Assalamualaikum Sahabats …
Salah satu tantangan terberat ketika harus mendidik dan mengajar generasi Z adalah tidak hanya menyampaikan materi baik, namun juga kreatif dan mengikuti trend. Mau nggak mau para guru dituntut lebih melek teknologi dan harus mampu membuat materi dan konten edukasi yang menarik, bahkan kalau perlu viral.
Semenjak pandemi dunia pendidikan mengalami banyak perubahan. Kami para guru “dipaksa” melek teknologi. Ruang kelas bergaya klasik harus berubah menjadi virtual dan semua kegiatan belajar mengajar harus bersinggungan dengan teknologi.
Masih inget banget di awal pandemi gimana riweuhnya perjuangan kami para guru. Harus belajar sambil jalan memahami berbagai aplikasi. Ditambah lagi mikirin caranya materi tersampaikan dengan baik sementara kita nggak bisa bertatap muka secara langsung dengan anak-anak.
Frankly speaking, awalnya agak stres juga. Tapi seiring berjalannya waktu mulai terbiasa dan mulai merasa nyaman dan terbantu dengan segala macam teknologi yang bisa kumanfaatkan untuk mendukung proses belajar mengajar.
Tantangan Mendidik Generasi Z
Lebih dari 10 tahun mengajar, makin ke sini aku makin merasakan perbedaan karakter anak-anak. Apalagi aku ngajar mahasiswa yang masuk kategori anak remaja dengan dunianya yang labil. Belum lagi ada dari mereka yang adabnya zonk dan bikin stk kesabaran menurun drastis.
Generasi Z adalah golongan anak-anak yang terlahir di tahun 1995-2000. Generasi ini terlahir di era derasnya arus informasi dan pesatnya perkembangan teknologi . Beberapa karakteristik generasi Z adalah pola pikir yang cenderung lebih kritis, lebih kreatif, dan lebih terbuka.
Saat ini para guru dan tenaga pengajar diharapkan mampu mengeksplorasi cara-cara belajar dengan tren terkini, terbuka pada diskusi, dan jauh dari kesan otoriter. Jadi model guru dan dosen killer udah nggak laku lagi Sahabats. Justru kita lah yang harus menyesuaikan gaya pengajaran dengan karakter generasi Z supaya mereka mampu menangkap materi dengan baik.
Konten Edukasi yang Kreatif dan Viral
Melihat karakter gen Z yang cenderung kreatif dan suka tantangan, beberapa tahun terakhir ini aku coba merombak silabus dan RPS mata kuliahku. Generasi Z biasanya cenderung menyukai gaya belajar visual. Mungkin karena mereka terbiasa menggunakan gadget sejak kecil ya.
Dari sini lah aku mulai memperbanyak materi pembelajaran berbasis video, infografis, atau ilustrasi, untuk membuat siswa tertarik. Ditambah mencoba berbagai games interaktif yang bikin mereka happy dan aktif bergerak. Tujuannya aku pengen anak-anak merasa nyaman belajar di kelas, termotivasi bahkan tertantang untuk mengerjakan tugas yang kuberikan dengan maksimal.
Supaya materi bisa tersampaikan dengan baik aku rajin browsing materi penunjang. Dari mulai bikin power point yang menarik, nonton film, berdiskusi mengenai video Youtube atau konten lain yang kuambil dari social media. Bahkan menantang mereka membuat konten edukasi yang kreatif.
Tips Membuat Konten Edukasi yang Viral
Dari sekian banyak konten video yang kugunakan, aku belajar beberapa point penting. Dipostingan kali ini insyaallah aku akan sharing tips membuat konten edukasi yang viral versi aku. Semoga bermanfaat ya.
1. Temukan Ciri Khasmu
Sekarang ini ribuan bahkan mungkin jutaan video diunggah setiap hari di dunia maya. Tapi hanya beberapa yang bisa viral bahkan long lasting. Dan mereka yang bertahan biasanya punya ciri khas tertentu. Terus gimana caranya menemukan ciri khas?
Manurutku sih balik lagi lihat ke dalam diri. Materi apa yang kita kuasi dan kita suka. Stick to it! Contohnya kalau Sahabats mengajar bahasa Inggris dan tertarik sama speaking skill, maka fokuslah di situ. Perdalam skill Sahabats, lihat contoh video yang sudah ada, kemudian kembangkan sesuai versimu. Insyaallah konten Sahabats akan lebih bermanfaat.
2. Temukan Kata Kunci dan Fokus
Sebelum membuat konten, baik tulisan, audio, maupun video pastikan Sahabats mengecek kata kunci di Google atau google Trends ya. Fungsi kata kunci adalah untuk membantu Sahabats fokus pada tujuan.
Kata kunci yang tepat akan menuntun Sahabats menemukan topik lainnya yang sesuai dengan niche Sahabats. Bahkan bisa dikembangkan menjadi beberapa konten tergantung kreativitas. Kata kunci juga sangat membantu penyebaran sehingga konten juga akan semakin terfokus dan menjangkau audiens yang memang tepat.
3. Ringkas
Balik lagi ke ciri khas gen Z yang suka sama segala sesuatu yang instant maka buatlah konten yang ringkas tapi fokus pada sasaran. Jangan melebar kemana-mana. Olah konten Sahabats menjadi bagian-bagian singkat dan mudah dicerna dalam durasi yang singkat.
4. Original
Jadi diri sendiri aja. Nggak perlu overthinking kalau konten yang kita bikin jelek atau nggak akan jadi viral. Balik lagi niat awal adalah membuat konten edukasi yang bisa membantu murid kita memahami materi dengan lebih baik.
Menjiplak karya orang lain is a big NO! Pesan apa yang akan sampai ke murid kita kalau sampai ketahuan konten yang kita buat menjiplak ide orang. Bismilah! Niatkan berbagi ilmu, selama kita maksimal bikin konten insyaallah ada jalan untuk viral. Atau minimal kita sudah membantu murid kita memahami materi.
5. Konsisten Tingkatkan Kualitas Kontenmu
Jangan pernah lelah upgrade skill Sahabats. Pelajari aplikasi dan semua hal yang bisa mendukung konten Sahabats.Upload konten secara rutin sesuai jadwal yang sudah Sahabats buat. Semakin tinggi jam terbang insyaallah kemampuan kita akan meningkat dengan sendirinya.
6. Start Now
Last but not least, jangan cuma berandai-andai atau sebatas niat mau bikin konten (iiihhh…. aku banget ini mah). Bismilah mulai dari sekarang! 🙂
Teruntuk para pendidik di luar sana. PR dan tugas kita mendidik generasi muda itu luar biasanya beratnya. Ada kalanya kita lelah dan merasa apa yang sudah kita lakukan nggak mendapat apresiasi seperti harapan kita. Bahkan semua usaha yang kita lakukan nggak sebanding dengan nominal yang kita terima.
Tapi percayalah semua jerih payah kita dilihat Allah kok. Dan akan dicatat sebagai amal jariyah akan akan menerangi kubur kita kelak. Semangat yuk … insyaallah kita bisa mencetak generasi muda yang tangguh iman, ilmu, dan akhlaq nya.