Assalamualaikum Sahabats ….
Salah satu fase yang bikin para ortu dag dig dug ketika memiliki anak remaja adalah ketika mereka terserang virus merah jambu alias jatuh cinta. Mau nggak mau fase ini pasti akan tiba dan ketika tiba masanya, kita sebagai orangtua harus siap mendampingi mereka agar jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas.
Freak out! Panik! Itu adalah perasaan yang aku rasakan ketika tahu si kakak mulai merasakan cinta. Jujur masih bingung bagaimana harus menyikapi “drama” yang satu ini padahal semenjak kakak baligh entah sudah berapa banyak artikel dan buku parenting yang kubaca terkait hal ini.
Urusan yang satu ini honestly aku punya pengalaman yang cukup buruk si. Orangtua ku dulu sangat keras menyikapi anaknya mulai merasakan cinta. Mereka melarang, mengancam dan banyak hal lagi yang justru membuatku jadi penasaran dan mencoba mencari jawabannya sendiri.
Disclamer! Aku sama sekali nggak menyalahkan orangtuaku. Aku paham betul bahwa maksud mereka baik dan memang benar dalam Islam pacaran dilarang. Hanya pendekatan mereka yang mungkin kurang pas buat aku yang dulu cenderung ngeyelan (kaya sekarang nggak aja hahaha).
Anyway pengalaman ini jadi warning buatku untuk bisa lebih tenang menyikapi abege jatuh cinta. Tapi rupanya teori tinggal teori. Prakteknya bisa jauh berbeda. Saking paniknya aku malah melakukan hal yang hampir sama dengan ortuku dulu dan akhirnya membuat kakak menutup diri dan menjauh dari kami. Hiks…
Apa yang Terjadi Ketika Remaja Jatuh Cinta?
Strategiku harus diubah. Jangan sampai kakak justru mencari jawaban diluar yang belum tentu kebenarannya. Akhirnya aku ikut webinar parenting dari ustadz Bendri Jaisyurrahman dengan tema Saat Remaja Jatuh Cinta. FYI ustadz Bendri adalah pakar di dunia parenting Islami.
Sesi pertama diisi oleh @nurfirdaus, seorang penulis dan pakar parenting remaja. Satu hal yang harus dipahami kita sebagai orangtua bahwa perasaan cinta adalah fitrah yang Allah berikan pada tiap manusia. So it is totally normal to fall in love. PR nya adalah bagaimana mengarahkan perasaan tersebut ke jalan yang baik menurut koridor dan syariah agama.
Beliau mengatakan ketika remaja terkena “virus merah jambu” ada beberapa perubahan yang dialami remaja. Perubahan ini terjadi pada fisik akibat pengaruh hormon dan terjadi perubahan secara psikologis. Dari segi psikologis remaja merasa penasaran bahkan tertantang untuk mencoba hal baru.
Ini harus jadi alarm banget buat kita sebagai orangtua. Apalagi dengan banyaknya kasus nikah muda karena hamil diluar nikah, kasus aborsi, pornografi dan banyak lagi. Kasus semacam ini hampir tiap hari kita dengar. Sebagai oarngtua cuma bisa ngencengin doa setiap saat agar anak-anak kita dijauhkan dari hal buruk tersebut. Aamiin.
Ketik Remaja Jatuh Cinta: Jadilah Sahabat yang Bisa Diandalkan
Remaja yang mulai merasa dirinya sudah dewasa akan banyak terpengaruh lingkungan pertemanan dan sosial media. Makanya penting sebagai orangtua melek teknologi dan siap mendampingi remaja.
Jangan sampai abai mengenai gadget dan aplikasi apa aja yang mereka akses setiap harinya. agar mereka tidak terjerumus dan mengarahkan mereka untuk menyikapi rasa cinta dengan baik. Bab screen time ini harus tegas batasan dan aturannya juga ya Sahabats. Soalnya seringkali berbagai persalahan pada anak berawal dari gadget.
Di saat kritis seperti ini kita harus menempatkan diri sebagai sahabat. Untuk bisa menjadi sahabat tentunya hubungan baik harus dibangun sejak dini. Ketika anak masuk usia pra remaja, kita sebagai orangtua harus lebih dekat dengan anak. Bangun komunikasi yang baik dan mesra.
Catatan pentingnya adalah jangan membangun komunikasi satu arah. Jangan sampai kita menyalahkan apalagi membandingkan mereka dengan oranglain.
Meskipun jujur kadang ada rasa gemes ketika bicara sama anak abege yang kadang sotoy tapi merasa paling benar tapi sebagai orangtua kita harus bijak menyikapi dan tenang. Atur napas dan kumpulkan semua stok sabar yang kita punya sebelum memulai percakapan ya Sahabats.
Bangun Komunikasi yang Intens dan Hangat
Komunikasi yang baik adalah koentji! Begitu pesan ustadz Bendri. Dan hubungan yang baik dan lekat dengan anak nggak bisa dibangun hanya dalam semalam. Kedekatan dan komunikasi baik ini harus terus dipupuk dan dibiasakan sejak anak-anak kecil.
Maka bukalah percakapan dengan memberikan selamat. Iya kasih selamat karena berarti anak kita normal karena punya perasaan suka pada lawan jenis. Dan katakan bahwa perasaan itu normal. Kembangkan percakapan dengan banyak bertanya.
Next, tunjukkan bahwa kita tertarik dengan perasaan mereka dan coba gali informasi mengenai apa yang sudah mereka rasakan dan lakukan terhadap perasaan cinta yang lagi bersemi.
Ketika remaja sudah terbuka dengan perasaannya, ingatkan dengan lembut namun tegas pada anak mengenai batasan yang sudah disepakati. Kalau kami memang sudah sepakat tidak mengizinkan anak-anak pacaran karena memang syariat Islam mengajarkan seperti itu. Maka ingatkan lagi aturan dan batasan yang sudah disepakati sebelumnya
Ajarkan juga bagaimana remaja harus berinteraksi dengan lawan jenis. Ingatkan remaja untuk menundukkan pandangan, bukan hanya lelaki, tapi juga anak perempuan. Menanamkan rasa malu dengan membangun adab, akhlaq dan tentunya menjelaskan batasan aurat sejak dini itu wjib banget hukumnya.
Sibukkan Remaja dengan Segudang Aktivitas
Katanya perasaan cinta itu bisa memperngaruhi mood dan bikin kita melakukan hal-hal yang absurd. Supaya anak remaja nggak melakukan hal yang negatif, ustadz Bendri menganjurkan agar orangtua mengarahkan anak pada aktivitas yang bermanfaat.
Mumpung badan masih sehat dan kuat, jangan buang waktu percuma. Ikutkan anak dalam kegiatan positif sesuai dengan minat mereka. Kebetulan Nadia lagi hobi masak, jadi aku semangatin deh nyobain resep baru. Lumayan stok camilan di rumah aman, skill kakak terasah dan waktu diisi dengan hal positif.
Selain masak, kakak juga aku ikutkan beberapa les mumpung masih libur kan. Memperkaya ilmu dan wawasan lewat buku juga penting ya Sahabats. So rutinkan beli buku dan ajak remaja berdiskusi mengenai hal-hal disekitar mereka.
Kami pun memutuskan kakak bersekolah di pesantren salah satu alasannya karena ingin memaksimalkan waktu dengan berkegiatan yang baik. Memang nggak mudah sekolah di pondok dengan segala aktivitas harian yang nggak ada habisnya. Kakak pun seringkali mengeluh tapi kami pun tak lelah memberikan semangat dan dukungan.
Aku yakin ilmu dan pengalaman yang kakak dapatkan di pondok tak ternilai harganya. Semasa SMP kemarin kakak aktif di OSIS dan itu membawa dampak positif. Kakak jadi lebih bertanggung jawab dan berani tampil di depan publik. Alhamdhulilah hafalan qur’an nya pun bertambah.
Tugas kita sebagai orangtua memilihkan sekolah dan komunitas yang baik tempat anak kita bertumbuh. Harus banget tahu seperti apa temen sepergaulan mereka, komunitas apa saja yang mereka ikuti. Pergaulan yang baik insyaallah akan membentuk pribadi mereka menjadi baik pula.
Dan yang terpenting dengan berada di pondok waktu mengakses gadget jadi terbatas. Semua pengalaman hidup yang didapatkan di pondok insyaallah akan memperkaya dan memperkuat jiwanya. Tentunya kami juga akan tetap mendampingi kakak semaksimal mungkin. Meskipun waktu kami terbatas tapi kami harap bisa punya komunikasi yang selalu berkualitas dan positif.
PR kita jadi orangtua di jaman sekarang memang banyaak banget ya Sahabats. Banyak lawan yang kasat dan tak kasat mata yang akan selalu berusaha menjerumuskan anak-anak kita. Jadi sebagai ibu yuk jangan sampai lupa doakan anak-anak setiap saat (selfreminder).
Jangan Lelah Bertumbuh dan Belajar Menjadi Orangtua yang Baik
So far pengalaman jatuh cinta kakak sudah diceritakan semua ke aku. Aku pun berusaha menghargai perasaan kakak dan tidak nge-judge sesuka hati. Menanggapi semua curhatan dengan santai kadang dengan guyonan namun pesan yang ingin kusampaikan tetap bisa kakak pahami. Dan insyaallah kakak sudah paham dengan batasan yang kami sepakati.
Hubungan kami ya nggak selalu mulus lah. Sebagai ibu dan anak perempuan ada juga fase marah-marahnya, jengkelnya tapi alhamdhulilah aku merasa kakak mulai nyaman terbuka denganku dan aku pun mulai membiasakan banyak cerita pengalaman masa abege dan keseharianku. Tujuannya supaya kakak merasa nyaman berbagi cerita dengan ibunya ini.
Yuk mulai sekarang kita berusaha jadi orangtua yang tidak hanya hadir secara fisik namun juga psikis. Semoga Allah hindarkan anak-anak kita dari kejahatan dan perbuatan serta keburukan dunia lainnya, Aamin allahuma aamiin.
Adakah Sahabats yang punya pengalaman menghadapi anak remaja yang lagi jatuh cinta? Boleh yuk share pengalamannya dimari. Sesama ortu yang sedang bertumbuh kita saling menguatkan.
Alhamdulillah, saat ini ketiga remajaku lagi males berhubungan sama lawan jenis karena merasa masih kecil. Jadi, mungkin PR-nya nanti kalau sudah waktunya mereka cari jodoh baru kelimpungan ortunya.
Terima kasih atas remindernya Mba, anak remaja aku belum masuk fase ini, hehehe. Dia masih berteman dengan teman ceweknya aja, kalo jalanjuga gitu. Palingan kalo cowok apa2 dia hubungi pamannya atau sepupu cowoknya
Komunikasi antara ortu dan anak memang penting ya, dgn segala masalahnya. Walau tentu tidak selalu mulus, tp dgn anak mau terbuka pada ortu adalah awal yg baik ya. Semoga dihindari dr hal2 yg buruk, amin.
Masyaallah terimakasih sudah di ingatkan ya mba, ini perlu sekali diajarkan kepada anak anak yang beranjak remaja, agar tidak salah bertingkah, di zaman sekarang ini kalau tidak dibekali dengan adab seperti ini akan menjadi sangat berbahaya sekali.
Kita semua pernah remaja. Pernah merasa galau, serba gak jelas, merasa tidak dimengerti, merasa tidak disayang ortu, dan banyak lagi. Ini semua karena ada yang berubah di tubuh kita, perkembangan otak dan hormon. Memang sangat beruntung banget bila ortu mengingat masa remaja mereka, jadi memahami apa sesungguhnya yang terjadi. Beruntung punya ortu yang bisa sekaligus sebagai teman ya Mbak. Jadi anak-anak tidak perlu mencari solusi atas kegalauan mereka saat jatuh cinta di luar sana
Ngomel2 gitu nggak sih mba. Digangguin adiknya, udah gempar serumah, marah2 🥲
Udah terbuka suka dgn siapa dan ternyata orang yg disuka, sama2 suka. Haduuuh awalnya bingung. Cari2 artikel. Sampe skrg masi ngeri2 sedap tapi anak aku cerita dan terbuka, moga sampe ke depannya bgitu ya. Wah kakak hebat di pondok. Noted mbaa, banyakkin kegiatan positif yaa
Nasehat terakhir yang paling penting yaa. Jangan lelah untuk bertumbuh dan berkembang menjadi orangtua yang lebih baik.
Anak aku sebentar lagi remaja. Temen-temennya sih udah mulai pada suka-sukaan gitu, tapi anak aku nih belum keliatan tertarik dengan lawan jenis, ahaha. Mungkin udah ya di sekolah, tapi dia masih cuek dan masih mementingkan apa yang mau dia kerjakan dibanding memikirkan siapa yang suka atau siapa yang dia sukai, ihihi.
Bismillah, semoga dengan tau ilmunya gini, aku jadi bisa memberikan respon yang terbaik ke anak aku kelak kalau virus ini sudah mulai keliatan ada pada mereka.
Banyak PR ya mbk untuk urusan anak anak, apalagi yang memasuki fase remaja seperti ini. Jadi sahabat anak memang jalan terbaik ya, jadi bisa saling curhat dan terbuka kalo ada masalah. Makasih sharingnya mbk
Makasih Mak sharingnya, duuh iya nih remaja yang punya rasa merah jambu selalu mesem2 tuuh. Jadi teringat jamannya pernah muda yg malu2 kalo punya rasa ituu.
Btw, aku setuju kalo si anak remaja dijadiin sahabat yang bisa diajakin curcol seputar dunia jatuh cinta ini. Daan masih banyak PR teruus jadi orang tua. Semoga selalu memberikan yang terbaik .
Aamiin.
Mak Muna, bunda sdh jauh melewati rasa kehati-hatian ini, coz,cucu bunda sdh usia di atas 16an jd skrng tugasnya anak2 bunda hehe..Minta izin ya Mak Muna bolehkah bunda share link yg manfaat ini ke anak2 bunda? Please japri ya, KL boleh. Tq u a million tons Mak Muna.
Orang tua memang kudu ekstra banget sekarang ini, karena pergaulan anak sekarang tuh beda banget dari jaman kita. Selain anak sekarang tuh mengalami masa pubernya juga lebih cepat, jadi memang edukasi-edukasi seperti harus diberikan ya.
ABG-ku juga sudah mulai kena virus merah jambu.
Dan hal ini malah sering jadi sumber kelucuan bagi keluarga kami. Sebab si anak suka cerita ke kami sehubungan dampak virus itu. Kami bahkan tahu crush-nya si bocah hahaha. Saya pun dulu tipe yg malah berontak kalau dilarang keras. Jadi, menghadapi situasi ini, saya dan suami memilih untuk memahami perasaannya sembari menekankan batas, plus risiko bila menerabasnya. Risiko yang akan berdampak buruk bagi dia sendiri di masa kini maupun masa depan. Puji Tuhan, kami bisa berdiskusi dengan enak soal ini.
Masya Allah, memang benar semua aturan hidup bisa kita temukan dalam Al-Qur’an, ya. Sampai ada ayatnya agar kita memiliki daily planner. Jadi bisa sekalian sampaikan ke anak beserta ayatnya. Begitu pula dengan batasan-batasan pergaulan yang dianjurkan dalam islam, terutama ketika anak sedang masa puberty dan mulai terkena ‘virus merah jambu’.
Wah aku deg deg an nih
Anakku habis kini masuk usia remaja, untung uda baca artikel ini
Jadi bisa siap siap
Jatuh cinta itu fitrah. Kalau dilarang, malah mereka akan makin penasan. Jadi tugas orang tua memang buat mengarahkan ke arah yang benar. Masih remaja ini, emang lebih baik nyibukin diri, nyoba hal-hal baru juga
Semoga nanti pas anak2ku kenal soal jatuh2 cinta2an ini bisa cerita ke aku. gak kyk zamanku dulu pas masuk remaja, gk ada komunikasi ma ortu, untungnya sih aku sebatas naksir2an baee. Tapi kalau anak sekarang kan suka serem yaa.
Membangun komunikasi adalah koentji jd anak gak bakalan aneh2 dan kita bisa kasi pengertian. Yes banyakin kegiatan juga bisa jadi pilihan ya thx sharingnya.
Jatuh cinta berjuta rasanya hihi… ini proses pendewasaan anak jadi gak papa cuman metika pacaran emang penting banget buat tau batasan batasan norma.. tugas ortu buat ingetin nih
Hal pertama yang patut disyukuri ketika terkena virus merah jambu adalah anak normal, sesuai dengan fitrahnya. Kalau laki-laki tertariknya dengan perempuan atau sebaliknya. Kemudian memang yang jadi perhatian adaah kedekatan dan komunikasi kita sebagai orangtua. Jangan menggurui karena sebenernya mereka tengah bingung dengan perasaan mereka apalagi dicekokin banyak nasihat ya..
Menunggu momen yang tepat untuk mengobrol dan aku setuju banget untuk membawa si virus ini ke arah yang positif seperti menjadi penyemangat belajar atau lebih aktif beraktivitas di bidang yang disukainya.
Iya repot memang ya saat anak mulai tertarik sama lawan jenis. Kalau aku sendiri gak ingin anakku sungkan bercerita, jadi kadang kalau dia ga cerita, aku ga maksa. Cuma ya ngasih tahu batasan batasan pergaulan dengan anak laki laki
katanya menghadapi anak usia remaja itu memang berat banget ya, mbak. mana pergaulan sekarang juga ngeri banget euy. semoga saja saya bisa membimbing anak-anak agar tetap berada di koridor agama dalam hal hubungan dengan lawan jenis ini
Diusia remaja emang lagi banyak penasarannya, pwnasaran gimana dekat sama lawan jenis kadang timbul tiba². Perasaan suka yg kerap ganti orang klw ketemu yg lebih dari yg sebelmnya
Sebagai orang tua, kita juga harus belajar bagaimana bersikap saat anak remaja mulai jatuh cinta ya..terlebih anak2 tumbuh di jaman yang berbeda dengan kita.
wah mak aku seneng baca artikel ini. aku juga nih sedang menghadapi remaja yang sedang jatuh cinta. dan aku yakin semua orangtua akan melewati fase ini. yang penting memang harus ditekankan aturan agama yang kuat
Jadi ingat dulu waktu SMP dan SMA, SMP yang dekat dari rumah ditambah lagi guru2 kenal sama bapak jadi berasa di pantau jadi gak berani aneh2 huhuuu pernah suka sih sama lawan jenis tp sebatas itu saja, waktu SMA sibuk dengan organisasi. Saya sepakat dengan mbak sebaiknya remaja disibukkan dengan aktivitas yang positif jadi perhatian mereka teralihkan kesana. Gadget juga dibatasi penggunaannya karena skrg pengaruh nya luar biasa banget. Dan yg paling penting adalah bekal Agama, itini yg utama.
Iya kudu jadi sahabat yang baik buat anak ya biar mereka berani cerita apa saja pada kita, tanpa takut dihakimi atau diceramahi..makasih banyak ya artikelnya bagus banget…jadi referensi buatku nih..
Sharing parenting yang sangat bagus sekali nih Kak. Semoga besok kalo aku diberkahi anak bisa dipraktekkan ilmunya kelak mereka menginjak usia remaja.
Ini reminder juga buatku nanti. Anakku memang blm melewati fase ini, tapi pasti akan. Dan aku belajar juga dr kesalahan dulu, di mana ortuku keras banget soal begini, bisa dibilang militer banget mba. Tapi itu malah bikin aku JD pemberontak, malah penasaran, dan diam2 ngelakuin.
Ga mau sih anakku JD begitu. Didikan terlalu keras aku rasain sendiri malah bikin anak menjauh dari ortu.
Memang zaman skr komunikasi dengan anak itu hrs 2 arah yaa. Dan tempatkan posisi kita sebagai temannya. Supaya dia mau terbuka.
betul mbak makanya membangun komunikasi 2 arah harus sejak dini jadi ketika masa2 galau dan jatuh cinta datang kita sudah unya ola komunikasi yang baik. ngeri soalnya anak sekarang kita ga mau anak2 terjerumus dalam ergaulan yang salah