Assalamualaikum Sahabats
Apa jadinya ketika seorang penulis harus menjadi pembicara? Penulis yang biasanya tampil di belakang layar harus ganti posisi dan jadi center of attention? Ternyata penting bagi para penulis dan blogger untuk menguasai ilmu public speaking. Beruntung para founder komunitas Gandjel Rel memfasilitasi membernya untuk belajar public speaking dari pakarnya.
Alhamdhulilah setelah sekian lama nggak bisa kopdar, akhirnya komunitas Gandjel Rel bisa ngumpul lagi di acara ulang tahun Gandjel Rel yang ke 8. Kali ini mengusung tema yang menurutku cukup menarik, public speaking.
Emang apa urgency nya seorang blogger maupun penulis belajar public speaking? Rupanya founder GR memperhatikan beberapa member mulai dipercaya berbagi ilmu baik secara offline maupun online. Jadilah pada kesempatan kopdar ulang tahun Gandjel Rel ke8 kemarin, kami difasilitasi belajar public speaking.
Belajar Public Speaking di Kopdar Ulang Tahun Gandjel Rel
Tema yang diangkat dalam ulang tahun Gandjel Rel ke-8 kemarin adalah Public Speaking for Blogger. Tujuannya sih supaya kami para blogger bisa tampil lebih percaya diri dan mumpuni ketika harus berperan jadi pembicara, MC, ataupun moderator.
Adalah Dodi Susetiadi yang didapuk jadi pemateri hari itu. @bangodi nama bekennya di dunia maya, dikenal luas sebagai penyiar di Radio Imelda FM sejak tahun 2008. Beliau juga rajin manggung sebagai MC, voice over talent dan podcaster. Sejak 2017 belia juga aktif jadi mentor public speaker bagi anak-anak dan difabel. Mantul ya Sahabats.
Aku sendiri penggemar Radio Imelda sejak masih sekolah dan selalu kagum sama presenternya yang selalu punya ciri khas tertentu. Seperti @bangodi yang suaranya empuk dan enak banget didenger. Seneng banget akhirnya berkesempatan ketemu beliaus ecara langsung.
Menurut @bangodi penulis dan pembicara punya kesamaan siklus dan bekal dalam berkarya. Keduanya butuh ide dan referensi sebelum berkarya. Kedua profesi ini juga harus mencari topik dan kemudian mengembangkannya sesuai karakter masing-masing.
Setelah ide matang penting, step ketiga harus simulasi dan praktik sebelum mempublikasikan karyanya. Evaluasi bisa dilakukan dengan melihat komentar pembaca, update hasil penjualan karya kita. Sedangkan untuk pembicara bisa mengevaluasi penampilan dengan meminta masukan dari penonton atau teman.
Tips Jadi Public Speaker yang Baik
Honestly sejak kuliah aku tertarik banget belajar public speaking cuma nggak punya keberanian dan kepedean untuk tampil. Selain suaraku yang nggak banget, aku termasuk mahluk introvert. Tapi pas jadi dosen mau nggak mau sisi nggak pede itu harus dihempas dan perlahan mulai tumbuh rasa percaya diri.
Setelah menggeluti dunia blogging dan penulisan makin pengen belajar public speaking lebih dalam. Beberapa kali jadi narasumber dan merasa penampilanku B aja gitu. Balik lagi masih suka merasa nggak pede heheh.
Menurut @bangodi untuk menjadi public speaker yang andal, kita nggak boleh hanya mengandalkan materi yang akan kita bicarakan. Teknik dan pendekatan yang kita gunakan ketika berbicara di depan umum juga ternyata nggak kalah pentingnya.
Untuk menjadi public speaker yang ideal, ada 3 modal yang harus kita persiapkan. Apa sajakah??
1. Kebutuhan Primer
Modal atau kebutuhan yang terpenting bagi seorang pembicara adalah materi, memahami dan bisa berinteraksi aktif dengan aundience, dan kepercayaan diri.
2. Kebutuhan Sekunder
Modal berikutnya yang nggak kalah penting adalah teknik vokal dan pernapasan, bahasa tubuh (ekspresi wajah, gerakan tangan, dll) dan penampilan yang baik.
3. Kebutuhan Tertier
Last but not least, seorang pembicara yang ideal harus kreatif, inovatif, adaptif, fun dan berani tampil beda. Semakin banyak latihan dan kesempatan insyaallah personal branding kita akan terbentuk dengan sendirinya.
Banyak juga modal yang harus kita siapkan untuk jadi pembicara adal ya Sahabats. Tapi menurut @bangodi kemampuan kita akan meningkat seiring dengan jam terbang. Practice makes perfect! Gitu kan ya. Pokoknya nggak boleh berhenti upgrade ilmu setiap saat.
Terakhir @bangodi juga berpesan jadi pembicara bukan berarti kita sudah tahu segala hal. Nggak perlu malu ketika kita tidak bisa menjawab pertanyaan aundiece. Jujur aja daripada jawabnya ngarang nanti malah nambah masalah dan dianggap menyebarkan hoax deh.
Sambil jalan kita akan menemukan style yang kita banget. Dan nggak perlu mengikuti orang lain. Nggak perlu maksa harus melucu kalo emang kita nggak mampu. Jadi pembicara yang apa adanya dan jujur. Itu jauh lebih baik.
Nah seru ya Sahabats belajar ilmu public speaking dari pakarnya. Next time dapet kesempatan jadi public speaker lagi, insyaallah aku bisa tampil lebih baik dan pede ya Sahabats. Terima kasih banget buat komunitas Gandjel Rel tercinta yang sudah memfasilitasi semua membernya belajar ilmu public speaking.
Yuk Sahabats share dong pengalaman atau tips public sepaking dari Sahabats di kolom komentar supaya aku makin banyak ilmu