Assalamualaikum Sahabats π
Lebaran kemarin alhamdhulilah bisa mudik ke Banda Aceh tercinta. Seperti biasanya kalau sudah di Aceh, hanya duduk di rumah aja kok rasanya rugi besar, secara banyak banget tempat keren dan makanan yang yummy. π Jadilah setiap harinya kami beredar kesana kemari berburu tempat makan enak atau tempat asyik yang belum sempat kami singgahi.
Setelah dua hari muterin Banda Aceh, si abang ngajakin singgah ke Takengon. Wuih β¦ tawaran yang nggak mungkin banget di tolak Momtraveler. Kebetulan juga ada sepupu abang yang tinggal di Takengon, jadi selain silaturahmi, kita bisa nebeng nginep juga #modus. π
Perjalanan dari Banda Aceh memakan waktu sekitar 7 jam. Untungnya jalan raya di seantero Aceh halus dan mulus banget, udah gitu sepi pula jadi lancar jaya lah perjalanan kami. Hanya beberapa kilometer aja yang rusak itupun sudah dalam tahap perbaikan. Memasuki Kabupaten Bener Meriah jalanan mulai berkelok-kelok. Di satu sisi jurang, di sisi lainnya gunung dengan batu-batu yang super duper jumbo. Kebayang nggak sih kalo batu itu tiba-tiba terjun bebas. Hiiiβ¦ naudzubilah. π Setelah melewati Kabupaten Bener Meriah, kota Takengon pun di depan mata. Sepanjang jalan berkelok sudah mulai terlihat perbukitan cantik, udara pun sudah mulai berganti udara pegunungan yang sejuk. π
Takengon merupakan bagian dari Aceh Tengah dan termasuk satu-satunya kota di Aceh yang terletak tepat di bawah bukit. Udara di kota ini masih sangat segar dan dingiiiin banget, apalagi kalo malam. Kalau musim hujan minyak goreng pun bisa membeku saking dinginnya lho. Sebagian besar penduduknya bersuku Gayo dengan penghasilan utamanya kopi. Tahu dong ya kopi Gayo? Ketenaran kopi Gayo sudah mendunia banget karena memang aroma dan rasa kopinya yang juara banget. π
Selain hasil buminya yang kaya, Takengon juga punya satu tempat wisata yang indah banget. Namanya Danau Laut Tawar. Danau ini, asal muasal terjadinya sama seperti Danau Toba, yaitu merupakan sisa ledakan sebuah gunung berapi. Danau Laut Tawar ini berputar mengelilingi kota Takengon. Subhanallah cantiknya, apalagi kalau dilihat dari puncak gunungnya. Kereenn π
Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00 kami sudah siap menjelajahi Danau Laut Tawar. Menurut kakak sepupu abang, kalau hari minggu Danau Laut Tawar penuh pengunjung. Jalanan yang super sempit bisa macet saking padatnya, jadi lebih pagi lebih baik. Apalagi sorenya kami harus lanjutkan perjalanan ke Lhokseumawe, jadi kami harus cabut dari Takengon siang itu juga. π Nggak pakai mandi dulu karena airnya duingin banget kaya es.
Cukup bersih-bersih, sikta gigi, dandan yang cantik, pakai baju, mandi minyak wangi terus capcus dyeh. π Jangankan kami yang pendatang, penduduk aslinya aja nggak kuat mandi air dingin dan lebih memilih mandi air hangat atau mandi siang hari. Jadi kami pun nggak merasa berdosa karena absen mandi pagi itu hehehe. π
Seperti apakah Danau Laut Tawar dari dekat? Cantiik bangeeett. Airnya jernih dan sejuk, bawaannya jadi pengen nyemplung. Sepanjang jalan banyak tempat yang bisa dijadikan tempat bersantai. Ada yang sudah dikelola penduduk setempat (jadi harus bayar) dan ada juga yang bebas digunakan walaupun posisinya agak sedikit menyusahkan.
Piknik bersama keluarga, bawa bekal yang hangat-hangat dari rumah sambil menikmati indahnya Danau Laut Tawar itu sesuatu banget. Sayang seribu sayang, pagi itu suasananya mendung banget jadi foto yang kami ambil kurang maksimal. Sedih banget saat melihat hasil foto yang kami ambil di Danau Laut Tawar, padahal entah kapan lagi bisa balik ke Takengon lagi. Hiks π
Kalau sudah puas menikmati keindahan Danau Laut Tawar jangan lupa pulangnya mampir ke Gua Putri Pukes. Terjadinya Gua Putri Pukes ini diambil dari sebuah legenda yang diceritakan turun temurun oleh warga Takengon. Ceritanya zaman dahulu ada seorang putri bernama Putri Pukes yang akan menikah oleh seorang Pangeran dari negeri seberang. Kedua orangtua sang putri tidak menyetujui pernikahan anaknya, tapi si anak cinta berat sama sang pangeran dan memilih tetap menikah. Akhirnya sang ibu berpesan, βSaat kau meninggalkan kerajaan ini, jangan sekali-kali menoleh kearah kami lagi.β
Sang putri galau dan sedih luar biasa, bingung memilih antara cinta pangeran atau kasih kedua orangtua. Reflex sang putri pun menoleh kearah orangtuanya, Putri Pukes pun akhirnya berubah menjadi batu. Batu itu terus mengeluarkan airmata sehingga membanjiri kota Takengon. Jadilah Danau Laut Tawar itu. Batu sang putri kemudian diletakkan di dalam gua yang ada di atas bukit. Katanya sang pangeran juga berubah jadi batu. Patungnya ada di puncak gunung, jauh lebih tinggi dari goa Putri Pukes.Percaya atau tidak, legenda itu menjadi salah satu cerita kebanggaan warga Takengon. Dan selama Danau Laut Tawar masih ada, rasanya cerita itu akan terus abadi.
Daripada mikirin cerita Putri Pukes yang tragis mendingan menikmati keindahan Danau Laut Tawar deh. lebih asyik lagi ditemani secangkir kopi Gayo sebagai penghalau udara dingin. Jangan lupa singgah ke Takengon ya kalau liburan ke Aceh.
Happy traveling. π
Perjalanan selama 7 jam memang melelahkan, tapi kalau pemandangannya indah2 seperti itu pasti gak ada ruginya. Oh, ya. Sepulang dari Takengon, jangan lupa oleh-olehnya (kopi Gayo), Mak, he-he.
Aak kirain baju pink putrinya hohoho
Ada danau, ada gua, ada bukiiit… Komplit banget ya Aceh ini mak? Jadi pengin ngibrit ke sono, euy
takengon memang indah,udaranya yang segar,dinginnya membuat jarang mandi kalau sy ke takengon,karena sy tinggal di kualasimpang yang cuacanya panas
Udah nyampek Takengon aja nih Kak Muna…. Keren! selain kopi banyak juga alpukat, jeruk dan sayur2an yang segar2… Kalau saudara dari Takengon datang ke rumah di Beureunun dulu biasa pasti bawain itu. π
Happy always ^^
makkkkk,,,indah banget yak,,,jalan2 terus deh,,senengnya jadi emak Muna,,,,
wah,indah banget ya mbk….putri pukesnya yg pake baju pink yaaa π
Wah indah sekali Takengon…sering dengar namanya tapi baru lihat pemandangannya.
memang kalah pamor dibanding Banda Aceh mak, tapi sebenernya nggak kalah cantik π
Ngiri deeeeh sama Mak Muna nih, jalan-jalan muyuuu…
hihihi… alhamhdulilah mbak.
kemarin dirimu juga jalan2 gratis ke Bali kan, asyik nya π
Cakep yak…pengen kesana lagi…tapi ngebayangin jauhnyaaa…
tinggal naik montor mabur wae mak … nggak capek π
cantiiiknyaaaa…doakan aku segera menjejakkan kaki di bumi indah ini ya maaak…harus sabar menanti, tapi Aceeeeh..tunggu akuu..nice article π
ntar balik dari US keliling Indonesia dilanjut lagi mak.semangat π
Mak Muna kisah travellingnya selalu berhasil bikin aku pengen kesana suatu waktu. kelak kalau Allah memberikan rejeki. sekarang, ikut menikmati saja dulu lewat penuturan Mak Muna dan gambar-gambarnya yang membuat decak kagum terhadap ciptaanNya. Mudah-mudahan komen ini bisa masuk ya..(hiks.., beberapa kali enggak bisa-bisa masuk terus)
alhamdhulilah berhasil masuk nih mak. aku doain mak Santy dan keluarga bisa traveling ke Aceh ya π
ealaaaahhh…takkiro Putri Pukis yg pink itu hihihiii…
Baru tau euy legenda Danau Laut Tawar itu. Saingan ya ama legenda Rawa Pening π
hahaha… repot nek ga oleh tolah toleh ya, pegel!! π
Masyaallah…. indah banget makkkk… 7 jam rasanya tidak sia-sia bila bs melihat ciptaan Allah yang begitu indah ya makkkk….
alhamdhulilah ga kerasa capek mbak kalo traveling, semangat mo lihat ciptaan Allah nan indah π
Nadia msti menggigil yo, Mba. Katisen. . .
Asal muasal danaunya maknyes banget. . .
Foto Putrinya keliatan kok.
Jangan pernah noleh ke belakang!!! π
hihihi… makanya jangan suka tolah toleh.. maju terus pantang mundur!!! π
Wah subhanallah kmbali terpesona sama Takengon kapan yax bisa nyampe situ…..suka sekali jalan”nya… kisah putri itu kayak kisah kaum nabi luth itu y mbak gara” noleh ke belkang kena azab deh hehe…. suka sama danaunya juga…tapi mandinya jng absen terus” an ya mbak hehehe
hahaha… absen mandi cukup sekali itu aja, tapi nggak tau juga kalo lama di Takengon. bisa musuhan ma air terus π
Lumayan jauh juga ya dari Banda Aceh.
huum mbak..tapi enak disana jalannya muluss smua ga kaya di Jawa π
Gayo udah terkenal idnahnya ya…, seindah sulamannya yang elok itu..
sempat cuci mata di pengrajin sulam Gayo mak?
alhamdulillah silaturahmi bisa sekalian wisata ya..
sayangnya ga sempet kak π padahal pengen banget liat sulaman khas Gayo. selama ini baru liatnya sulaman Aceh. moga2 someday bisa ke Takengon lagi π
Pesona alam yang menyegarkan mata Mak.
Kapan bisa kesitu???huhuhu
aku doain bisa nyampe Takengon mak π
postingan travelling selalu memanjakan mata dengan gambar2nya…asik nih mak muna jalan2 aja, saya tiap niat travelling kendalanya ga cocok sama jadwal kerja suami, padahal saya siap kapan aja krn irt heheh
ya harus janjian dong mak. menyempatkan cuti untuk traveling bareng keluarga π
Waow alamnya masih asli dan indah, tapi patungnya engga mirip puteri banget π
Ternyata Takengon demikian indah setelah melihat foto-foto di posting ini, mbak.
Salah satu teman kuliah saya asli orang Takengon. Sayang saya belum pernah berkunjung kesana…
Salam,
Ya_takengon memang adalah kota yang indah ,,di takengon lah tempat tinggal saya ,_tapi sekarang saya hanya bisa balik 1 tahun sekali karna saya merantau jauh meninggalkan orang tua dan adik2 di sana
Wah asli takengon ya bang? Salam kenal ya..kota yg indah dan ngangenin π
berapa yaa ongkos transportasi Takengon – Banda Aceh? atau sebaliknya. rencananya april akan menyisir sumatera
wah asyiknya yang mau keliling Sumatra π
saya kurang tahu pasti kalau naik transportasi umum berapa mbak, tapi banyak kok pilihan bus Banda – takengon. Naik yang bis malem aja mbak lebih nyaman. kalau naik mobil si kurang lebih 6 jam deh