Title : The Travelling Cat Chronicles
Original Title : 旅猫リポート
Author : Hiro Arikawa
Paperback, 364 pages
Published May 2019 by Haru Media (first published November 1st 2012)
ISBN13 : 9786025385858
Edition Language : Indonesian
Assalamualaikum Sahabats …
Udah lama ya nggak nge-review buku. Kali ini aku mau mereview buku yang baru aja selesai kubaca, judulnya The Traveling Cat Chrnicles. Sebagai cat lover aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama sejak lihat covernya. Dan setelah baca ceritanya bisa dibilang novel karya Arikawa Hiro ini langsung punya tempat spesial di hati.
Novel ini mengisahkan persahabatan antara seekor kucing jantan dan pemliknya, Satoru. Uniknya PoV dari cerita diambil dari sudut pandang Nana chan, si kucing. Jadi sepanjang membaca novel ini kita seperti diajak menyelami pemikiran dan perasaan seekor kucing.
Kucing si tokoh utama adalah kucing liar yang diselamatkan oleh Satoru dan akhirnya dipeliharanya karena mengingatkan Satoru akan kucing kesayangannya sewaktu kecil. Satoru menamakan kucing jantan ini Nana (yang sebenarnya nggak disukai si kucing karena terlalu aneh untuk nama kucing jantan) karena ekornya yang bengkok dan membentuk angka 7. Dalam bahasa Jepang, Nana artinya 7.
Blurb
Aku adalah seekor kucing.
Dia adalah seorang pemuda penyuka kucing.
“Kau selalu tidur di sini?”
Kenapa mau protes?
“Manisnya ….”
Memang. Banyak yang bilang begitu.
“Boleh ku sentuh ?”
Maaf saja, tidak boleh.
Kukira dia hanya akan jadi satu dari sekian banyak orang yang cuma lewat dalam kehidupanku sebagai kucing liar.
Akan tetapi, dia menyelamatkan nyawaku.
Sebagai gantinya, aku biarkan dia memeliharaku,
Karena aku kucing yang manis.
Setelah lima tahun kami bersama,
Satoru harus mencari orang untuk mengadopsiku
Karena satu dan lain hal.
Maka, kami berdua pun memulai sebuah perjalanan panjang mengendarai mobil wagon perak kesukaanku ke berbagai penjuru negeri untuk menemui teman-teman lama Satoru.
Akan tetapi, ada satu hal yang Satoru sembunyikan dariku….
Review The Traveling Cat Chronicles
Novel ini mengisahkan perjalanan antara dua orang sahabat, Satoru (pemilik kucing) dan Nana mengelilingi Jepang untuk menemukan orang yang mau mengadopsi Nana. Awalnya Nana adalah kucing liar yang sering tidur di atap mobil Satoru yang berada di parkiran apartment nya. Hingga suatu hari Nana mengalami kecelakaan dan diselamatkan Satoru. Sejak itulah Satoru yang penggila kucing mulai memeliharanya.
Nama Nana, diambil dari bentuk ekornya yang bengkok dan membentuk angka 7 (dalam bahasa Jepang Nana artinya angka 7). Nana mengingatkan Satoru pada kucing yang dulu pernah dipeliharanya semasa kecil, Hachi namanya.
Hachi adalah kucing kecil yang ditemukan Satoru sewaktu masih SD di atas bukit dekat rumahnya. Kucing kecil berwarna putih tapi di wajahnya ada dua tutul besar dan ekornya bengkok berwarna hitam.
Selama 5 tahun Nana tinggal bersama Satoru hingga suatu hari Satoru mengatakan harus melepas Nana karena sesuatu hal. Pada awal cerita belum dijelaskan nih alasan Satoru harus merelakan Nana padahal bisa dibilang Nana adalah separuh hidupnya. Demi mencarikan orang yang mau mengadopsi Nana, dimulailah petualangan mereka bersama wagon perak milik Satoru.
Tema pertama yang mereka kunjungi adalah Kousuke, teman SD Satoru yang kebetulan saat itu sedang ada masalah dengan istrinya. Selanjutnya, Satoru dan Nana mengunjungi Yoshimine, teman Satoru saat SMP dan sekarang bekerja sebagai petani. Terakhir pasangan Sugi dan Chikako, teman terdekat Satoru pada masa SMA yang tinggal tdak jauh dari gunung Fuji dan punya penginapan yang memperbolehkan pengunjung datang membawa hewan peliharaan.
Kisah tentang Persahabatan Sejati
Secara garis besar, novel ini dibagi jadi dua bagian. Pertama adalah kisah Satoru dan Nana. Kemudian bagian kedua adalah cerita petualangan Satoru dan Nana mencari orang yang mau mengadopsi Nana.
Seperti yang sudah kusinggung di atas PoV nya dari sudut pandang Nana, si kucing yang dari deskripsinya digambarkan sebagai kucing yang songong. Kucing jantan pemberani yang meskipun sudah jadi kucing rumahan masih tidak melupakan naluri kucing liar dalam dirinya. Celetukannya bikin gemesh dan jadi hiburan tersendiri saat menyelesaikan novel ini.
“kucing adalah mahluk yang menentukan kesukaanya sendiri, rendah kemungkinannya kami akan menyukai apa yang kau suguhkan.” (Hiro 2015: 302)
Bahasa yang digunakan sederhana tapi manis, ringan tapi sangat menyentuh di hati. Alur maju mundur yang dipakai penulis membawa lebih mengenal Satoru melalui penggalan kehidupannya. Semasa SD Satoru kehilangan orangtuanya sehingga harus diasuh oleh adik ibunya yang pekerjaannya berpindah-pindah kota. Awalnya berasa sedih sih membayangkan Satoru kecil yang orangtuanya meninggal, tanpa saudara bahkan harus dipisahkan dari kucing kesayangannya.
Tapi disepanjang buku pembaca diajak melihat kehidupan Satoru yang ternyata dipenuhi sahabat yang menyayanginya dan ternyata dia merasa hidupnya bahagia. Saking cintanya sama Nana dia berusaha mempertemukan Nana dengan para sahabatnya dan memastikan mereka bisa memelihara Nana dengan baik.
Tapi ternyata Nana menolak semua teman yang dikenalkan Satoru, bukan karena nggak suka, tapi karena Nana yakin selamanya Nana adalah milik Satoru dan Satoru sebenarnya nggak rela untuk melepas Nana.
Sudut pandang kucing di novel ini membuat penggambaran setting jadi unik. Kebayang kan, kucing yang seumur hidupnya paling cuma hidup di dalam rumah atau paling banter ke klinik dokter hewan, tapi Nana bisa melihat pedesaan, laut, bahkan pegunungan. Semua digambarkan dengan sederhana tapi indah.
“Hei Satoru.
Sejak kita memulai perjalanan ini, aku sudah melihat dua kota tempat kau dibesarkan. Aku sudah melihat desa yang penuh dengan sawah ladang. Aku juga sudah melihat laut. Kira-kira sampai perjalanan ini berakhir, berapa banyak pemandangan yang bisa kita lihat bersama, ya?” (Hiro, 2015: 164)
Ending yang Bikin Mewek Sekaligus Heartwarming
Kronik terakhir atau perjalanan terakhir membawa Satoru dan Nana ke Hokaiddo, kota terakhir dimana Satoru selanjutnya akan tinggal bersama bibi (adik ibunya) yang dulu mengasuhnya. Di bagian ini baru deh terkuak kalo Satoru mengidap tumor otak dan umurnya nggak akan lama lagi. Hiks …
Satoru yang makin lemah harus terus terbaring di rumah sakit dan akhirnya Nana memutuskan untuk kabur dari rumah dan tinggal di dekat rumah sakit. Jadi setiap kali Satoru keluar kamar dengan kursi roda, Nana akan langsung menyelinap dan menemui Satoru. So sweet banget.
“Aku adalah kucing satu-satunya milik Satoru dan Satoru adalah satu-satunya partnerku. Kucing berharga diri tinggi sepertiku takkan pernah meninggalkan partnernya. Demi terus menjadi kucing Satoru hingga akhir, aku tidak akan takut untuk kembali lagi menjadi kucing liar.” (Hiro, 2015: 336)
Happy ending apa nggak nih novel? Sok lah Sahabats beli dan baca sendiri bukunya. Cerita perjalanan yang manis antara dua sahabat ini bakalan bikin kita gemesh, ketawa, bahkan mewek sejadinya. Berasa emosi diaduk-aduk deh pokoknya.
Tapi aku jamin hati sahabat bakalan hangat ketika membaca persahabatan antara manusia dan hewan. Selama ini kita sering dengar atau baca buku tentang kesetiaan anjing tapi ternyata kucing juga nggak kalah setia lho.
Ketika mereka sudah menemukan partner yang pas, kucing juga akan menyayangi pemiliknya sepanjang hayat. Seperti cintanya Nana pada Satoru. Begitu pun, hingga akhir hayat Nana, Satoru selalu ada di sampingnya.
Sepanjang baca buku ini jadi teringat kucing-kucing yang pernah kupelihara sejak kecil? Apa kabar mereka di surga? Semoga bahagia ya. Dan Semoga Mueeza juga bisa sayang sama aku, seperti Nana mencintai Satoru. Persahabatan antara manusia dan hewan memang selalu spesial ya? 🙂
Oya Sahabats, waktu browsing-browsing aku baru tahu kalo ternyata novel The Traveling Cat Chronicles ini sudah difilmkan lho. Aku belum nonton sih tapi udah masuk wish list nih. Insyaallah segera kucari dan download filmnya untuk teman weekend ini.
“Ah, kita sungguh-sungguh telah melihat banyak hal, ya.
Kota tempat Satoru dibesarkan.
Tunas-tunas hijau yang tertiup angin di taman. Suara deburan ombak laut yang menakutkan.
Kapal feri besar yang bisa menelan sangat banyak mobil di dalamnya.
Dataran Hokkaido yang luas membentang kemana-mana.
Bunga ungu dan kuning yang tumbuh dengan tangguh dipinggir jalan.
Juga padang rerumputan susuki yang seperti laut.
Kuda yang merumput.
Deretan pohn birch putih yang berdiri dengan indah
Dua buah pelangi yang sangat teramat besar dengan kaki yang menancap ke atas tanah.
Laut, yang terlebih lagi, senyuman dari orang-orang yang kucintai.”
(Hiro, 2015: 362 – 363)
Wah aku jadi baru tahu nih kalau kucing bisa punya kesukaan sendiri ya, sepertinya membaca bukunya menyenangkan bisa buat me time juga
Astaga. Sudut pandang yang diambil ini menarik. Dari seekor kucing. Yang notabene cuma bisa ngeong-ngeong. Ini sih keren. Aku pingin baca juga euy…
So sweet gini sih kisah persahabatan Nana dan Satoru. Kebayang bakalan haru ketika masuk ke endingnya ya karena ternyata Satoru sakit parah. Jadi ingat jaman aku kecil dulu, kucingku kan banyak banget ya, ketika ada yang nakal sering makan ayam peliharaan bapak, kucing itu dibuang jauuuh dari rumah. Eh lhaa bisa balik lagi. Ternyata itu menggambarkan kesetiaan kucing tersebut. Biar aja dibilang nakal, dia cukup punya harga diri untuk menunjukkan bahwa aku tuh kucingmu loh gan… gitu kalik ya.
Duuh..aku terharuuu.. Eh, beneran nih. Separuh terakhir review ini -dengan cuplikan2 POV Nana- membuat mataku basah. Seoertinya ink memang buku yg baguuus.. Trmksh sdh mengenalkan buku ini, Muna..
PoVnya unik nih… Jd pengin baca juga bukunya. Penasaran sebagus apa ceritanya sampai dibikin filmnya. Blm ada bukunya cari filmnya aja dulu kali ya…
Langsung pengen cari di gramedia digital ada gak ya. Keren racikan ceritanya. Aku juga suka kucing sejak kecil dan pelihara sampe beranak pinak jadi 32 ekor mom
Ya ampun, aq sering baca d webtoon judulnya unis dg pov si kucing oren gendut, ini ada novel dg pov kucing si Nana, jd pengen bacaa, pasti gemoy bgt
Lah kok sad ending. Bikin mewek pas baca bagian terakhir. Ya ampun setia banget Nana menemani Satoru hingga akhir.
Aku penasaran dengan sudut pandang dari si kucing. Hebat penulisnya bisa menyelami dunia kucing. Unik banget bukunya. Penasaran pengen baca.
Xixixi..geli juga bacakucing dan celetukan soal makanan kesukaannnya. Aku rekomendasiin film ini ke adikku ah…dia penyuka kucing soalnya, sampai di rumah ada beberapa ekor kucing yang dipelihara. Beberapa aksesori di rumah juga bergambar kucing saking cintanya sama kucing
Eh gambar kucing dalam flyer yg nya kepala hitam itu mirip kucing kami di rumah, si comot namanya. Tapi comot betina. Kalau Nana sepertinya jantan, ya?
Duh penasaran banget sama jalan ceritanya.
Menarik mba review nya Novel The Travelling Cat Chronicles jadi mau Tau ending nya. Bener ya kalau Kita sayang sama kucing imbasnya pasti nyata bnget ke Kita.. jadi Kangen kucingku Hiro yg pergi dari rumah
Kucing Juga perasaan sayang intinya ya…
Ngikik diriku di bagian ini, Mbak:
“kucing adalah mahluk yang menentukan kesukaanya sendiri, rendah kemungkinannya kami akan menyukai apa yang kau suguhkan.”
Memang songong ya wkwkwk.
Unik nih novelnya, belum pernah saya dapati novel yang mengambil pov dari sisi kucing dan ceritanya mengenai isi pikiran dan perasaan si kucing.
sudut pandang dari novel ini sangat menarik banget sih. sudut pandang dari seekor kucing kayak waw gituloh unik banget. belum pernah aku nemu novel yang kayak begini. serius aku pengen baca deh novelnya kayaknya seru banget. sesekali merasakan jadi seekor kucing ye kan wkwkwk
dalam hati : wah bisa mewek nih endingnya (sambil trus scrol baca) eh beneran dong disebut bakal mewek.
Tapi unik ya, dari sudut pandang si kucing. Dan s penulis bisa aja menyelami perasaan kucing. Buat penggemar kucing cocok banget sih ini, eh gak mesti penggemar kucing sih, penyayang hewan udah pasti pas dengan buku ini. Dan kalau gak punya hewan pun bisa tetap menikmati buku macam ini, karena bahasanya ringan.
Wow, sungguh persahabatan yang indah antara manusia dan kucing. Sungguh menginspirasi dan mengharu biru. Penasaran dengan endingnya euy..
So sweet banget jadi pengen membacanya.
Kucing juga seperti manusia kalau ketemu patner yang pas bakal rela melakukan apa saja demi sehabatnya.
Ide buku ini sungguh menarik, Mbak Muna. Persahabatan manusia dan kucing. Sejak Nana dipelihara dan terpaksa dilepaskan karena Satoru sakit. Iya aku ikut terharu membaca ending kisah mereka. Nah cerita perjalanannya sendiri dengan mobil wagon menemui sahabat-sahabat Satoru pasti menarik juga nih. Jadi pengen ikutan baca
Sebagai pecinta kucing, pastinya saya suka sekali dengan novel yang menggambarkan kisah kehidupan seekor kucing, kayaknya seru ya…
Pecinta kucing biasanya berat sekali kalau harus berpisah dengan kucing peliharaannya, apalagi sudah 5 tahun, tapi ternyata Satoru punya alasan tersendiri ya.. sediih!
Baca resensinya aja aku sudah terharu. Kucing memang peliharaan yang istimewa ya mbak. Dia pasti sayang bangt sama pemiliknya. Anak keduaku juga suka banget sama Kucing.
Kisahnya bener-bener bikin hati heartwarming yaa..
Aku jadi ingat anjing yang menunggu di stasiun, kisah Hachiko.
MashaAllah yaa..
Hewan dengan kesetiaannya bisa membuktikan cintanya melalui perbuatan yang menghibur majikannya.
Jadi sampai terakhir pun, Nana tidak diadopsi yaa..
Menarik ya novelnya apalagi ambil sudut pandang seekor kucing. Kayanya aku baru Nemu yang kaya gini. Mungkin bakal cek filmnya dulu kali ya karena list bacaanku banyak
Wah cerita dengan POV si kucingnya ya, jadi ngerti gimana isi hati si kucing.
Kucing dan anjing itu kalo udah setia dengan pemilik atau yang ngerawat bakal gak mau kalo dikasih ke orang ya, Muna. Kayak tetanggaku ada yang kalo belanja itu kucingnya selalu ngikut. Anak-anakku, terutama yang bungsu pengen banget ngerawat kucing. Tapi aku takut sama kucing, jadi ya ngalah deh dia
Jadi pengen baca novelnya langsung deh mbaaa The Traveling Cat Chronicles ini. Bapernya gaberkesudahan kalo udah perkara kucing sama manusia, huhu. Pernah ditinggal pergi sama kucing, sedihnya susah move on
Kayaknya aku pernah baca komiknya deh mbak, cuma lupa apa sama dengan novel ini, tentang persahabatn kucing dan pemiliknya juga, namanya satoru juga kayaknya hihi jadi pengen bongkar buku jadinya nih haha btw makasih reviewnya ya. Jadi penasaran sama novelnya nih. Btw makasih juga rekomen filmnya
Menarik juga plot novel ini. Jadi ngebayangin kesongongan kucing jantan liar ini. Nama Nana memang agak aneh sih ya buat seorang hewan, wajar aja kalau sebel si kucing ini.
Baca ini jadi teringat quote kucing yang bertebaran di internet, baik yang funny maupun yang menyentuh seperti:
“Never trust a man who doesn’t like cats!”
“Cat choose us, we don’t own them”
“What greater gift then the love of cat”
Well,
Sepertinya aku harus membaca nih novel the travelling cat chronicles.
Menikmati perjalanan mereka.
Ya ampun, baca blurbnya kok udah sweet banget. Baca ini langsung menyelami dunia kucing, gitu kali ya kalo jadi kucing sama kayak manusia gitu hahahaha.
Menarik banget ini mbk bukunya, pingin baca euy
nah, ada filmnya kaan? pantesan pas baca judul novelnya aku jadi teringat kayak pernah baca judul film gitu. berhubung aku lagi malas baca buku, kayaknya aku nonton filmnya aja deh kak untuk merasakan persahabatan nana dan sitoru.
Nah waktu baca review awal mbak, aku inget pernah nonton cuplikan filmnya di tiktok. Pemiliknya akan meninggal jadi menitipkan kucingnya ke orang lain. Eh ternyata benar cerita itu yang dimaksud. Saya tertarik juga nih untuk nontonnya yang sub indo tentu saja hehe
Ih, unik ya novelnya. Mana pake POV si kucingnya. Jadi kepengen nulis juga nih cerita kayak gini. Walopun buat diri sendiri dan gak dipublish. Hehehe. Semoga bisa deh aku nulis POV begini. Btw, bagus bukunya. Jadi kepengen baca. Sedih ya endingnya.
Persahabatan manusia dan hewan juga bisa begitu dekatnya ya?
Ternyata hal sederhana ini bisa jadi ide cerita yg menarik dgn sudut pandang yg unik oleh penulisnya. Keren!
Sweet banget yah dunia kucing gitu bisa jadi sahabat dengan manusia, jadi aq inget liat binatang peliharaan Shanaz haque sama anjingnya begitu sayang banget pas anjingnya ada yg meninggal