewasa dan siapa tau akan mereka lanjutkan pada anak-anak mereka kelak. 🙂

Kelilingi Rumah dan Anak dengan Buku

Meskipun mainan itu penting bagi tumbuh kembang anak tapi aku buka tipe orangtua yang terus-terusan membelikan anak mainan. Mainan mahal sama sekali tidak menjamin anak jadi lebih pintar, begitu pun sebaliknya. Bahkan kalau dipikir lagi anak kita nggak paham seberapa mahal mainan yang kita belikan. Mereka akan main dan saat bosan mereka tinggalkan, nggak peduli semahal apapun itu. Sesimple itu pikiran anak.

Daripada membeli mainan, aku “investasikan” uangku membeli bermacam-macam buku. Kenapa aku bilang investasi? Simply karena ketika anak terbiasa membaca sejak kecil mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, berpikiran terbuka, dan kreatif. Penuhi rak buku Sahabats dengan beragam buku aneka warna dan letakkan buku tersebut di rak yang mudah terjangkau anak. Letakkan rak buku di kamar anak, di ruang tamu, ruang keluarga, dan semua bagian rumah.

letakkan buku di kamar atau ruang belajar anak

Kalau Sahabats punya budget atau ruang lebih di rumah bisa buat perpustakaan mini. Penuhi perpustakaan pribadi dengan koleksi buku Sahabats dan anak-anak juga. Kondisikan perpustakaan pribadi menjadi tempat yang nyaman untuk membaca dengan memberi kursi, meja, bahkan bantal supaya Sahabats dan anak-anak betah berlama-lama di sana.

Berikan Buku Sebagai Hadiah

Jangan cuma mainan, tapi berikan buku sebagai hadiah maka anak akan merasa buku adalah sesuatu yang spesial. Berikan hadiah buku saat si kecil ulang tahun atau saat mereka berprestasi. Aku juga suka menawarkan anak-anak ke toko buku saat mereka punya uang lebih seperti saat mereka dapat THR lebaran atau celengan sudah penuh. Mereka bebas beli buku yang mereka mau sesuai dengan budget yang sudah disepakati sebelumnya. Rajin-rajinlah cari tau soal bazar buku atau promo dan diskon buku di kota Sahabats. Lumayan kan bisa borong banyak buku.

Jangan Pernah Berhenti

Si kecil sudah suka membaca dan punya kecintaan pada buku? Jangan Sahabats kira tugas kita selesai di sini. Musuh terbesar dan terberat kita adalah gadget dan semua yang ada di dalamnya, seperti game, sosmed, dan Youtube. Bukan nggak boleh ya pegang gadget atau nonton Youtube. Silakan saja tapi syarat dan ketentuan berlaku!

Jangan pernah lelah memberi contoh, jangan pernah bosan membaca buku bersama, dan selalu jadikan buku sebagai sesuatu yang spesial di hati dan di mata kita.

Perjalanan kita sebagai orangtua dan role masih sangat panjang Sahabats. Tidak ada kata terlambat, bahkan kalau Sahabats saat ini belum gemar membaca. Mulai dari sekarang dan mulai jadikan dirimu sebagai contoh nyata supaya anak-anak kita kelak gembar membaca dan tumbuh jadi pribadi yang tangguh dan cerdas. Happy reading folks. 🙂

Yuk Lakukan 5 Langkah Ini Agar si Kecil Gemar Membaca

Assalamualaikum Sahabats ….

Alkisah ada sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan oleh rakyat di suatu negeri. 60 juta rakyat negeri tersebut pemilik gadget dan sangat aktif menggunakannya. Bahkan rakyat terbiasa memandang layar gadget 9 jam perhari, maka tak heran bila kecerewetan rakyat negeri tersebut berada di peringkat 5 dunia. Tapi urusan membaca?? Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa negeri tersebut menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat negeri tersebut berada di atas negara-negara Eropa. Sampai di sini bisakah Sahabats menebak negeri manakah yang aku maksud?

Iyes, Sahabats semua nggak salah. Deskripsi di atas adalah gambaran nyata apa yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Maka jangan heran kalau HOAX betebaran dimana-mana, tak perlu heran kenapa masih banyak orang yang belum paham akan bahayanya Covid 19 dan masih ngeyel berkerumun? Jawabannya sudah jelas karena kita malas membaca. Sedih? Banget. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Kalau kita malas membaca setidaknya anak-anak kita kelak bisa gemar membaca. Mungkinkah itu Sahabats?

KENAPA AKU BISA SUKA MEMBACA?

Bersyukur aku punya orangtua yang memandang kebiasaan membaca itu sangat penting. Papaku adalah seorang dokter yang sejak masa kuliah dijuluki teman-temannya dengan sebutan “diktator,” kemana -mana bawa buku diktat. Bahkan sampai di usia beliau yang sudah cukup tua kegemaran membaca itu tidak pernah hilang. Beliau sering sekali dipercaya jadi menjadi moderator dan pembicara seminar kedokteran. Kuncinya ya cuma satu. Semua ilmu itu beliau dapat dari membaca.

Alhamdhulilah kebiasaan gemar membaca beliau turunkan pada anak-anaknya sejak dini. Aku masih ingat banget beliau memberi aku buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Memasuki usia SD beliau mengenalkan kami pada seri 5 Sekawan yang langsung ludhes kami baca. 5 Sekawan lewat lanjut Trio Detektif, dan masuk usia remaja kami sudah mulai membaca buku-buku Agatha Christie yang sampai detik ini masih menjadi penulis favoritku. Belum lagi ensiklopedia yang dengan rajin beliau kumpulkan dan pajang di rak buku agar kami bertiga tertarik membacanya.

Berkaca dari gaya parenting papa dan mama yang sukses membuat anak-anaknya gemar membaca, aku contoh cara mereka dan menambahkan beberapa hal supaya anakku juga punya kecintaan yang sama pada bukunya. Cekidots ya Sahabats

Mulailah Sedini Mungkin

Masih bayi ngapain dikasih buku, nggak paham ini? Eits jangan salah Sahabats, tidak pernah ada istilah terlalu cepat untuk membuat anak senang membaca. Ada banyak jenis buku yang kita bisa perkenalkan pada balita, seperti soft book berbahan kain atau buku bertekstur yang bisa sekaligus kita gunakan untuk menstimulus motorik halus dan kasarnya. Dengan memperkenalkan anak pada buku sedini mungkin maka akan tumbuh rasa suka dan cinta pada buku. Saat si kecil usianya sudah bertambah, bisa kita perkenalkan pada buku-buku bergambar yang cocok untuk usianya.

Be A Role Model

Ingin anak suka membaca tapi mereka nggak pernah melihat kita membaca? Jangan mimpi keinginan itu bakalan berhasil. Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat yang pernah ada. Apa yang kita lakukan hampir pasti mereka tiru. Melihat kita membaca akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka akan mulai penasaran dengan apa yang kita lakukan dan mulai mengikutinya.

Bacakan Buku Untuk si Kecil

Di usia balita anak-anak belum bisa membaca, jadi sebagai orangtua kita yang harus aktif membacakan buku untuk mereka. Sahabats harus membiasakan atau membuat agenda harian membaca buku bersama anak. Aku sendiri punya agenda mendongeng sebelum tidur, baik siang dan malam. Dulu aku yang memilih bukunya, tapi sekarang karena baby K sudah besar aku biarkan dia memilih buku yang akan kami baca. Dengan begini kita melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan membaca.

Biasanya aku akan membacakan buku dengan keras dan menggunakan berbagai intonasi. Misalnya ketika ada tokoh utama harimau maka aku akan gunakan intonasi yang ngebas dan dalam. Kalau ada adegan mengaum maka aku pun akan mengaum dengan keras. Sebaliknya ketika tokoh cerita adalah kelinci atau tikus kecil maka aku gunakan intonasi tinggi melengking. Anak-anak akan larut terbawa cerita dan ikut tertawa bahkan sedih mengikuti alur cerita. Seru banget pokoknya. Kelak momen indah nan sederhana ini akan mereka kenang hingga dewasa dan siapa tau akan mereka lanjutkan pada anak-anak mereka kelak. 🙂

Kelilingi Rumah dan Anak dengan Buku

Meskipun mainan itu penting bagi tumbuh kembang anak tapi aku buka tipe orangtua yang terus-terusan membelikan anak mainan. Mainan mahal sama sekali tidak menjamin anak jadi lebih pintar, begitu pun sebaliknya. Bahkan kalau dipikir lagi anak kita nggak paham seberapa mahal mainan yang kita belikan. Mereka akan main dan saat bosan mereka tinggalkan, nggak peduli semahal apapun itu. Sesimple itu pikiran anak.

Daripada membeli mainan, aku “investasikan” uangku membeli bermacam-macam buku. Kenapa aku bilang investasi? Simply karena ketika anak terbiasa membaca sejak kecil mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, berpikiran terbuka, dan kreatif. Penuhi rak buku Sahabats dengan beragam buku aneka warna dan letakkan buku tersebut di rak yang mudah terjangkau anak. Letakkan rak buku di kamar anak, di ruang tamu, ruang keluarga, dan semua bagian rumah.

letakkan buku di kamar atau ruang belajar anak

Kalau Sahabats punya budget atau ruang lebih di rumah bisa buat perpustakaan mini. Penuhi perpustakaan pribadi dengan koleksi buku Sahabats dan anak-anak juga. Kondisikan perpustakaan pribadi menjadi tempat yang nyaman untuk membaca dengan memberi kursi, meja, bahkan bantal supaya Sahabats dan anak-anak betah berlama-lama di sana.

Berikan Buku Sebagai Hadiah

Jangan cuma mainan, tapi berikan buku sebagai hadiah maka anak akan merasa buku adalah sesuatu yang spesial. Berikan hadiah buku saat si kecil ulang tahun atau saat mereka berprestasi. Aku juga suka menawarkan anak-anak ke toko buku saat mereka punya uang lebih seperti saat mereka dapat THR lebaran atau celengan sudah penuh. Mereka bebas beli buku yang mereka mau sesuai dengan budget yang sudah disepakati sebelumnya. Rajin-rajinlah cari tau soal bazar buku atau promo dan diskon buku di kota Sahabats. Lumayan kan bisa borong banyak buku.

Jangan Pernah Berhenti

Si kecil sudah suka membaca dan punya kecintaan pada buku? Jangan Sahabats kira tugas kita selesai di sini. Musuh terbesar dan terberat kita adalah gadget dan semua yang ada di dalamnya, seperti game, sosmed, dan Youtube. Bukan nggak boleh ya pegang gadget atau nonton Youtube. Silakan saja tapi syarat dan ketentuan berlaku!

Jangan pernah lelah memberi contoh, jangan pernah bosan membaca buku bersama, dan selalu jadikan buku sebagai sesuatu yang spesial di hati dan di mata kita.

Perjalanan kita sebagai orangtua dan role masih sangat panjang Sahabats. Tidak ada kata terlambat, bahkan kalau Sahabats saat ini belum gemar membaca. Mulai dari sekarang dan mulai jadikan dirimu sebagai contoh nyata supaya anak-anak kita kelak gembar membaca dan tumbuh jadi pribadi yang tangguh dan cerdas. Happy reading folks. 🙂

Tips dan Solusi Penyimpanan Barang Sesuai Kebutuhan Usaha dengan Rak Gudang Terbaik dari KITARACK

  Assalamualaikum Sahabats.... Dalam menjalankan usaha, pengelolaan penyimpanan barang sering kali menjadi tantangan tersendiri. Tak hanya s...