5 Aplikasi belajar online favorit selama mengajar daring di masa pandemi. Selama setahun lebih berusaha menyesuaikan gaya pengajaran dan memindahkan kelas ke ruang maya itu sungguh sebuah pengalaman yang nggak terlupakan. Dari sekian banyak aplikasi yang pernah aku coba, ada 6 aplikasi belajar online yang paling sering aku gunakan untuk mengajar.
Masih jelas teringat gimana pontang-pantingnya saat pertama kali pemerintah memutuskan untuk belajar daring. RPS dan silabus yang sudah disusun harus dirombak total, belum lagi masih gagap banget sama aplikasi belajar online. Trial and error jadi makanan tiap hari, belum lagi jaringan internet yang kadang nggak stabil. Jadi jangan dikira dari pihak orangtua dan murid aja yang pusing, guru pun juga merasakan hal yang sama.
Drama Sekolah Daring
Aku yakin semua keluarga mengalami kemumetan yang sama semenjak pembelajaran daring. Anak-anak jadi harus lebih mandiri dalam belajar. Orangtua yang biasanya terima beres apa yang diterima anak di sekolah, mau nggak mau harus mendampingi anak belajar.
Nggak jarang tensi naik karena harus kejar tayang menyelesaikan tugas anaknya. Belum selesai di situ kita sebagai orangtua jadi ada tambahan pengeluaran untuk beli paket data, pasang wifi, bahkan sampai beli gadget baru demi mendukung anaknya belajar.
Aku pun mengalami hal sama. Mumet mendampingi Nadia belajar, mumet juga memformulasikan gaya pengajaran yang pas buat kelasku. Memang untuk jenjang pendidikan tinggi dramanya nggak seheboh pendidikan dasar ya tapi tetap aja ada juga dramanya. Salah satu drama yang aku alami adalah memilih aplikasi yang pas buat ngajar daring.
Dari dulu aku model kelasku itu mostly bergerak, banyak praktek, games, dan rame. Aku percaya kalo belajar bahasa itu harus aktif praktek, jadi aku selalu menyemangati mahasiswaku untuk aktif di kelas. Nah bayangkan ketika kelas berpindah ke dunia maya, aku jelas kehilangan riuh rendah suasana kelas offline. Sedihnya bukan cuma kangen sama mahasiswa tapi juga materi jadi terasa kurang maksimal tersampaikan.
Untuk mendukung kelas daringku, aku menggunakan dan menggabungkan beberapa aplikasi. Kenapa menggunakan banyak aplikasi? Supaya nggak bosan aja sih dan menantang diri sendiri untuk belajar hal baru tentunya. Apa aja aplikasi yang aku pakai selama mengajar daring? Cekidot Sahabats. 🙂
1. Google Clasroom
Sebagai pengguna Google, pastilah pilihan pertama jatuh ke Google Clasroom. Apalagi di awal pandemi memang belum banyak pilihan aplikasi belajar online. Google Classroom ini fiturnya cukup lengkap tapi makenya nggak ribet. Aplikasi ini dirancang untuk membantu pengajar membuat dan mengumpulkan tugas tanpa menggunakan kertas, termasuk fitur untuk menghemat waktu guru seperti kemampuan membuat salinan Google Docs secara otomatis bagi setiap siswa. Malah,
Keunggulan lainnya dalah, GClass ini terintegrasi dengan banyak aplikasi google lainnya yang sudah jelas pasti hampir semua orang di dunia ini punya ya. Sampai saat ini aku masih pake GClass juga dan memang merasakan juga keefisienan aplikasi ini.
2. Google Meet
Masih nyambung sama GClass, ada GMeet yang bisa dipakai untuk live class. Penggunaannya cukup simple, bahkan bisa di setting dulu sebelum mulai kelas. Masukin semua materi sehari sebelumnya dan tinggal kirim link ke mahasiswa untuk join. Besoknya pas mau kelas udah siap dipakai. GMeet bisa menampung sampai 100 mahasiswa dan fiturnya juga oke punya.
3. Microsoft Teams
Next, salah satu aplikasi mengajar daring favorit aku adalah Microsoft Teams (MSTeams). Dibandingkan dengan 2 aplikasi punya Google yang sudah kusebutkan di atas, MSTeams memang nggak begitu familiar ya. Tapi jangan salah Sahabats, aplikasi ini enak banget dipakainya. Kebetulan kampus tempat aku mengajar memakai MSTeams, tentunya dengan menggabungkan aplikasi punya kampus.
Kampusku sudah merancang penggabungan aplikasi absen kampus (SSO – Single Sign On) dengan MSTeams. Jadi sebelum masuk kelas, absen di SSO terus langsung gabung di kelas yang mahasiswanya sudah langsung terdaftar karena absennya tadi “nyambung” sama MSTeams. Untuk pilihan fiturnya pun cukup simple, pilihan background juga lucu-lucu. So far MSTeams jadi favorit aku banget sih.
4. Zoom
Seperti banyak pengajar lainnya, aku juga beberapa kali pakai Zoom, terutama untuk live class ya. Semenjak pandemi zoom memang naik daun banget karena cukup sesuai untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh yang menjadi pilihan sebagian banyak orang. Aplikasi Zoom menyediakan dukungan untuk jumlah peserta belajar mengajar lebih dari 20 orang.
Ada fitur conference tool bisa digunakan oleh setiap peserta, tidak hanya host atau admin. Beberapa fitur yang bisa digunakan adalah, chat/video chat, screen sharing dan whiteboard untuk kolaborasi, record meeting atau merekam sesi video conference, dan absensi peserta.
5. Kahoot
Belajar daring nggak melulu mbosenin karena sekarang banyak aplikasi pendukung yang dimanfaatkan. So far Kahoot jadi pilihanku untuk memotivasi semangat belajar mahasiswa sekaligus bikin kelas makin seru dengan pilihan games dan kuis. Aplikasi ini mengubah kuis menjadi games yang seru dengan bantuan browser. Intinya sih si Kahoot ini menggabungkan pembelajarn dengan beberapa permainan termasuk kuis.
Guru bisa menginput video, gambar ataupun teks untuk dijadikan games dan murid atau mahasiswa bisa mengaksesnya dari smartphone atau laptop. Kahoot juga membantu banget untuk mengukur sejauh mana tingkat kepahaman murid terhadap materi dengan cara yang lebih menyenangkan. Meskipun belum seseru games yang offline tapi kreativitas dan fitur yang ada di Kahoot bikin kelas online jadi lebih hidup.
6. Quizz
Another helping web tool adalah Quizz. Untuk penggunaannya nggak jauh beda sama Kahoot si. So aku pakai Quizz supaya nggak monoton aja.
Kelebihan dari Quizz ini, pengajar bisa mendapatkan data statistik kinerja siswa. Tinggal dicek aja berapa orang yang ngumpulin tepat waktu, berapa banyak soal terjawab, dan lain-lain. Guru tinggal download spreadsheet pake Excel aja dan bisa banget digunakan untuk tambahan penialaian.
Masih banyak aplikasi dan web tool yang super helpfull bagi guru dan siswa. Ya meskipun kelas daring nggak seindah kelas offline setidaknya sebagai guru kita bisa mengusahakan kelas tetap berjalan nyaman dan menyenangkan supaya materi pun tersampaikan dengan baik dan siswa nggak merasa jenuh.
Paling penting menurutku interaksi antara guru dan siswa harus selalu terjaga baik. Sebelum mulai kelas, aku biasa pake fitur chat untuk menyapa siswa, kemudian live class juga dibuat menarik, lengkap dengan kuis interaktif, bikin tugas kelompok kalau memang memungkinkan. Insyaalah chemistry antara guru dan siswa akan terbangun baik selama ada komunikasi yang baik.
Masa pandemi memang masa dan tahun yang berat buat kita semua, terutama untuk anak-anak. Kehidupan sosial tercabut, waktu bermain berkurang, ruang belajar menyempit, bahkan gaya parenting pun harus berubah sesuai keadaan. Setidaknya yang bisa dilakukan para guru dan dosen adalah membuat kelas online yang nyaman, menarik dan efektif supaya siswa tetap semangat belajar.
Tetap semangat ya buat para guru, dosen, orangtua, juga siswa. This too, shall past. 🙂
Aku belum coba untuk Kahoot and Quizz Mbak, agak sedikit bingung saya baru mau belajar2 dulu hehe
Jd guru sekarang emang harus banyak2 kreatif ya, karena siswa jaman now juga udh pinter2 nyari sendiri. Semangat buguruuu…
Ternyata ada banyak ya pilihan aplikasinya.. duh jadi pengin nyobain satu-satu…😅
Walaupun aku nggak ngalamin belajar daring gini, aku pernah coba semua aplikasinya dan semuanya emang ngebantu banget sih~
udah pernah nyoba semua, hehehe. kalau quizziz sama kahoot emang sudah biasa pakai bahkan sebelum pendemi. kalau yg aplikasi meeting ya baru pendemi ini. benar sekali, kalau untuk kelas tinggi, aplikasi semacam itu sudah cukup lah. tapi kalau untuk kelas rendah, pengajarnya yang butuh lebih kreatif lagi,hehe
Ternyata banyak juga aplikasi untuk belajar daring, tergantung kesepakatan bersama guru ya .Mbak, semoga anak2 makin kreatif adanya pandemi ini.
Iya kebayang mumet nya para guru dan dosen harus mengajar online ya, semua pihak memang harus beradaptasi dengan perubahan yang drastis ini, untung dosennya sekreatif dirimu say… Pasti para mahasiswa lebih bersemangat