Banda Aceh. Sebuah kota yang membuatku jatuh cinta sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di buminya yang luar biasa indah. Sejak kedatanganku yang pertama kali di tahun 2007 lalu, aku selalu rindu ingin kembali ke kota ini. Bukan saja karena ikatan darah yang mengalir di tubuhku, namun juga karena keindahan dan keramahan penduduknya yang membuatku serasa berada di rumah sendiri. 🙂
Allah pernah menguji rakyat Aceh dengan musibah yang luar biasa besar. Kota Banda Aceh yang tenang dan indah seketika luluh lantak diterjang tsunami, tapi Allah juga menyisipkan hikmah dalam musibah besar ini. Rakyat Aceh bersatu dalam damai dan mulai menata kehidupannya lagi. Pemerintah daerah mengembangkan Banda Aceh menjadi kota wisata bernuansa Islam juga sekaligus untuk menelusuri sisa bencana Tsunami 2004 yang hingga saat ini masih dapat dilihat di beberapa bagian kota.Pemerintah dan rakyatnya bahu membahu membangun dan menata kembali Aceh sesuai dengan cita-cita awal, menjadi negeri yang makmur dan damai, Nangroe Aceh Darussalam. Amiin. 🙂
Banda Aceh bagiku adalah kota yang sempurna untuk berlibur. Betapa tidak, kota ini menawarkan paket wisata lengkap bagi semua orang. Bagi penggemar wisata sejarah, Banda Aceh punya banyak tempat yang sarat akan cerita kejayaan Kerajaan Aceh di masa lampau. Ada Masjid Agung Baiturrahman yang menjadi icon kebanggan rakyat Aceh, Rumoh Aceh, Gunongan, bahkan monument pesawat pertama yang dimiliki Indonesia yang merupakan sumbangan dari rakyat Aceh.
Kerajaan Aceh yang mahsyur memang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Samudra Pasai yang dahulu menjadi pintu masuk perdagangan internasional, perjuangan rakyat mengusir VOC dari bumi Aceh, hingga dukungan atas kemerdekaan RI di tahun 1945 didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat Aceh dengan menyumbang pesawat kenegaraan Indonesia yang pertama. Baru-baru ini pun aku menemukan fakta mengagumkan bahwa separuh lebih emas yang ada pada Monas merupakan pemberian dari seorang saudagar kaya di Aceh. Bangga sekali rasanya memiliki darah Aceh. (narsis dikit boleh dong) 😛
Selain kaya akan peninggalan sejarah, provinsi Nanggroe Aceh Darusslama memiliki satu keunikan yang tak dimiliki wilayah lain. Provinsi ini menerapkan hukum Islam. Bagi yang beragama non Muslim tak perlu mengurungkan niat berkunjung ke Banda Aceh, karena sesuai dengan syariat Islam, masyarakat Aceh sangat menghormati tamu. Wisatawan yang non Muslim dapat tetap menikmati liburan sepuasnya tentu saja dengan mematuhi hukum dan norma yang berlaku disini. Misalnya saat berkunjung ke Masjid Baiturrahman, wisatawan non Muslim diizinkan memasuki pelataran masjid namun harus mengenakan pakaian sopan dan tertutup. Bukan karena diharuskan memakai baju Muslim namun semata untuk menghormati tempat ibadah. Sebuah aturan yang sudah selayaknya disepakati bersama, apabila kita memasuki tempat ibadah agama apapun, kita diharuskan menggunakan pakaian yang sopan. 🙂
Tak hanya wisata sejarah, Banda Aceh beberapa paket wisata lain, seperti wisata Tsunami, wisata belanja, wisata kuliner, dan wisata alam. Rasanya ingin menceritakan semua keindahan kota Banda Aceh dari berbagia sudut, tapi karena dalam lomba ini diwajibkan memilih salah satu saja, maka aku akan focus pada wisata baharinya. 😉
Sebagai pecinta alam, Banda Aceh menjadi tempat favoritku. Keindahan pantainya tak kalah dari pantai-pantai yang ada di Pulau Bali. Meskipun di dalam negeri pantai-pantai Aceh belum begitu terkenal, namun tak begitu adanya bagi para traveler manca negara. Pantai Lhok Nga misalnya, menjadi surga bagi para penggila olah raga surfing. Umumnya, para peselancar mengenal ada dua tipe ombak berbeda di bulan-bulan tertentu di Lampuuk. Bulan Juni hingga November di saat musim angin Barat terkenal dengan ombak pantainya (beach break), sedangkan di bulan Desember hingga Mei saat angin Timur berhembus terkenal dengan ombak karangnya (reef break). Seru juga kali ya kalau suatu saat diadakan Sail Banda Aceh. 😉
Pada kunjungan pertamaku ke Banda Aceh, aku sempat mengunjungi Pantai Lhok Nga. Senja itu hamparan pasir pusih dan desiran lembut angin pantai menyambut kedatangan kami. Terlihat beberapa surfer sedang asyik mengikuti gemulai gerakan ombak, sementara yang lain asyik menikmati sorenya dengan memancing atau sekedar bermain air di bibir pantai. Ketika mentari mulai merangkak ke peraduannya, semburat warna jingga segera memenuhi angkasa. Semua aktivitas seolah berhenti sejenak menikmat lukisan alam yang sempurna itu. Ahhh …aku tak akan pernah melupakan senja yang indah itu saat gadis kecilku pertama kali mengenal pantai. Usianya saat itu masih 7 bulan dan Nadia begitu antusias saat aku mencelupkan kaki mungilnya ke dalam dinginnya air pantai Lhok Nga.
Selepas shalat Magrib, kakak mengajak kami mengunjungi kedai Mie Aceh yang letaknya tak jauh dari Lhok Nga. Sayang sekali aku tak ingat apa namanya, yang jelas Mie Acehnya luar biasa mantaabbnya. Endang markondang kata orang Jawa bilang heheh… Kepitingnya yang segar dan besar dan perpaduan rempah dalam kuah mie Aceh sungguh bikin ketagihan. 😉
Nah.. lain lagi dengan pengalaman kedua mengunjungi Banda Aceh di tahun 2010. Kami sempat mengunjungi beberapa tempat wisata, namun lagi-lagi hati ini terpikat pada sebuah Pantai dengan jajaran perbukitan hijau yang kian menambah kemolekan Pantai ini. Pantai Lampuuk namanya.
Sebetulnya lokasinya tak terlalu jauh dari Pantai Lhok Nga tapi keduanya pura ciri khas masing-masing. Jika Pantai Lhok Nga menjadi surganya para surfer, maka Lampuuk adalah surga bagi keluarga. Pantai ini menawarkan berbagai aktivitas seru untuk seluruh keluarga. Kami sekeluarga sempat mencicipi serunya naik banana boat dan snorkeling di Pantai Lampuuk. Airnya yang biru berkilauan membuatku malas betah berlama-lama berenang. Beberapa orang mensejajarkan keindahan Lampuuk dengan Pantai Kuta Bali, menurutku sih Lampuuk seribu kali jauh lebih indah.
Pantai yang berada di wilayah Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, ini menghadap ke Samudra Hindia. Ujung Pantai Lampuuk berbatasan langsung dengan tebing tinggi yang terjal. Jika berani, anda dapat mencoba kegiatan panjat tebing yang kerap diadakan komunitas pecinta alam setempat. Tak hanya itu, sambil berwisata kita juga bisa ikut membantu melestarikan penyu belimbing dan penyu lekang yang berada diambang kepunahan. Seru kan? 😉 Nah..buat yang nggak suka berbasah-basah ria, banyak tersedia saung di pinggir Pantai Lampuuk untuk bersantai menikmati suasana pantai yang indah sambil menikmati es kelapa muda dan ikan bakar yang segar, hmmm….. yummy…. 😉
Salut untuk Pemerintah Daerah yang jeli membaca potensi daerah dan mengembangkannya untuk kemakmuran masyarakat Aceh, tentunya tanpa meninggalkan norma dan adat yang berlaku. Jumlah wisatawan domestik ke Aceh sebanyak 720.079 orang pada tahun 2010. Jumlah itu terus meningkat menjadi 959.545 orang pada 2011 dan 1.026.800 orang tahun 2012. Adapun jumlah tamu mancanegara ke Aceh sebanyak 20.648 orang pada tahun 2010. Jumlah itu terus bertambah menjadi 28.054 orang tahun 2011 dan 28.993 orang pada 2012.
Pemerintah daerah pun berinisiatif mengadakan beberapa festival bertaraf internasional seperti Festival kopi Aceh yang bertujuan mengenalkan kenikmatan kopi Aceh pada dunia. Kemudia di tahun 2011 lalu, Pemerintah setempat mengadakan Banda Aceh International Kite Festival di Pantai Lampuuk. Duh.. melihat foto-fotonya aja sukses membuatku iri hati ingin segera kembali ke Banda Aceh lagi.
Semoga perekonomian masyarakat Banda Aceh dapat meningkat seiring dengan pesatnya pengambangan potensi wisata Aceh. Satu pesanku sebagai seorang traveler berdarah Aceh pada Pemerintah daerah dan warga Banda Aceh agar senantiasa menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan, serta tetap menjaga norma dan hukum Islam yang berlaku. Jangan jadikan hukum Islam sebagai penghambat kemajuan pariwista, namun jadikan penegakan syariat Islam sebagai ciri khas yang menjadikan Banda Aceh layak dijadikan sebagai tempat wisata bertaraf internasional. Jak lom u Banda Aceh (ayo kita ke Banda Aceh lagi). 😉
Sumber:
http://www.voaindonesia.com/content/aceh-gelar-festival-kopi-2013/1792960.html
http://travel.kompas.com/read/2014/02/01/0927081/Pantai.Lampuuk.nan.Indah.di.Aceh
http://destindonesia.com/2013/12/08/panduan-wisata-banda-aceh/
kapan nih kak muna ke Banda aceh lagi?
sudah jalan-jalan ke aceh rupanya
Saya belum pernah berkunjung ke sana, semoga saya bisa menyusul menikmati keindahan alam aceh beserta keramahannya
suami saya orang Aceh soalnya, alhamdhulilah jadi bisa nyampe kesana 🙂
uwaaaaaaa..indah nian ya Aceh mbk,ada tempat buat snorkling juga…kapan hari lihat artis yg pulkam ke Aceh xixixixi,,,kalo nggak suka basah2 mah duduk aja dipinggir pantai sambil ngerumpis atau bagian dokumenter hahaha
nah itulah,sayang banget kemaren tuh semua nyemplung jadi dokumentasi nggak banyak.. 🙁
Mengenali semua yang Muna tulis, kecuali PLTD yg terdampar akibat tsunami. Membacanya seperti membawa kenangan manis saat SD dan SMP, tambah kangeeeeen. *januari nanti insyaallah napak tilas kembali ke sana. Sukses buat lombanya ya muna….
baru tau kalo mbak Donna pernah lama di Aceh. mang ngangeni ya mbak, sellau rindu balik kesana lagi. makasih mbak 🙂
jadi pengen ke sana!
hayuuk lah 🙂
waaaaa,,keren banget mak muna,,aku pengen kesana juga,,semoga Allah ngizinin aku ke sana,,,sukses untuk GA nya ya,,,
Amiiinn… mulai nabung dari sekarang n berburu tiket murah mak 😉
ayo kopdar di banda aceh
yuuukk… insyaallah kalo pulang yah 🙂
Ditunggu kedatangannya lagi ke Banda Aceh ya kakaaaaa… walau diriku juga masih melanglang buana iniii, hihiiiii
insyaallah. ntar janjian aja kapan pulangnya, biar bisa ketemu heheheh 😉
Indonesia memang sangat kaya akan obyek – obyek wisata, terutama pantai karena pulaunya saja 17 ribu lebih. Sayang saya terlalu jauh dari Aceh kayaknya 😀
Salam kenal mbak sebelumnya 🙂
ga ada kata jauh kalo mau berusaha mas.. tetap semangat nabung.insyaallah bisa kesana 🙂
Pulau Nasi…Pulau Nasi…xixixix Eh kalo 2007 kesana kok kita gak ketemu yak…*halah* 😀
iissshhhh… si kakak mulai nih jualan komporr!!!! ntar aku mupeng lhooo 🙁
wah dulu sayang kita nggak janjian ya mak 😛
sampai sekarang belum kesampaian cita2 melancong ke bumi serambi mekah. sementara saya mengirim salam dulu dari yogyakarta
🙂
sementara saya doakan semoga segera bisa ke Aceh ya 🙂
Aceh memang keren banget mak! Saya pun ingin sekali ke sana tapi memang budget belum mumpuni. T_T
Wah, belum mampir ke museum Tsunami ya mbak? Katanya keren di sana. Patut dikunjungi. Nice post mbak 🙂
Sudi kiranya berkunjung balik. Terima kasih.
mulai nabung dari sekarang mak, kan banyak tiket murah tuh bisa dimanfaatkan 😉
aku udah ke museum tsunami cuma mang nggak aku ceritakan didalam karena fokus wisata alamnya 🙂
Cakep bener mak pemandangannya, jadi pengen juga ke Aceh
hayuk ikutan aku ntar kalo mudik yah 🙂
contact me at CV. Chairul Travel… 🙂
Waaw… keren. Aceh memang cantiiiiik… pengen ke Aceh… *kapan ya?* Hehehehe… TFS, Mak. ^^
cantik banget..makanya ayo mak liburan kesana 😉
Penulisan travel-nya bagus nih, Mak. Mahir banget memaparkan objek destinasi sehingga yang baca jadi mupeng. Pengen juga berwisata kuliner ke sana, Mak. Emang di Bandung ada Mie Aceh juga tapi pasti rasa asli lebih nendang. 🙂 Semoga sukses memenangi GA-nya, Mak. Layak banget sih. Ehm, berasa juri, hehe. Tapi dari awal sampai akhir emang enak dibaca dan detail pemaarannya juga mengambil hal yang penting. Gak da kalimat mubazir. Tapi hati-hati, jangan sampai ada yang typo atau gak sesuai kaidah EYD, ya. 🙂 Mestinya pengembangan atau pengambangan?
makasih mak, aku kadang mang kurang teliti soal EYD, ntar kucek lagi deh. makasih banget sudah diingatkan.
kapan2 nyobain mie Aceh yang di Jakarta mak, lumayan otentik tuh. daerah benhill kalo nggak salah. nah kalo mo lebih otentik ya ke Banda Aceh, yuuuukkk 😉
Belum pernah ke sana, hiks 🙁
ayo mak segera dijadwalkan liburan kesana. recomended banget lah pokoknya 😉
tahun 2012 pernah ke banda aceh, mau ikutan juga ah
ayo mas ikutan biar makin rame 😉
Mupeng pengen ke sana mak. Hehehe
Selalu suka reviewnya mbak muna.
yuk ntar kalo aku mudik ikutan po?
makasih ya mbak 🙂
indah sekali pemandangannya.
makanya kusebut potongan surga mas, karena memang indah bingiiittss 😉
Lebaran lalu waktu dosen saya berkunjung ke Indonesia juga beling begitu, Mbak. Malah beliau khawatir kalau orang Indonesia enggak dapat “jatah” surga, soalnya sudah diberikan di alam dunia.
waduuuhh semoga nggak gitu ya 🙁
Tidak salah judul panjenengan dalam tulisan ini, Mbak, sungguh saya sepakat. Selain Martapura, Banda Aceh adalah kota yang semoga bisa saya singgahi.
amiinn… saya doain pak ustadz bisa segera nyampe ke Banda Aceh 🙂
Weleeh, saudagarnya baik hati ya, Mba. Serius, pantainya cantik.
iyaaa..subhanallah cantiknya 😉
Terus terang saya suka ngiler dan ngiri kalau baca posting-posting Mbak Muna ini. Banyak sekali tempat-tempat yg pernah dikunjunginya. Luar biasa Mbak…
Ternyata indah ya pantai nya. Jadi pengen deh saya berkunjung kesana. Teman kerja saya yang asli orang Aceh, seringkali ngajak saya kesana. Sepertinya harus diseriusin di plan kesana nih.
Salam,
alhamdhulilah mas, pengennya sih keliling Indonesia heheh…
moga2 bisa segera berkunjung ke Aceh ya mas 🙂
Bener2 wonderful banget ya Mbak…. tidak salah jika diberikan judul seperti itu.
iya..memang surga dunia Aceh itu 🙂
luarbiasa tempat2nya mbak.. indah2 semua… sukses yak
mampir juga kemari http://mhdharis.wordpress.com/2014/04/27/banda-aceh-punya-situs-objek-wisata-tsunami-yang-wajib-dikunjungi/
oke.. segera meluncur 🙂
Mantap Banget Tulisan ya.
Destinasi Lengkap Aceh cuma Ada di : http://acehplanet.com/
makasih 🙂
Bagus artikel nya, jangan lupa mampir kemari ya : http://bandaacehvisit.blogspot.com/2014/04/banda-aceh-icon-para-cendekia-aceh.html
oke..segera meluncur
[…] https://momtraveler.com/traveling/banda-aceh-sepotong-surga-yang-jatuh-ke-bumi […]
Tulisan yang menarik. Info tentang Wisata Aceh disini juga ada : http://acehplanet.com/
terima kasih 🙂
[…] https://momtraveler.com/traveling/banda-aceh-sepotong-surga-yang-jatuh-ke-bumi […]
mantap, mampir juga kemari ya: http://informasi-syarif.blogspot.com/2014/03/hutan-kota-icon-paru-paru-serambi-mekkah.html
okesip 🙂
‘Aceh’ itu bukan cuma di Banda Aceh, loch 🙂
sekali-sekali ke Bireuen La kakaaak, nanti saya traktir mie piting raksasa. mie aceh termahal di nusantara.. xixixixixi..
^_^
Salam dari putra Aceh..
Buat para antum yang mau ke aceh jangan lupa pula ke bukit sueharto.. Karna disana akan melihat keindahan pulau sabang saat sore hari… Dijamin mantaaaapppp….
By.miftah.
wah terima kasih infonya. insyaallah kalo ke Aceh lagi mampir 🙂
Aceh memang mempesona. Keindahan alam dan keramahan orang-orangnya membuatku jatuh cinta. Saya bersyukur pernah ditugaskan mengajar selama 1 th di Kemukiman Lampanah, Aceh Besar. Ingin rasanya bisa kembali dan menetap di sana.
Saya juga pengennya tinggal di Aceh mbak….luar biasa cantiknya 🙂